Berita Banyumas

Tarik Perhatian Luwu Timur Sulsel, Begini Proses Pengolahan Sampah di Banyumas Tanpa TPA

Keberhasilan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyumas mengolah sampah, menarik perhatian Pemkab Luwu Timur, Sulawesi Selatan.

Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS/PERMATA PUTRA SEJATI
Suasana pemilahan sampah di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) di Kedungrandu, Kecamatan Patikraja, Kabupaten Banyumas, Senin (7/3/2022). Pengolahan sampah di Banyumas ini dinilai berhasil dan menarik perhatian daerah lain di Indonesia datang untuk belajar hal sama. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, PURWOKERTO - Keberhasilan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyumas mengolah sampah, menarik perhatian Pemkab Luwu Timur, Sulawesi Selatan.

Jumat (20/1/1023), perwakilan dari Pemkab Luwu Timur melakukan studi tiru pengolahan sampah tersebutl

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Banyumas Junaedi mengatakan, Luwu Timur merupakan daerah ke-85 yang datang ke Banyumas melakukan studi tiru soal pengelolaan sampah.

"Kabupaten kota sudah ada 85 yang berkunjung, kalau di Jateng, hampir semua (kabupaten/kota) sudah (datang)."

"Sementara, daerah di Sulawesi Selatan ini, daerah yang keempat. Bahkan, kemarin, Sulawesi Tenggara, sekalian (datang) satu provinsi," jelasnya kepada Tribunbanyumas.com.

Baca juga: Kunjungi Banyumas, Menteri LHK Siti Nurbaya Puji Keberhasilan Kota Satria Atasi Sampah

Baca juga: Inovatif! Warga Pepedan Purbalingga Ciptakan Tungku Pembakar Sampah Berbahan Bakar Oli Bekas

Menurut Junaedi, daerah-daerah tersebut tertarik dengan konsep penyelesaian masalah sampah di Banyumas tanpa Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

Junaedi mengatakan, di Banyumas masalah sampah diatasi leat penerapan Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) yang dikelola oleh Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM), yang dilengkapi mesin pemilah sampah.

"Kalau manual dalam memilah sampah, jelas akan sangat lama, dikelompokan sampah yang punya nilai tinggi, dikelompokan organik dan organik," katanya.

Menurutnya, sampah organik yang masuk TPST kemudian diolah menjadi seperti bubur sampah.

Dari bubur sampah itu, kemudian akan diolah lagi menjadi media untuk pakan maggot, sejenis belatung pemakan sampah organik.

Dalam sehari, TPST bisa menghasilkan 6 kuintal sampah hasil pakan maggot.

"Kalau dari pupuk organik maggot, setelah diayak, jadi 4 kuintal."

"Setiap karung, berisi hingga 20 kilo pupuk organik."

"Satu kilo maggot bisa memakan tiga kilo sampah organik dan dalam waktu 24 jam saja sudah habis," ujar Penanggung jawab Fasilitas Maggot TPA BLE, Tegar.

dlh luwu timur sulawesi selatan lakukan studi tiru pengolahan sampah di banyumas
Rombongan dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Luwu Timur, Provinsi Sulawesi Selatan, foto bersama Bupati Banyumas Achmad Husein, saat melakukan studi tiru terkait pengelolaan sampah di Kabupaten Banyumas, Jumat (20/1/2023).

Pemasaran pupuk organik maggot sementara belum luas karena belum punya izin edar, tapi sudah kerjasama dengan beberapa kampus.

"Yang rutin pakai adalah petani mitra saja," katanya.

Sementara, produk kedua dari bubur sampah juga digunakan untuk campuran RDF.

RDF adalah Refuse Derived Fuel atau hasil pemisahan sampah padat perkotaan antara fraksi yang mudah terbakar dengan fraksi yang sulit terbakar.

RDF berasal dari sampah yang mudah terbakar dan memiliki nilai kalor tinggi, semisal plastik, kertas, kain, dan karet/kulit.

"Keluarannya adalah plastik RDF yang bisa dimanfaatkan untuk bahan paving, dan ada pula RDF yang diambil oleh PT SBI Cilacap."

"Sampah yang masuk ke TPA BLE itu sampah atau residu sampah dari Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) yang ada di TPU atau hanggar."

"Yang kesini adalah sampah yang tidak terolah atau tidak habis terolah, baru masuk TPA BLE," jelas Kepala UPT TPST Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Banyumas Edi Nugroho.

Baca juga: 400 Atlet Panahan Meriahkan Kajendam IV Cup di GOR Satria Purwokerto Banyumas

Baca juga: Mayat Pria Ditemukan Tersangkut Jaring di Bendungan Serayu Banyumas, Ini Kata Polisi

Ia menjelaskan, dalam sehari, bisa menerima 12 sampai 16 dump truk atau setara hingga 50 ton sampah per hari.

Proses pengolahan sampah di Banyumas ini juga mendapat apresiasi dari Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya.

Keberhasilan dalam mengatasi sampah tidak lain adalah dengan adanya keberadaan Tempat Pembuangan Akhir Berbasis Lingkungan dan Edukasi (TPA-BLE).

TPA-BLE yang terletak di Desa Wlahar Wetan, Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas, ini menjadi pusat pengolahan sampah terpadu terbesar di Banyumas.

Di TPA-BLE inilah sampah diolah dan dijadikan beberapa produk baru yang bermanfaat.

"Artinya, ini sampah selesai di sini dan kami akan coba replikasi ke seluruh Indonesia," ujar Siti Nurbaya saat melakukan kunjungan ke TPA-BLE Banyumas, didampingi Bupati Banyumas Achmad Husein.

Di TPA-BLE, semua jenis sampah akan diolah dan menjadi bermanfaat. (*)

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved