Berita Jateng
Tahun Ajaran Baru Berkah Bagi Penjahit Pinggir Jalan di Kudus, Alhamdulillah!
Tukang jahit pinggir jalan atau emperan ikut meraup untung dari adanya tahun ajaran baru di Kabupaten Kudus
Penulis: Tito Isna Utama | Editor: khoirul muzaki
TRIBUNBANYUMAS.COM, KUDUS- Tukang jahit pinggir jalan atau emperan ikut meraup untung dari adanya tahun ajaran baru di Kabupaten Kudus.
Tidak sedikit para orang tua yang menjahitkan baju seragam anaknya dari lembaran kain hingga menjadi pakaian.
Berkah tersebut dirasakan oleh pasangan suami istri yang berprofesi sebagai penjahit di pinggir jalan yakni Supriyadi dan Siti Rochayatun yang bertempat di Wergu Wetan, Kecamatan Kota, Kudus
Pasutri yang sudah belasan tahun menekuni jasa jahit pakaian ini mengaku pendapatannya meningkat hingga dua kali lipat di musim sekolah masuk.
Baca juga: Seluruh Bakal Caleg DPRD Kudus dari Papol Ini Tak Lakukan Perbaikan Berkas, Apa Konsekuensinya?
Disela-sela menyelesaikan pesanan menjahit seragam sekolah, Supriyadi membagikan ceritanya saat menerima puluhan pesanan membuat seragam sekolah.
Jahitan seragam buatan pasutri itu, terkenal dengan kerapihan jahitannya hingga beberapa orang dari luar Kuduspun berlangganan memakai jasa jahit rumahan itu.
"Alhamdulillah ramai pesanan, bisa sampai peningkatan dua kali lipat, kemarin ada delapan orang minta bikin kan seragam sekolah. Padahal satu anak itu bisa sampai 4 atau 5 pakaian," ucapnya dengan sumringah, Selasa (11/7/2023).
Meski hanya musiman saat liburan dan jelang sekolah masuk tahun ajar baru. Adanya pesanan ini dia rasa cukup membantu dalam melancarkan perekonomian keluarganya.
"Alhamdulillah membantu sekali, meskipun belum full yang pesan, tetapi bisa untung dua kali lipat," ungkapnya.
Baca juga: Sumbang Sampah Besar, Perempuan Didorong Pakai Pembalut Kain
Satu setel seragam sekolah ia patok dengan biaya sebesar Rp 175 ribu. Harga itu menurutnya sudah pas dengan kualitas jahitan dan bahan baku kelas wahid.
"Kami memang pakai bahan kain yang bagus, halus. Pernak-pernik yang diambil juga nomor satu, kan ada tingkatnya," ujarnya sambil menunjukkan bahan yang dipakai menjahit seragam.
Pesanan seragam itu ia targetkan rampung sebelum bulan Agustus. Pasalnya ada sekolah yang sudah masuk tanggal 17 Juli 2023.
Baca juga: Cerita Napi yang Terpapar Radikalisme di Penjara, Keluar Jadi Teroris
"Pesanan individu dari beberapa orang, bukan dari sekolah langsung karena kami lingkupnya kecil. Ada yang pesan 2 setel, 6 setel, kayak gitu," imbuhnya.
Selain menerima pesanan seragam, pihaknya tetap mengerjakan jasa permak jahit. Untuk permak sendiri, ia patok dengan biaya Rp 15 - 35 ribu, tergantung dari kesulitan dan permintaan pelanggan.
"Kami juga menerima jasa jahit celana, jas, gamis, jeans, membesarkan atau mengecilkan ukuran pakaian, jaket, dll," ujarnya.
Sementara itu, Hasyim Asnawi, mengaku memilih menggunakan jasa Supriyadi karena dinilai garapan seragamnya rapi.
"Dapat rekomendasi dari teman, terus terkenal dan terpercaya jahitannya bagus juga rapi. Ini bikin dua stel pakaian punya adik dan saudara," ucapnya. (Rad)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.