Berita Pati

Haryanto Pamit, Masa Tugas sebagai Bupati Pati Rampung: Mohon Maaf Kalau Agak Baper

Hari ini, Senin (22/8/2022), Haryanto dan Saiful Arifin mengakhiri masa tugasnya sebagai bupati dan wakil bupati Pati periode 2017-2022.

Penulis: Mazka Hauzan Naufal | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS/MAZKA HAUZAN NAUFAL
Haryanto didampingi istri, Musus Indarnani, menyampaikan pidato dalam seremoni Pelepasan Purnatugas Bupati dan Wakil Bupati Pati di Pendopo Kabupaten, Minggu (21/8/2022) malam. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, PATI - Di depan pendopo ini, aku mohon undur diri.

Akan kukenang perjuangan bersama membangun Pati, romantisme yang akan selalu menjadi kenangan terindah.

Meskipun tak ada kata luka di hati, mohon dimaafkan jika ada lisan atau perbuatan yang menyakiti.

Akan kupastikan, persaudaraan ini adalah abadi.

Izinkanlah aku berdiri di sini, di pendopo ini, kutitipkan Bumi Mina Tani.

Suara Haryanto bergetar dan terasa menahan tangis ketika membacakan sajak saat acara Seremoni Pelepasan Purnatugas Bupati dan Wakil Bupati Pati di Pendopo Kabupaten Pati, Minggu (21/8/2022) malam.

Hari ini, Senin (22/8/2022), Haryanto dan Saiful Arifin mengakhiri masa tugasnya sebagai bupati dan wakil bupati Pati periode 2017-2022.

"Mohon maaf kalau agak baper (bawa perasaan)," imbuh Haryanto usai membacakan sajak yang menurutnya ia gubah bersama sang anak.

Baca juga: Tidak Jadi Tim Musafir, Persipa Pati Tetap Bermarkas di Stadion Joyokusumo

Baca juga: Pelarian Pelaku Penyekapan dan Persetubuhan Anak di Pati Berakhir. Dibekuk di Atas Kapal di NTT

Menurut Haryanto, perasaan melankolis yang muncul saat perpisahan itu bukan karena beratnya hati mengakhiri tugas sebagai pupati dua periode atau 10 tahun.

"Kalau tentang batasan masa jabatan, saya tidak merasa gimana-gimana. Karena memang sudah aturannya begitu."

"Tapi, jujur saja, harus keluar dari pendopo, saya merasa agak berat. Karena 10 tahun saya tinggal di sini sama anak-istri. Sudah biasa seperti rumah sendiri, tiba-tiba harus keluar."

"Kalau tugasnya, jelas sudah berakhir. Maka wajar kalau saya agak baper, gara-gara itu, jujur saja, tidak ada yang lain," ungkap Haryanto didampingi sang istri, Musus Indarnani.

Haryanto lalu mengenang satu dasawarsa lalu, ketika ia pertama kali memutuskan terjun ke dunia politik setelah 22 tahun mengabdi sebagai birokrat, PNS di pemerintahan daerah.

"Saya menjadi bupati melalui dinamika politik yang menghabiskan energi. Pada 2011, Pilkada dilaksanakan, ada gugatan di MK. Akhirnya, PSU (Pemungutan Suara Ulang). Itu pun masih menunggu anggaran satu tahun, baru dilaksanakan 2012," ujar Haryanto.

Baca juga: Bendera Merah Putih Sepanjang 1770 Meter Berkibar di Laut Jawa Pati, Pecahkan Rekor Leprid

Baca juga: Beli Ponsel Pakai Uang Palsu, Warga Pati Diringkus Polisi Kudus. Ketahuan karena Nomor Seri Kembar

Haryanto bersyukur, meski muncul berbagai hambatan, tantangan, dan rintangan yang cukup berat pada saat itu, Allah memberinya anugerah untuk memimpin Kabupaten Pati.

"Di birokrat, saya 22 tahun, di politik 10 tahun. Kalau saya PNS, kurang lebih masih 2 tahun (sebelum pensiun). Tapi, saya sudah memilih jalur politik, karena ini yang bisa membawa arah, memajukan daerah, menyejahterakan masyarakat lewat visi-misi dan program yang ada," tutur Haryanto.

Di luar capaian terkait penurunan angka kemiskinan dan pengangguran, Haryanto bersyukur, di akhir masa jabatannya, ia bisa meninggalkan BUMD yang sehat.

"Mohon maaf, bukannya menjelekkan yang sebelumnya, tapi saya diwarisi persoalan yang harus saya selesaikan."

"Waktu awal saya menjabat, ada BUMD tidak sehat. Setelah dua periode saya memimpin, BUMD akhirnya sehat dan bisa berkontribusi terhadap PAD (Pendapatan Asli Daerah), sekalipun sebelumnya kita tertatih-tatih dalam kurun waktu panjang," tutur dia.

Haryanto juga mengucap hamdalah lantaran setelah 10 tahun menjabat, tak sedikit pun ia meninggalkan utang daerah.

"Karena prinsip saya, memanfaatkan sumber daya yang sudah ada."

"Saya ditawari utang saat periode pertama maupun kedua. Namun menurut saya, lebih baik memaksimalkan potensi yang ada," ujar Haryanto. (*)

Baca juga: Harga Telur Ayam di Salatiga Tembus Rp 29 Ribu/Kg, Pedagang Sambat Jumlah Pembeli Turun

Baca juga: Hasil Autopsi Ulang Brigadir J Keluar, Tim Forensik: Hanya Ada Luka Sejata Api, Dua Fatal

Baca juga: 4 Warga Sidakaya Cilacap Diamankan Polisi, Tertangkap saat Asyik Judi Timik-timik Kartu Remi

Baca juga: Pelatihan Menjahit di BLK Purbalingga Membuka Jalan bagi Gadis asal Selakamba Jadi Desainer Terkenal

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved