Berita Banyumas
Kenangan Warga di Moro Purwokerto: Ketemu Jodoh hingga Ditipu saat Ketemuan
Rencana tutupnya swalayan legendaris Moro Purwokerto ternyata membuat warga yang mempunyai kenangan khusus merasa sedih.
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: mamdukh adi priyanto
Sementara itu ketua Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Bamas Satria Perkasa (Moro) Purwokerto, Bambang mengatakan bahwa dirinya masih bekerja di Moro sampai dengan hari ini.
Akan tetapi dia tidak memungkiri bila bekerja di Moro masih kurang untuk memenuhi kehidupannya.
"Saya bekerja sambilan jualan bubur bayi untuk nafkah tambahan keluarga," katanya.
Tinggal Tunggu Waktu
Warga Purwokerto Banyumas dan sekitarnya tentu tidak asing lagi dengan Moro Swalayan.
Gerai ritel di tengah kota Purwokerto ini sempat berjaya dan sudah lama eksis.
Mal legendaris ini termasuk yang paling ramai dan menjadi jujukan untuk berbelanja barang apapun, termasuk grosir, lantaran harganya yang lebih murah dibandingkan ritel yang lain.
Namun kini, masa kejayaanya seolah telah sirna karena bersaing dengan toko modern lain dan gelombang tren belanja online.
Rak-rak dan etalase terlihat kosong.
Kasir-kasir belanja yang biasa melayani transaksi bahan kebutuhan pokok juga terlihat sepi.
Hanya ada satu dua orang pengunjung yang datang memilih pakaian terpajang.
Seorang pengunjung asal Kedungbanteng, Banyumas Dimas mengaku sedih dan terharu melihat kondisi Moro sepi seperti ini.
"Moro ini sejak saya kecil ada, dulu kalau mampir ke Purwokerto wajib mampir Moro dulu.
Sempat lihat di Tiktok (media sosial) kondisinya sepi, saya kesini sekalian main cari baju," katanya kepada TribunBanyumas.com, Sabtu (19/8/2023).
Karyawan Menuntut Kejelasan
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.