Berita Semarang
Wayang Potehi Semarang Menolak Punah. Gaet Anak Putus Sekolah untuk Regenerasi Dalang
Wayang potehi Semarang berjuang dari kepunahan. Dalang yang tersisa berusaha melakukan regenerasi untuk menjaga eksistensi.
Penulis: budi susanto | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Perayaan Imlek bakal makin meriah dengan gelaran wayang potehi, pertunjukan boneka khas Tiongkok, yang menyerupai wayang golek.
Sayang, tak banyak grup wayang potehi yang masih eksis.
Satu di antara grup wayang potehi yang dikenal adalah wayang potehi Semarang.
Bahkan, grup wayang tersebut sudah berjaya di masa kolonial Belanda.
Terbukti dari pemberitaan media massa Hindia-Belanda terkait pertunjukan wayang potehi Semarang.
De locomotief:Samarangsch handels- en advertentie-blad terbitan De Groot, Kolff & Co, misalnya, menerbitkan artikel tentang wayang potehi Semarang pada 19 Agustus 1899.
Baca juga: Pabrik Pengeringan Kayu di Kawasan Industri Candi Terbakar, Kerugian Capai Rp3 Miliar
Baca juga: Komentar Caretaker Pelatih PSIS Semarang Usai Kalah di Kandang atas Bhayangkara FC di Liga 1
Media cetak tersebut memberitakan terkait rencana wayang potehi Semarang menggelar pertunjukan di beberapa daerah, di antaranya di Batavia, yang kini bernama Jakarta, hingga Surabaya.
Tak hanya sekali, pada 28 Agustus 1954, Java-bode:nieuws, handels-en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, juga menuliskan mengenai wayang potehi asal Kota Semarang.
Dalam pemberitaan itu, grup wayang potehi Kota Semarang disebut acapkali mengikuti acara amal untuk membantu masyarakat.
Meski kiprahnya di masa kolonial hingga pascakemerdekaan tercatat apik namun keberadaan wayang potehi terus tergerus zaman.
Di Kota Semarang sendiri, hanya tinggal satu dalang wayang potehi yang masih eksis. Dia adalah Thio Haouw Liep (53).
Thio Haouw Liep merupakan anak keempat dalang kondang wayang potehi, yaitu Thio Tiong Gie, atau sering disebut Teguh.
Usai Thio Tiong Gie meninggal, pada 2016 silam, Thio Haouw Liep meneruskan jejak sang ayah.
Thio Haouw Liep menceritakan, ayahnya mulai jadi dalang wayang potehi sebelum 1960.
Sang ayah juga berkeliling ke berbagai daerah di Indonesia untuk mengenalkan wayang potehi.
Namun, sejak sang ayah tutup usia, tidak ada lagi yang meneruskan kiprah Thio Tiong Gie.
"Setelah ayah saya pergi, wayang potehi berhenti satu tahun. Karena keluarga tak mau wayang potehi hilang, saya beranikan diri untuk berlatih," tuturnya, Senin (9/1/2023).
Baca juga: Dua Orang Meninggal Akibat Banjir di Meteseh Semarang
Baca juga: Mahasiswi di Semarang Jadi Korban Penipuan Berkedok HaloBCA, Rugi Rp8 Juta. Begini Modusnya
Thio Haouw Liep pun berlatih menjadi dalang wayang potehi sejak 2016.
Pada 2017, ia memberanikan diri tampil membawakan wayang potehi di depan umum.
Berbekal pengalaman ikut sang ayah, Thio Haouw Liep sukses dalam penampilan perdananya.
Meski demikian, pria 53 tahun itu sedikit pesimistis lantaran, saat itu, tidak ada anak muda yang mau belajar mengenai wayang potehi.
Namun, ia tak patah arang. Dia merekrut anak-anak muda hingga anak putus sekolah untuk belanjar mengenai wayang potehi.
"Sampai sekarang, ada belasan anak yang serius belajar mengenai wayang potehi. Selain belajar mengenai musiknya, beberapa juga ingin menjadi dalang," ujarnya.
Hal itu membawa angin segar bagi Thio Haouw Liep. Kekhawatiran wayang potehi punah, sedikit sirna.
Ditambah lagi, meredanya pandemi, membuat grup wayang potehi pimpinan Thio Haouw Liep mendapatkan order di beberapa tempat.
Thio Haouw Liep berharap, wayang potehi tetap bertahan di tengah zaman yang terus berubah.
"Saya hanya ingin melestarikan budaya, jangan sampai wayang potehi hilang karena wayang potehi merupakan warisan budaya leluhur kami," paparnya.
Satu di antara anak didik Thio Haouw Liep adalah Nova Riyanto (16).
Remaja itu bersemangat dan ingin menjadi dalang wayang potehi.

Meski hanya lulusan SMP, Nova sadar, wayang potehi akan hilang jika tidak ada yang meneruskan.
Nova melihat pertunjukan pertama wayang potehi di Semawasi, Kota Semarang, beberapa tahun lalu.
"Awalnya, melihat pak Thio Haouw Liep tampil, saat itu saya tertarik. Kemudian, saya menemui beliau agar diajarkan," paparnya.
Menurutnya, tak hanya dia yang berminat menjadi dalang wayang potehi.
Beberapa rekannya juga berbondong-bondong datang ke tempat Thio Haouw Liep untuk belajar.
Hampir satu tahun ini dia mendalami musik wayang potehi. Dan, beberapa bulan terakhir, Nova juga belajar menjadi dalang.
"Kalau tidak ada yang meneruskan, pasti wayang potehi hilang. Wayang potehi bukan hanya boneka namun lebih ke pelestarian budaya," tuturnya. (*)
wayang potehi
wayang potehi semarang
imlek 2023
imlek semarang
kejadian semarang hari ini
berita semarang hari ini
TribunBanyumas.com
Tribun Banyumas
Ada Kasus Kebakaran di Kota Lama, Pemkot Semarang akan Tinjau Ulang Pemanfaatan Gedung Cagar Budaya |
![]() |
---|
Bangunan Cagar Budaya di Kota Lama Semarang Terbakar, Lantai Dua Resto Sego Bancakan Hangus |
![]() |
---|
Pelaku Penculikan Siswa SD di Gunungpati Semarang Ditangkap, Pernah Lecehkan Anak-anak |
![]() |
---|
Fakta Baru Kematian Pemuda di Reservoir Siranda Semarang: Polisi Cari Dua Pria Misterius |
![]() |
---|
Kisah Lidiah Riyanti, Jadikan Gojek Ruang Perjuangan Hidup setelah Usaha Suami Gulung Tikar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.