Berita Jateng

Tak Ingin Bebani Orangtua Murid, Disdikbud Jateng Belum Akan Terapkan Aturan Pakaian Adat di Sekolah

Disdikbud Jateng belum akan terapkan penggunakan baju adat di sekolah karena tak ingin membebani orangtua murid.

Editor: rika irawati
TRIBUN JATENG/HERMAWAN HANDAKA
Warga Kampung Jawi Sukorejo, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, mengadakan upacara bendera memakai baju adat dan bahasa Jawa dalam upacara peringatan HUT Ke-76 Republik Indonesia, 17 Agustus 2021. Saat ini, Kemdikbud Ristek menginzinkan sekolah menerapkan penggunaan pakaian adat. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Izin Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) terkait penggunakan pakaian adat di sekolah, tak langsung diterapkan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Jawa Tengah.

Menurut mereka, kebijakan ini bukan prioritas dan lebih mempertimbangkan keberadaan siswa kurang mampu.

"Mengingat, Jateng (banyak) sekolah gratis, banyak juga yang tidak mampu. Maka itu, tidak menjadi prioritas," ujar Kepada Disdikbud Jateng Uswatun Khasanah dikuip dari Kompas.com, Kamis (20/10/2022).

Baca juga: PTM Mulai Digelar, Gubernur Ganjar: Jangan Sampai Ada Paksaan Pakai Seragam Sekolah

Baca juga: Dikabarkan Tolak SKB 3 Menteri Soal Seragam Sekolah, Bupati Banyumas: Itu Hoaks

Menurutnya, pemberlakuan aturan itu membutuhkan banyak biaya.

Sehingga, perlu dikaji lebih dalam dan dipersiapkan secara matang agar tidak menjadi beban tambahan bagi wali murid.

"Tujuannya baik dan kami menyambut baik. Hanya, perlu persiapan yang matang agar tidak membebani siswa yang tidak mampu karena harus membeli," terangnya.

Ia juga menyebutkan, belum ada rencana penerapan aturan tersebut dalam waktu dekat.

Baca juga: IDAI Jateng Masih Telusuri Kabar Adanya Temuan Kasus Gagal Ginjal Akut pada Anak di Banyumas

Baca juga: Tim Pemantau Dikerahkan untuk Antisipasi Jalan Provinsi Rusak Akibat Bencana di Jateng

Dia mengatakan, pihaknya baru akan mendiskusikan terkait kebijakan Menteri Nadiem Makarim itu.

"Belum kami putuskan. Saat ini belum dilaksanakan dan ini bukan kewajiban," tegasnya melalui pesan singkat.

Sementara itu, sembari menunggu kesiapan seluruh pihak, nilai-nilai nasionalisme telah diintegrasikan dalam kegiatan pembelajaran.

Baginya, menanamkan nasionalisme tidak semata-mata lewat menjadikan pakaian adat sebagai seragam sekolah tapi masih banyak cara lain.

"Banyak melalui kegiatan profil pelajar Pancasila yang presentasenya sudah 30 persen dari kegiatan belajar mengajar," ujarnya. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Banyak Siswa Tak Mampu, Seragam Pakaian Adat Bukan Kewajiban di Jateng".

Baca juga: Mulai 1 November, 306 Pedagang Kembali Tempati Purbalingga Food Center

Baca juga: Pekerja Minta UMK Banyumas 2023 Tembus Rp2,5 Juta, Syafri: Sekarang, Kalau Mau Nabung Nunggu Bonus

Baca juga: BREAKING NEWS: Hendak Isi BBM di SPBU, Mobilio Ringsek Diseruduk Truk di Ungaran Semarang

Baca juga: Tiba-tiba Arus Deras Datang, Warga Nyaris Hanyut saat Menyeberangi Jembatan Sasak Bengawan Solo

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved