Berita Cilacap

Kecamatan dengan Julukan Lumbung Padi di Cilacap Ini Punya 2013 Hektar Lahan Pertanian

Memiliki lahan pertanian seluas 2013 hektar membuat Kecamatan Maos dikenal sebagai lumbung padi di Kabupaten Cilacap.

Pingky Anggraeni/Tribunbanyumas.com
Areal pertanian di Desa Mrenek Kecamatan Maos, Cilacap yang terserang gulma. Rabu (8/11). Saat ini gulma menjadi salah satu PR bagi para petani di Kecamatan Maos karena dapat menurunkun produktivitas padi. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, CILACAP - Memiliki lahan pertanian seluas 2013 hektar membuat Kecamatan Maos dikenal sebagai lumbung padi di Kabupaten Cilacap.


Selain karena luasnya areal pertanian, produktivitas yang dihasilkan pun cukup tinggi yakni berkisar 7,3 ton per hektar saat panen.


Hasil panen dari para petani di Kecamatan Maos ini disalurkan ke berbagai wilayah Kabupaten Cilacap untuk mengisi stok beras.


Hal itu disampaikan Koordinator Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Maos, Rokhmad Saifudin kepada Tribunbanyumas.com.


"Kecamatan Maos memang terkenal sebagai lumbung padi di Kabupaten Cilacap.
Produktivitas 7,3 ton per hektar termasuk tinggi karena memang tanahnya subur dan airnya mengalir, ada irigasi," kata Rokhmad.

Baca juga: Panas Proses Eksekusi Lahan di Kalikajar Wonosobo, Petugas Dihalangi Massa


Dijelaskan Rokhmad bahwa dari areal persawahan seluas 2013 hektar di Kecamatan Maos, dimusim kemarau saat ini sudah ada seluas 1700 hektar sawah yang ditanami padi.


Dari 1700 hektar tersebut, 400 hektar diantaranya akan segera panen. Seperti sawah-sawah di Desa Glempang, Panisihan dan Maos Lor. 


"Yang jelas di Desa Glempang dalam waktu 20 hari kedepan akan panen," ungkapnya.


Dikatakan Rokhmad, areal persawahan di desa-desa tersebut merupakan pertanaman musim ketiga dengan saluran irigasi yang lancar. 


Sehingga tidak heran apabila areal persawahan di desa tersebut begitu produktif walaupun ditengah musim kemarau.


Meski begitu kata dia, ada beberapa kendala yang dihadapi oleh para petani di Kecamatan Maos dalam menggarap sawah.


Selain dihadang hama dan penyakit, tanaman padi pun rupanya juga dibayang-bayangi gulma yang biasa mulai tumbuh dihari ketiga setelah tanam.


Walaupun bukan musuh utama, namun keberadaan gulma tentu menjadi PR bagi para petani untuk dapat mengendalikannya.


Karena diketahui keberadaan gulma itu akan sangat mengganggu produktivitas tanaman padi bahkan dapat turun hingga 15 persen per hektarnya.


"Sehingga harus dikendalikan karena kalau tidak dikendalikan jelas akan mengganggu produktivitas pertanian bisa turun sampai 15 persen per hektarnya," jelas Rakhmat.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved