Berita Batang
Ekskavasi Candi Tertua di Jateng Terkendala Anggaran, Pemkab Batang Sebut Tak Ada Dana
Candi tertua di Jawa Tengah berlokasi di Batang. Candi ini lebih tua dari Borobudur dan Dieng. Namun sayang, terkendala dana di proses ekskavasinya.
Penulis: dina indriani | Editor: mamdukh adi priyanto
TRIBUNBANYUMAS.COM, BATANG - Penelitian candi tertua di Jawa Tengah yang terletak di Desa Sawangan, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang terkendala dana atau anggaran.
Proses ekskavasi terhenti di candi yang berusia lebhi tua dari Candi Borobudur dan Candi Dieng.
Pemerintah Kabupaten Batang melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) menyatakan tidak punya anggaran untuk ekskavasi temuan candi di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang itu.
Untuk menggali candi tertua di Jawa Tengah tersebut dibutuhkan anggaran hingga Rp 400 Juta.
Baca juga: WOW! Candi Tertua di Jateng Ditemukan di KIT Batang, Lebih Tua dari Borobudur dan Dieng

"Saat ini saya menunggu dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah.
Siapa tahu dari sana ada dana eskavasi, kita sebenarnya tidak ada anggaran," tutut Kepala Bidang Kebudayaan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Batang, Affy Kusmoyorini saat ditemui TribunBanyumas.com di kantornya, Senin (31/10/2022).
Lebih lanjut dikatakan Affy, rencananya BPCB Jawa Tengah akan datang melihat lokasi pada Senin (31/10/2022) dan Selasa (1/11/2022).
Pihaknya sangat berharap ada nggaran untuk ekskavasi, pasalnya menjelaskan kebutuhan anggaran tersebut kurang lebih Rp200 Juta untuk ekskavasi saja.
Tapi untuk menjaga keamanannya butuh anggaran lagi, total anggaran bisa mencapai Rp 400 juta untuk tambahan kemanan yang sederhana.
Baca juga: Jajan di Kafe atau Restoran di Batang Bisa Ikut Undian Berhadiah Sepeda Motor, Begini Caranya
Hal itu agar tidak terjamah oleh pihak lain yang tidak bertanggungjawab.
"Semoga ada anggaran dari BPCB.
Kalaupun tidak ada anggaran saya akan mencoba ke Kementerian PUPR, karena Batang sebagai Kota Pusaka.
Sepengetahuan saya ada anggaran yang disediakan untuk kota pusaka itu dana sejumlah Rp1 miliar satu tahunnya," imbuhnya.
Perlu diketahui, candi tersebut pertama kali ditemukan pada tahun 2019.
Baca juga: Kades dan Bendahara Desa Pretek Batang Ditahan, Dugaan Kasus Korupsi Dana Desa
Temuan candi itu hanya berjarak sekitar 30 meter dari situs pemandian Balekambang, yang berasal dari Abad ke-9.
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sempat melakukan penggalian dengan anggaran sendiri.
Penggalian dilakukan dalam waktu 2 pekan, tidak semua dibongkar, hanya mencari data intinya.
Saat itu dari arang yang ditemukan diketahui bahwa candi tersebut usianya sudah 14 abad yaitu berasal dari Abad ke-7 Masehi atau tahun 630-an di periode sebelum Mataram, yaitu zaman Kalingga atau kerajaan Holing.
Dengan demikian, bisa dipastikan candi tersebut menjadi yang tertua di Jawa Tengah.
Baca juga: Viral Rombongan Moge Lawan Arus di Jalur Pantura Batang saat Jalanan Macet, Ini Kata Polisi
Mengalahkan usia candi Borobudur dan candi-candi lainnya, struktur utama candi ini dibuat dengan batu bata merah.
Ukuran tiap batu bata itu jauh lebih besar dibanding batu bata yang ada sekarang dengan lebarnya 37x18 sentimeter dengan ketebalan 7 sentimeter.
Sementara beratnya sekitar 3 kilogram.
Luasan bangunan candi tersebut diperkirakan 16 meter kali 16 meter.
Affy mengatakan batu bata merah dari candi tersebut beberapa kali diambil oleh warga.
Oleh karenanya, candi tersebut ditimbun kembali dengan tanah supaya tidak ada lagi batu bata candi yang dijarah.
Disdikbud sendiri baru punya juru pelihara di sana sejak 2021.
"Sejak tahu diambil warga saya pesan untuk diamankan, batu bata yang diambil warga kemungkinan bisa kita ambil kembali," katanya. (*)
Baca juga: Dua Kasus Ginjal Akut Ditemukan di Batang, Satu Anak Meninggal Dunia dengan Penyakit Penyerta