Ramadan 2023

Berkah Ramadan, Pengrajin Bedug di Keniten Banyumas Kebanjiran Oder Hampir 5 Kali Lipat

Ramadan selalu memberi berkah perajin bedug di Desa Keniten, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Banyumas.

Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS/PERMATA PUTRA SEJATI
Pekerja tempat usaha bedug Nurul Ikhsan di Desa Keniten, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Banyumas, merampungkan pesanan, Kamis (30/3/2023). Selama Ramadan, pengrajin bedug di Keniten kebanjiran pesanan. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, PURWOKERTO - Ramadan selalu memberi berkah perajin bedug di Desa Keniten, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Banyumas.

Satu di antara pengrajin bedug, Taofik Amin (50), kebanjiran pesanan hampir lima kali lipat dibanding hari-hari biasa.

"Kalau hari biasa, dalam satu bulan ada pesanan 3-4 bedug."

"Namun, saat ini, per pekan bisa sampai 5 bedug."

"Saya tidak menyangka pesanan membeludak dan ini saja kami lembur," katanya kepada Tribunbanyumas.com, Jumat (14/4/2023).

Pemilik usaha Bedug Nurul Ikhsan itu memiliki lima pekerja namun hanya dua yang bertugas membuat bedug.

Satu bertugas membuat tempat bedug dan satu lagi membuat bedug.

Sedangkan pekerja lain, memiliki tugas membuat rebana, kentongan, dan beberapa alat lain.

Baca juga: Alhamdulillah, Pesanan Bedug di Kedungbanteng Banyumas Mulai Meningkat. Tahun Lalu Berhenti Produksi

Taofik mengatakan, satu bedug ukuran diameter 1 meter butuh waktu pengerjaan empat hari.

Karena banjir pesanan, dia harus lembur sehingga bisa memangkas waktu hingga dua hari.

"Pesanan saya kebanyakan dari online. Atau, kalau tidak, masjid yang sudah ada stiker Nurul Ikhsan, rata-rata pesan dari situ," terangnya.

Meski pesanan mulai meningkat, tak dimungkiri, jumlah ini masih tak sebanyak sebelum terjadinya pandemi Covid-19.

Ia mengatakan, sebelum kasus Covid-19 meningkat, per pekan, dia bisa menerima pesanan sampai 10 bedug.

Kendati begitu, Taofik tetap bersyukur untuk pesanan yang datang.

"Bayangkan saja, saat pandemi, dalam satu tahun, hanya ada lima pesanan. Saya rasa, semua mengalami itu," ungkapnya.

Baca juga: Bikin Ramadan di Meles Kebumen Selalu Meriah, Jemaah Gelar Tradisi Pukul Bedug seusai Tarawih

Mayoritas bedug-bedug yang dibuat Taofik merupakan pesanan dari luar kota, semisal Jakarta, Purbalingga, Banjarnegara. Tapi, ada juga dari Banyumas.

Produksi bedugnya ini terkenal di berbagai daerah karena beroperasi sejak tahun 1997.

Selain dipasarkan melalui online, calon pembeli biasanya mengetahui asal bedug tersebut dari stiker yang memang ditempel Taofik di bedug karyanya.

Produk bedug miliknya dibandrol dengan harga bervariasi, tergantung diameter dan variasinya.

Ukuran terbesar yang sanggup diabuat adalah bedug berdiameter 1,5 meter dan panjang 2,25 meter yang dibanderol Rp50 juta.

Sedangkan untuk standar, berukuran diameter 50 centimeter dan panjang 70 centimeter, dihargai Rp2,8 juta.

Taofik membuat bedug-bedug itu menggunakan bahan kayu trembesi.

Sedangkan kulitnya, dari kulit sapi dan kambing.

Ia memilih kayu trembesi karena memiliki kualitas yang telah teruji, cocok, dan tahan lama.

"Baik kayu maupun kulit, semua masih dari lokal," ungkapnya.

Baca juga: Larang Nyalakan Petasan saat Malam Takbiran, Bupati Banyumas Perintahkan Camat dan Kades Sweeping

Ciri khas bedug dari produksinya, adalah dari warna, yaitu berwarna coklat.

"Kecuali ada permintaan warna hitam, baru akan diganti jadi hitam," katanya.

Dia mengatakan, memang tidak banyak produsen bedug.

Sepengetahuannya, ada produsen bedug lain di Cirebon dan Tegal.

"Kalau dari produksi bedug Cirebon dan Tegal, secara kualitas kayu, (kami) berani bersainglah."

"Tapi kalau ukir, kami mungkin sedikit kalah," imbuhnya. (*)

Baca juga: Kepala Sekolah di Jepara Diduga Lecehkan Murid, Disdikpora Upayakan Penyelesaian Internal

Baca juga: Somasi Rizky Dwi Arema FC kepada Penghina Keluarganya, Diserang Usai Gagal Penalti Lawan Persebaya

Sumber: Tribun Banyumas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved