Kesehatan
Polusi Udara Dapat Memicu Risiko Kanker Paru-paru Meskipun pada Orang yang Tidak Merokok
Para ilmuwan mengetahui bahwa polusi udara dapat dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker paru-paru pada orang yang tidak pernah merokok
Penulis: Andra Prabasari | Editor: Pujiono JS
Para peneliti memeriksa 247 sampel jaringan paru-paru normal, dan mengamati jaringan dari manusia dan tikus dari dekat setelah terpapar polusi udara, dan kemudian menyelidiki konsekuensi dari paparan tersebut pada model tikus.
Penelitian telah menemukan bahwa paparan polusi udara PM 2.5 dapat dikaitkan dengan fungsi paru-paru yang lebih rendah dan peningkatan risiko serangan jantung, di antara masalah kesehatan lainnya.
Satu studi, yang diterbitkan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences pada 2019, memperkirakan bahwa materi partikel udara bertanggung jawab atas 107.000 kematian dini di Amerika Serikat pada 2011, yang merugikan masyarakat $886 miliar atau sekitar Rp13 kuadrliun.
“Partikel yang sama di udara yang berasal dari pembakaran bahan bakar fosil, memperburuk perubahan iklim, secara langsung berdampak pada kesehatan manusia melalui mekanisme penyebab kanker yang penting dan sebelumnya terabaikan dalam sel paru-paru,” kata Swanton dalam rilis berita.
“Risiko kanker paru-paru dari polusi udara lebih rendah daripada merokok, tetapi kita tidak memiliki kendali atas apa yang kita semua hirup,” katanya.
“Secara global, lebih banyak orang terpapar pada tingkat polusi udara yang tidak aman daripada bahan kimia beracun dalam asap rokok, dan data baru ini menghubungkan pentingnya menangani kesehatan iklim dengan peningkatan kesehatan manusia.” tambahnya.
Namun tidak perlu khawatir kita diharapkan bisa mengenal bagaimana udara yang tercemar, mengurangi polusi internal di rumah, mengakses informasi tentang polusi udara lokal, dan menghindari polusi yang beracun.
ADR