Berita Jateng

Cegah Antraks, Pemprov Jateng Siapkan 25 Ribu Dosis Vaksin untuk Ternak di Perbatasan DIY

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menyiapkan 25 ribu dosis vaksin antraks untuk ternak di wilayah perbatasan dengan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Penulis: hermawan Endra | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS/Rezanda Akbar D
Ilustrasi petugas memberikan vaksinasi PMK ke salah satu peternakan sapi di Kabupaten Demak. Selain PMK, Pemprov Jateng menyiapkan 25 ribu dosis vaksin antraks untuk mengantisipasi penularan dari wilayah DIY. 

"Untuk vaksin, kami sudah siapkan 25 ribu (dosis). Tentunya, untuk hewan yang ada di daerah rentan, prioritasnya untuk daerah yang berbatasan dan punya (potensi) berdampak langsung," paparnya.

Ia menyebut, penyediaan vaksin untuk membentengi hewan yang belum tertular agar lebih imun sehingga risiko penularan dapat ditekan.

Baca juga: MUI Keluarkan Fatwa Soal Hewan Kurban Terjangkit LSD dan PPR: Punya Gejala Berat atau Akut, Tak Sah

Agus mengatakan, Jawa Tengah masih dinyatakan bebas antraks.

Namun demikian, ia tidak menampik kasus tersebut pernah terjadi di Jateng, beberapa waktu silam.

Di antaranya, Kabupaten Klaten pada 1990, Kabupaten Semarang pada 1991, Kota Solo di tahun 1991 dan 1992.

Selain itu, di wilayah Boyolali, kasus antraks terjadi pada tahun 1990 hingga 1992, dan terakhir 2012.

Adapula Karanganyar pada 1992, Kabupaten Pati pada 2007, Kabupaten Sragen pada 2010 dan 2011, serta Kabupaten Wonogiri.

"Kami mengimbau masyarakat tidak perlu panik tapi tetap waspada. Masyarakat cepat lapor bila ada hewan yang sakit."

"Kalau ada manusia yang sakit (diduga tertular antraks) segera berobat. Tetap jaga kesehatan ternak, jikalau terjadi, terapkan prosedur, semuanya harus bergerak dari pemerintah hingga masyarakat," jelasnya.

Jangan Makan Daging Hewan yang Sakit

Sementara, Medik Veteriner Disnakkeswan Jateng Slamet mengatakan, antraks dapat menular melalui berbagai media.

Spora antraks dapat menular melalui kontak dengan hewan dan memakan daging hewan yang tertular bakteri.

Oleh karenanya, penting bagi warga atau peternak melakukan pencegahan dini.

Bila menemukan hewan sakit dan memiliki ciri ada pendarahan di lubang tubuh, peternak perlu mewaspadai.

"Cirinya itu, pada hewan yang sakit atau mati, ada gejala darah yang keluar dari mulut, kuping, kemudian hidung, dubur dan alat kelamin," jelasnya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved