Berita Semarang

Terungkap Penyebab Luka di Dubur Bocah Perempuan yang Meninggal di Semarang, Disodomi Paman

Bocah perempuan di Gayamsari Kota Semarang meninggal dengan luka di anus dan kemaluan karena diperkosa paman.

Penulis: iwan Arifianto | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS/IWAN ARIFIANTO
Ari Yulianto (22), tersangka kekerasan seksual terhadap keponakan berumur 7 tahun, dihadirkan dalam konferensi pers di Mapolrestabes Semarang, Kamis (19/10/2023). Kasus ini terungkap setelah korban dibawa ke rumah sakit dan meninggal dengan luka di kemaluan dan dubur. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Bocah perempuan berinisial KSA (6) di Gayamsari, Kota Semarang, ternyata menjadi korban sodomi dan percabulan sang paman, Ari Yulianto (22), sebelum meninggal dunia.

Percabulan itu dilakukan Ari tujuh kali sejak akhir Agustus 2023 hingga 14 Oktober 2023 atau tiga hari sebelum korban meninggal dunia.

Aksi bejat Ari dilakukan di rumah yang menjadi tempat tinggal mereka.

Kasus ini terungkap setelah KSA dibawa ke rumah sakit dalam kondisi kritis hingga akhirnya meninggal dunia, Selasa (17/10/2023).

Petugas medis menemukan luka di dubur dan kemaluan korban.

Baca juga: Tetangga Dengar Jeritan Gadis Cilik di Gayamsari Semarang sebelum Meninggal dengan Luka di Dubur

Kasus ini kemudian dilaporkan ke polisi yang ditindaklanjuti dengan penyelidikan.

Hingga akhirnya, polisi menangkap dan menetapkan Ari sebagai tersangka kasus percabulan.

Saat dihadirkan dalam konferensi pers di Mapolrestabes Semarang, Kamis (19/10/2023), Ari mengakui perbuatannya.

Ari mengatakan, perbuatan bejat itu dilakukan karena terpengaruh film porno yang sering dia tonton.

"Saya sering nonton video porno, timbul syahwat hingga kebablasan. Saya nafsunya tinggi tapi ga berani sama perempuan dewasa, beraninya ke keponakan," katanya.

Selama tujuh kali beraksi, pemuda yang sehari-hari bekerja sebagai penjahit tas wanita itu mencabuli korban saat mereka bercanda atau ketika korban tidur.

Seperti saat terakhir kali melakukan perbuatan tersebut, korban sedang tidur siang di kamar neneknya.

"Semua saya lakukan saat siang hari, antara pukul 14.00-15.00 atau saat istirahat kerja. Semua di kamar neneknya, kalau di tempat lain tidak berani."

"Saya paksa dan bekap supaya tidak teriak," jelasnya.

Baca juga: Bocah Perempuan di Semarang Meninggal Diduga Tak Wajar, Ditemukan Luka di Dubur dan Alat Kelamin

Ia mengaku, tidak memberikan iming-iming kepada korban tetapi melakukan intimidasi atau ancaman.

Halaman
12
Sumber: Tribun Banyumas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved