Berita Nasional

Diare Jadi Penyakit Kedua Pemicu Kematian Bayi di Indonesia, Kemenkes Gencarkan Imunisasi RV Gratis

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memberikan imunisasi gratis kepada bayi berumur 2-6 bulan untuk mencegah diare.

Penulis: rika irawati | Editor: rika irawati
SURYA/HAYU YUDHA PRABOWO
ILUSTRASI. Petugas medis memberikan imunisasi tetes kepada balita. Pemerintah memberikan imunisasi Rotavirus (RV) gratis kepada bayi umur 2-6 bulan untuk mencegah diare. Diare menempati urutan kedua penyakit yang menimbulkan kematian terbanyak pada bayi di Indonesia. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, JAKARTA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memberikan imunisasi gratis kepada bayi berumur 2-6 bulan untuk mencegah diare.

Data Kemenkes, diare menjadi satu di antara penyebab kesakitan dan kematian tertinggi pada bayi di Indonesia.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr Muhammad Syahril menyatakan, imunisasi yang diberikan berbentuk tetes Rotavirus (RV).

Imunisasi ini dilakukan secara nasional pada Selasa (15/8/2023).

"Sasaran pemberian imunisasi RV, dimulai paling cepat pada anak usia 2 bulan atau bayi yang dilahirkan pada tanggal 16 Mei, yang akan mendapatkan tiga dosis dengan jarak empat pekan antar dosis. Dan, imunisasi RV dosis terakhir diberikan pada bayi usia 6 bulan 29 hari," Jelas dr Syahril, dikutip dari website Kemenkes, Rabu (16/8/2023).

Baca juga: Apa itu Campak dan Bagaimana Menghindari dan Menyembuhkannya, Imunisasi Jadi Kunci Utama

Syahril mengatakan, imunisasi RV dapat diperoleh secara gratis di puskesmas atau fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia.

Menurut Syahril, diare tak boleh dianggap sepele.

Data Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2020 menunjukkan bahwa diare menjadi penyumbang kematian nomor dua pada bayi, setelah pneumonia (infeksi paru).

Terbanyak terjadi pada bayi usia 29 hari-11 bulan, yaitu 9,8 persen dari total kematian dan pada kelompok balita usia 12-59 bulan sebesar 4,5 persen dari total kematian.

Selain menyebabkan kesakitan dan kematian, diare juga dapat menghambat tumbuh kembang anak karena dapat menimbulkan stunting.

Data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021, prevalensi diare pada balita cukup tinggi, yaitu mencapai 9,8 persen.

"Melihat data di atas, saya sangat sedih. Anak-anak yang sedang masa lucu-lucunya, aktif-aktifnya, harus tersiksa, terkulai lemas, dan menderita akibat diare. Padahal, sesungguhnya diare dapat dicegah."

"Berdasarkan penelitian sebelumnya, 1 dari 2 anak diare disebabkan karena infeksi Rotavirus yang berasal dari makanan, yang penanganannya dapat dicegah antara lain lewat Imunisasi Rotavirus secara gratis!" ungkap Wakil Menteri Kesehatan RI Prof dr Dante Saksono Harbuwono dalam sambutan acara Pencanangan Nasional Imunisasi Rotavirus (RV) di Kabupaten Pangkajene Kepulauan, Sulawesi Selatan, Selasa (14/8/2023).

Baca juga: Warga Giripurno Kebumen Mengalami Diare Massal, Diduga akibat Mata Air Tercemar Bakteri E-Coli

Dante mengatakan, pemberian imunisasi Rotavirus tepat waktu ditujukan untuk memberikan perlindungan sedini mungkin pada bayi dari diare yang disebabkan oleh Rotavirus.

"'Imunisasi Rotavirus ini diberikan sebanyak tiga dosis, pada bulan kedua, bulan ketiga, dan pada bulan keempat saat anak-anak tersebut mulai berkembang, karena waktu-waktu itulah anak mulai makan makanan tambahan yang cenderung peluang diare lebih besar," katanya.

Sumber: Tribun Banyumas
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved