Berita Banyumas
Cerita Eks-Napiter Banyumas: Ketemu Jaringan Teroris saat Mencari Tahu dan Ingin Paham Soal Islam
Rasa penasaran dan usaha mencari jawaban atas berbagai pertanyaan soal Islam, membawa warga Ciberem, Banyumas, masuk jaringan teroris.
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: rika irawati
"Selesai masa tahanan pada 2020, saat awal Covid," jelasnya.
Baca juga: Mantan Anggota JAD Sebut Bom Bunuh Diri di Polsek Astanaanyar Perintah dari Suriah
Baca juga: Curhat Eks-Napiter Banyumas Ketemu Bupati Husein: Minta Dukungan Usaha Mandiri, Siap Cegah Teroris
Kholil mengakui, pengalaman itu membuatnya sadar, jalan yang ditempuh salah.
Dia pun memutuskan meninggalkan JAD dan tak ingin lagi terlibat dalam jaringan terorisme.
Meski begitu, dia mengakui, tak mudah menumpah aksi terorisme.
Bahkan, menurut Kholili, masih ada kelompok radikal di Banyumas. Hanya, pergerakan mereka lebih banyak di 'bawah tanah'.
"Saya tahu, kelompok seperti itu masih ada tetapi bawah tanah, dan itu masih aktif sampai sekarang, dan orangnya itu-itu saja," katanya.
Menurut Kholil, kelompok seperti ini biasanya menyasar penguasa yang dinilai tidak sesuai hukum Islam.
Namun, mereka juga menyerang TNI dan Polri yang dianggap sebagai pendukung penguasa tersebut.
Seperti yang terjadi pada aksi bom bunuh diri di sejumlah polsek.
"Tidak menutup kemungkinan, TNI akan dihajar juga."
"Doktrin itu masih ada tapi saya sudah keluar karena merasa ada yang tidak benar," ujarnya.
Kini, Kholil berharap bisa hidup berdampingan di masyarakat.
Dia pun bersedia terlibat dalam upaya pencegahan terorisme dan deradikalisasi yang dilakukan pemerintah.
"Saya ingin bersinergi antara kami dengan Pemda, bila memang ada sesuatu hal, bisa saling tukar pikiran," harapnya.
Hal ini juga diungkapkan eks-napiter lain asal Wangon, Banyumas, Sidiq (38).