Berita Pati

Wow, Warga Binaan Lapas Pati Jadi Baker: Bersertifikat, Memproduksi Hingga 1000 Roti Per Hari

Sejumlah warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Pati kini punya profesi baru sebagai baker atau pembuat roti.

Penulis: Mazka Hauzan Naufal | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS/MAZKA HAUZAN NAUFAL
Sejumlah warga binaan Lapas Kelas IIB Pati bersertifikat memproduksi aneka jenis roti, Jumat (15/9/2023). Dalam sehari, para baker bersertifikat itu bisa menghasilkan hingga 1000 roti yang dipasarkan di kedai Lapas maupun dikirim ke pemesan. 

Bagi masyarakat, selain bisa menikmati produk bakery olahan napi, manfaat lain ialah mengubah pandangan terhadap Lapas.

"Lapas yang dulu dipandang angker dan mengerikan, ternyata bisa menghasilkan produk bermanfaat," ucap dia.

Bagi negara, sebagian hasil penjualan roti di setor sebagai Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).

Sementara, bagi napi, kegiatan tersebut memberi penghasilan dan melengkapi keterampilan kerja mereka.

"Warga binaan jadi punya keterampilan, apalagi kami terlebih dulu mendapat pelatihan sebelum terjun ke produksi," tutur Karji.

Dia berharap, ketika sudah bebas nanti, para napi bisa memanfaatkan keterampilan ini untuk bekerja atau berwirausaha.

Sehingga, mereka tidak terjerumus lagi dalam kegiatan kriminal.

Dengan demikian, tujuan pemasyarakatan bisa tercapai.

Kasi Pembinaan Narapidana Anak Didik dan Kegiatan Kerja (Binadik dan Giatja) Lapas Pati, Eko Budihartanto menjelaskan, roti buatan para napi ini dijual dengan harga Rp2.500 per biji di gerai Pastea Kopi.

Kedai itu berada di sebelah selatan Lapas Pati.

Di kedai ini, selain menjajakan roti juga menjual aneka kopi hasil olahan napi.

Baca juga: Bakar Sampah Ditinggal, Dua Rumah dan Satu Gudang Kayu di Mojomulyo Pati Ludes Dilalap Api

Roti juga dikirimkan ke sejumlah pemesan, termasuk beberapa instansi yang berlangganan.

"Kami akan tingkatkan produksi roti agar makin dikenal masyarakat luas," tutur dia mewakili Kalapas Pati Febie Dwi Hartanto.

Eko menambahkan, produk roti mereka sudah mengantongi sertifikat produksi Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT) dan sertifikasi halal.

Kualitas produk terjamin karena 13 warga binaan yang terlibat produksi, seluruhnya sudah mendapatkan sertifikat pelatihan tata boga.

Halaman
123
Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved