Pilpres 2024

Netralitas Presiden Jokowi di Pilpres 2024 Dipertanyakan, Temui Relawan saat Kunjungan Kerja ke Bali

Pengamat politik sekaligus Direktur Lingkar Madani Indonesia Ray Rangkuti mempertanyakan netralitas Presiden Joko Widodo di Pemilu 2024.

|
Editor: rika irawati
Tribunnews/Jeprima
Presiden Joko 'Jokowi' Widodo menghadiri acara Gerakan Nusantara Bersatu Satu Komando Untuk Indonesia di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Sabtu (26/11/2022). Dalam kunjungan kerja ke Bali, Selasa (31/10/2023), Jokowi bertemu relawan pendukungnya yang tergabung dalam Arus Bawah Jokowi (ABJ). Pertemuan ini menuai sorotan lantaran dilakukan setelah Jokowi menyatakan netral di Pemilu 2024. 

TRIBUNBANYUMAS.COM JAKARTA - Pengamat politik sekaligus Direktur Lingkar Madani Indonesia Ray Rangkuti mempertanyakan netralitas Presiden Joko Widodo di Pemilu 2024.

Pasalnya, meski menyatakan netral namun di sela kunjungan kerja di Bali, Selasa (31/10/2023), Jokowi dikabarkan menemui relawan pendukungnya, Arus Bawah Jokowi (ABJ).

"Tidak perlu berbilang tahun, bulan atau minggu untuk melihat apakah Pak Jokowi dapat bersikap netral atau tidak dalam pilpres 2024 yang akan datang, mulai goyah," ucap Ray kepada Wartakotalive.com, Rabu (1/11/2023).

"Mengapa? Pertama, kunjungan presiden ke Bali merupakan kunjungan resmi kenegaraan. Maka sudah jelas, semua kegiatan yang tidak berhubungan langsung dengan aktivitas kenegaraan, tidak dapat dibenarkan," imbuhnya.

Baca juga: Sampaikan Pesan Netralitas saat Dijamu Makan Siang Presiden Jokowi, Anies Baswedan: Harus Percaya

Dia menilai, pertemuan Jokowi dengan relawan ABJ di Bali tentunya tidak tepat, terlebih saat dinamika politik sedang memanas.

"Demi dan alasan apapun, hal itu kurang dapat dibenarkan. Mengapa? Karena di dalamnya tentu ada pembicaraan soal politik nasional."

"Di mana, saat ini, presiden Jokowi berhubungan langsung secara emosional dengan perhelatan ini. Yakni, majunya Gibran sebagai cawapres," ucapnya.

Kenyataannya, kata dia, relawan Jokowi sudah menyatakan mendukung pasangan Prabowo-Gibran.

"Maka, apakah pertemuan itu karena mereka relawan Jokowi atau karena mereka adalah pendukung Prabowo-Gibran?" ucapnya.

Ray berharap, sikap netral yang dinyatakan Presiden, tidak hanya berhenti di meja makan, saat menjamu tiga bakal calon presiden (capres).

"Tapi, benar-benar terlihat di dalam tindakan sehari-hari. Amat penting bagi bangsa ini menjaga agar presiden benar-benar dapat bersikap netral," jelasnya.

Baca juga: Pilih Bungkam, Presiden Jokowi Tak Mau Respon Kekecewaan Elite PDIP Soal Gibran Bacawapres Prabowo

"Sebab, sukses pemilu/pilpres bukan saja karena aturan dijalankan tapi juga tergantung pada kepercayaan masyarakat atas prosesnya."

"Mengelola pemilu/pilpres itu berdasar kepercayaan. Bila masyarakat memiliki keraguan atas prosesnya, hal itu bisa mengundang delegitimasi atas hasilnya," katanya.

Seperti diketahui, Presiden Jokowi menyatakan dirinya netral dalam Pilpres 2024 meski putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka, maju sebagai bakal cawapres Prabowo Subianto.

Bahkan, Jokowi juga mengajak aparatur sipil negara (ASN) di jajaran pemerintahan, menjaga netralitas mereka dalam gelaran Pemilu 2024. (wartakotalive.com/Yolanda Putri Dewanti)

Baca juga: Prabowo Kunjungi Erick Thohir dan Makan Bareng Keluarga, Apa yang Dibahas?

Baca juga: Hoaks di Medsos Meningkat 9 Kali Lipat Jelang Pemilu, Pj Gubernur Jateng Minta Warga Saring Berita

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved