Berita Semarang
Jejak Tragedi G30S PKI di Kota Semarang: Kuburan Massal Berisi 24 Jenazah, Hanya 8 yang Dikenal
Jejak pembantaian G30S PKI terekam di Kota Semarang lewat kuburan massal para korban, di Dukuh Plumbon, Kelurahan Wonosari, Kecamatan Ngaliyan.
Penulis: iwan Arifianto | Editor: rika irawati
Pihaknya mulai tergerak merawat kuburan massal itu, September 2014.
Selepas lobi berbagai pihak, selama delapan bulan lebih, kuburan massal itu berhasil diresmikan.
"Diresmikan ramai-ramai pada 1 Juni 2015 bertepatan dengan hari Lahir Pancasila, melibatkan pemerintah, TNI-Polri, Ormas, keluarga korban dan lainnya," katanya.
Peresmian kuburan massal itu ternyata menarik perhatian semua pihak.
Di antaranya, organisasi dibawah naungan UNESCO bernama The International Center for the Promotion of Human Rights (CIPDH), menobatkan makam itu sebagai situs sejarah korban perang.
UNESCO menilai, pemakaman itu sebagai situs pelanggaran berat HAM masa lalu yang memperoleh perlakuan orang zaman sekarang dengan berbeda, yang dianggap memiliki nilai edukasi.
"Plumbon dijadikan memori situs CIPDH UNESCO. Kami dihubungi lewat email 1 Mei 2019, dinyatakan resmi awal Januari 2020," terangnya.
Warga, ketika peresmian itu, sangat membantu.
Bahkan, sepekan sebelum peresmian, warga bergotong-royong membersihkan jalan hingga mendirikan tratak untuk acara.
"Peresmian, ketika itu, sudah kayak acara pernikahan," terangnya.
Memang, sempat ada orang yang menghubungi supaya membatalkan kegiatan peresmian kuburan itu.
Namun, seara keseluruhan, acara berjalan lancar.
"Ajaib saja, acara itu berlangsung baik-baik saja, tak ada yang mengganggu," ungkapnya.
Keluarga Korban
Yunantyo mengaku, para keluarga korban yang terkubur di kuburan massal itu ikut diundang dalam kegiatan peresmian pemakaman.