Berita Cilacap

Cantiknya Batik Kutawaru Cilacap: Motif Gambaran Kehidupan Warga Pesisir, Warna Gunakan Mangrove

Tak banyak yang tahu Cilacap memiliki batik, seperti wilayah pesisir lain, semisal Pekalongan dan Cirebon. Padahal, batik Cilacap tak kalah cantik.

TRIBUNBANYUMAS/PINGKY SETIYO ANGGRAENI
Juwarisman menunjukkan batik Kutawaru yang belum selesai diproduksi di Galeri Batik Leksana Batik Jaya di Jalan Jalan Nusajaya RT 01 RW 01, Kelurahan Kutawaru, Kecamatan Cilacap Tengah, Kabupaten Cilacap, Selasa (10/1/2023). 

TRIBUNBANYUMAS.COM, CILACAP - Tak banyak yang mengetahui Cilacap memiliki batik, seperti wilayah pesisir lain, semisal Pekalongan dan Cirebon. Padahal, batik Cilacap tak kalah cantik.

Bahkan, beberapa tempat di Cilacap menjadi sentra produksi batik, di antaranya, di Kelurahan Kutawaru, Kecamatan Cilacap Tengah.

Batik khas Kelurahan Kutawaru atau biasa disebut Batik Kutawaru, saat ini, menjadi primadona batik di Cilacap.

Batik Kutawaru dinilai memiliki motif yang sangat eksotis, yakni menggambarkan kehidupan masyarakat Cilacap sebagai masyarakat pesisir.

Motif batik Kutawaru tentunya mengadopsi motif-motif khas laut, semisal hewan laut, biota laut, pantai, dan aktivitas nelayan.

Baca juga: Mengenal Motif-motif Batik Banyumasan di Galeri Batik Hadipriyanto, Bisa Ikut Praktik Membatik

Baca juga: BMKG Keluarkan Peringatan Dini, Gelombang Tinggi di Pesisir Kebumen dan Cilacap Capai 4 Meter

Profesi masyarakat pesisir selatan yang sebagian besar nelayan, menjadi inspirasi bagi para pembatik.

Ada juga motif mangrove. Mangrove sangat dekat dengan masyarakat Kelurahan Kutawaru, yang secara geografis berada di kawasan Segara Anakan.

"Kalau motif mangrove yang kami buat, ada berbagai macam, semisal jenis bakau, bogem, api-api putih, teruntum."

"Jadi, dari 24 jenis mangrove, kami baru pakai 10 jenis, biasanya dikombinasikan dengan corak lurik," jelas Juwarisman, pengrajin Batik Kutawaru, saat ditemui di rumah produknya, Selasa (10/1/2023).

Meski begitu, pembatik di Kutawaru tak meninggalkakn motif bunga Wijayakusuma.

Bunga Wijayakusuma merupakan bunga khas dan ikon masyarakat Cilacap.

Bunga Wijayakusuma juga menjadi lambang Kabupaten Cilacap karena bunga ini tumbuh di satu-satunya pulau yang ada di Cilacap, yakni Pulau Nusakambangan.

Beberapa motif batik Kutawaru yang dipamerkan di Galeri Batik Leksana Jaya Batik Jaya di di Jalan Jalan Nusajaya RT 01 RW 01, Kelurahan Kutawaru, Kecamatan Cilacap Tengah, Kabupaten Cilacap, Selasa (10/1/2023). Selain motif Wijayakusuma, motif batik mangarove yang dipaduk lurik menjadi andalan di sentra batik ini.
Beberapa motif batik Kutawaru yang dipamerkan di Galeri Batik Leksana Jaya Batik Jaya di di Jalan Jalan Nusajaya RT 01 RW 01, Kelurahan Kutawaru, Kecamatan Cilacap Tengah, Kabupaten Cilacap, Selasa (10/1/2023). Selain motif Wijayakusuma, motif batik mangarove yang dipaduk lurik menjadi andalan di sentra batik ini. (TRIBUNBANYUMAS/PINGKY SETIYO ANGGRAENI)

Batik bermotif bunga Wijayakusuma ini menjadi kebanggaan dan primadona masyarakat Cilacap.

"Paling diminati, motif bunga Wijayakusuma karena lambang Kabupaten Cilacap. Biasanya, batik bermotif Wijayakusma dipesan pejabat-pejabat," ungkapnya.

Menggunakan Pewarna dari Mangrove

Tak hanya motif, pembatik di Kutawaru juga memanfaatkan tanaman khas pesisir sebagai sumber pewarna.

Para pengrajin batik di Kutawaru biasanya memanfaatkan buah, daun, dan batang pohon mangrove untuk pewarna batik mereka.

Selain karena bahan baku mangrove yang melimpah di wilayah Kutawaru, pewarna berbahan mangrove dipercaya memiliki warna yang lebih pekat.

"Alasannya karena bahan baku melimpah. Di Cilacap banyak sekali pohon mangrove yang bisa kami manfaatkan. Daun yang sudah kering dan buahnya kami gunakan sebagai pewarna batik," jelas Juwarisman.

Juwarisman menunjukkan proses pewarnaan batik Kutawaru di Galeri Batik Leksana Batik Jaya di Jalan Jalan Nusajaya RT 01 RW 01, Kelurahan Kutawaru, Kecamatan Cilacap Tengah, Kabupaten Cilacap, Selasa (10/1/2023). Batik Kutawaru memiliki ciri khas motif kehidupan masyarakat pesisir Cilacap dan pewarna alami dari mangrove.
Juwarisman menunjukkan proses pewarnaan batik Kutawaru di Galeri Batik Leksana Batik Jaya di Jalan Jalan Nusajaya RT 01 RW 01, Kelurahan Kutawaru, Kecamatan Cilacap Tengah, Kabupaten Cilacap, Selasa (10/1/2023). Batik Kutawaru memiliki ciri khas motif kehidupan masyarakat pesisir Cilacap dan pewarna alami dari mangrove. (TRIBUNBANYUMAS/PINGKY SETIYO ANGGRAENI)

Biasanya, dalam memproduksi batik berpewarna alami mangrove, pembatik membutuhkan waktu sekitar 5 hari.

Walaupun membutuhkan waktu lebih lama jika dibanding dengan pewarna sintetis namun warna yang dihasilkan akan lebih bagus dan awet.

Menurut Juwarisman, pewarna dari mangrove ini cenderung menghasilkan warna sogan atau warna coklat kemerahan.

"Warna sogan ini beda, cokelatnya beda dari warna-warna biasa, jadi ada ciri khas tersendiri," katanya.

Ekspor Hingga Jepang

Juwarisman merupakan pemilik galeri batik Leksana Batik Jaya.

Galeri batik ini berada di Jalan Nusajaya RT 01 RW 01, Kelurahan Kutawaru, Kecamatan Cilacap Tengah, Kabupaten Cilacap.

Di galeri batik ini, Juwarisman tak hanya menjual kain atau produk batik tetapi juga menyajikan proses produksi batik.

Juwarisman memulai usaha ini sejak tahun 2011.

Dia menyediakan batik produksi tulis dan cap.

Batik tulis biasanya selesai diproduksi, minimal dalam waktu 3 pekan. Sedangkan batik cap, diproduksi dalam waktu dua hari.

Menurut Juwarisman, batik Kutawaru produksi Leksana Batik Jaya sudah dikirim ke berbagai kota di Indonesia. Bahkan, batik Kutawaru buatannya juga sudah sampai ke luar negeri.

"Alhamdulullah, sudah dikirim ke seluruh Indonesia dari Aceh, Bangka Belitung, Kalimantan, bahkan sampai Papua."

"Kami juga sudah ekspor ke Malaysia, Thailand, Jepang, dan Taiwan," ungkapnya.

Leksana Batik Jaya juga menjadi langganan pejabat dan organisasi perangkat daerah (OPD) di Cilacap.

Baca juga: Pj Bupati Cilacap Yunita Minta Kontraktor Jaga Integritas, Tak Boleh Ada Suap di Proyek Pemkab

Baca juga: Kapolresta Cilacap Kombes Pol Fannky Ani Sugiharto Peringatkan Anggota: Mulai Judi Online dan Medsos

Biasanya, para pejabat memesan kain batik Kutawaru untuk keperluan seragam karena memiliki motif Cilacapan.

Di Leksana Batik Jaya, kain batik Kutawaru dibanderol Rp100 ribu-Rp300 ribu per lembar.

Untuk dapat berkunjung ke sentra batik Kutawaru, Anda harus membelah Sungai Bengawan Donan menggunakan perahu compreng selama 10 menit.

Anda harus menyeberang dari Penyeberangan Prenca, Cilacap, menuju penyeberangan Alasmalang, Kutawaru.

Kelurahan Kutawaru memang hanya dapat dicapai menggunakan transportasi air apabila dari Kota Cilacap. (*)

Baca juga: Pembunuhan Siswi SMP Disertai Prostitusi Jadi Sorotan KPAI. Akar Masalah: Lingkungan dan Pendidikan

Baca juga: Warga Bokol Purbalingga Tewas Terjatuh dari Pohon Kelapa, Mulai Deres Nira Seusai Gerimis Reda

Baca juga: Waspada Penipuan! Muncul Akun Palsu di Twitter, PT KAI: Akun Resmi Ada Centang Biru

Baca juga: Rambutan, Amankah Dikonsumsi oleh Penderita Asam Lambung?

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved