Berita Nasional

Temuan Kominfo: Teroris Manfaatkan Media Digital Danai Perakitan Bom Berkedok Beli Sajadah

Plt Menkominfo Mahfud MD mengatakan, teknologi digital menjadi media baru bagi kelompok teroris melancarkan aksi, rekrutmen dan penggalangan dana.

Editor: rika irawati
TRIBUNNEWS/Gita Irawan
Menteri Kordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD, Selasa (28/1/2020). Dalam kapasitas sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Selasa (13/6/2023), Mahfud MD mengatakan, teknologi digital menjadi media baru bagi kelompok teroris melancarkan aksi kejahatan. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, JAKARTA - Pelaksana Tugas (Plt) Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Mahfud MD mengatakan, teknologi digital menjadi media baru bagi kelompok teroris melancarkan aksi kejahatan.

Selain perekrutan anggota, media digital juga dimanfaatkan untuk pendanaan aksi mereka.

Bahkan, menurut Mahfud MD, terdeteksi adanya transaksi bernilai miliaran rupiah untuk merakit bom dengan modus pembelian sajadah.

Hal ini disampaikan Mahfud ketika memberikan sambutan dalam Pengarahan Gerakan Literasi Digital di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (13/6/2023), dikutip dari Kompas TV.

"Saudara, juga ada cyber terrorist di mana teknologi digital telah memberikan alat baru bagi kelompok teroris untuk melancarkan serangan dan merekrut anggota baru untuk merencanakan serangan," kata Mahfud, Selasa.

Baca juga: Pria di Surabaya Ditangkap Tim Densus 88 Antiteror. Pernah Diamankan Tahun 2006 untuk Kasus Sama

Baca juga: 82 Napi Teroris di Jawa Tengah Ikrar ke NKRI, Banyak dari Lapas Nusakambangan

Mahfud mengatakan, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) sebelumnya banyak menemukan transaksi keuangan yang mencurigakan.

Satu di antaranya, terkait transaksi miliaran untuk merakit bom dengan modus pembelian sajadah.

"Jadi, saya lihat, berapa banyak yang mencurigakan bahwa ini untuk terorisme. Ngirim uang ke suatu daerah. Apa? Ini memesan produk sajadah di sebuah tempat di Jawa Timur. Uangnya miliaran. Tapi tidak ada feedback-nya dari perusahaan yang dikirimi itu, sajadah," ujar Mahfud.

"Yang kemudian, setelah dilacak-dilacak itu digunakan untuk merakit bom, dan sebagainya-sebagainya. Begini ini," sambung dia.

Selain itu, Mahfud juga mengingatkan terkait serangan siber yang disponsori oleh suatu negara dengan tujuan melakukan pengintaian hingga pencurian data dan informasi.

Lantas, Mahfud pun menyinggung Bjorka, pelaku penyerangan sejumlah website milik pemerintah yang sempat membuat gempar masyarakat.

"Di sini ada data pribadi bocor, Bjorka, pembicaraan telepon antara presiden dengan menteri bocor, dulu Wikileaks, dan bisa lebih dahsyat dari itu, hanya saja, ini tidak kita ketahui," imbuh dia. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mahfud Ungkap Transaksi Miliaran untuk Rakit Bom dengan Modus Beli Sajadah".

Baca juga: BMKG Peringatkan Potensi Kekeringan di Jateng akibat El Nino, Warga Diminta Menghemat Air

Baca juga: KPU Jateng Buka Lowongan Anggota untuk 23 KPU Kabupaten/Kota, Pendaftaran 13-19 Juni 2023

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved