Berita Banyumas
Cerita Veteran Arsawiradi Karim, Hancurkan Jembatan untuk Cegah Serdadu Belanda Lewat
Pria kelahiran 1921, asal Desa Mandirancan, Kecamatan Kebasen, Banyumas yang kini memasuki usia 102 tahun.
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: khoirul muzaki
TRIBUNBANYUMAS.COM, BANYUMAS - Perjuangan Arsawiradi Karim, seorang veteran pejuang kemerdekaan Indonesia sungguhlah tidak mudah.
Pria kelahiran 1921, asal Desa Mandirancan, Kecamatan Kebasen, Banyumas yang kini memasuki usia 102 tahun.
Saat usia belasan tahun dia sudah berjuang dan ikut berperang melawan penjajahan Belanda dan Jepang di Indonesia.
Awal mula berjuang dia hanya pemuda desa biasa yang kesehariannya menggembala kerbau dan bebek.
Dia dulunya tergabung dalam Organisasi Pemuda Rakyat (OPR) yang menjadi cikal bakal adanya Hansip di Indonesia.
Bermodalkan bambu runcing Pring Ampel beracun, Arsawiradi ikut berjuang mengamankan wilayah di Banyumas dari serangan penjajah.
Baca juga: Karnaval Pembangunan Bakal Meriahkan Peringatan HUT Ke-78 RI di Cilacap, Catat Tanggalnya!
Dia sering berkeliling mulai dari wilayah Lumbir, Kracak, Ajibarang hingga Bumiayu, Brebes.
Dalam ceritanya, dia dulu hanyalah pejuang rakyat biasa yang harus dituntut ikut membela kemerdekaan.
Pada jaman penjajahan Jepang, Mbah Arsa sempat ikut bersama atasannya yaitu Jenderal Gagot Suwagio.
Mbah Arsa pada waktu dulu bekerja sebagai mata-mata tentara Belanda.
"Saya jadi mata-mata, ikut membantu para pejuang pribumi.
Saya tidak pegang senjata, hanya pegang bambu runcing dan gunting sebagai pegangan.
Jadi saya pejuang rakyat," katanya kepada Tribunbanyumas.com, Selasa (15/8/2023).
Dalam perjuangannya, ia sempat ikut mengamankan wilayah Banyumas dengan cara menghancurkan Jembatan Kali Mengaji Purwokerto.
"Jadi jembatan saat itu dihancurkan agar Belanda tidak dapat lewat.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.