Berita Banyumas
Jejak Seni Wayang Banyumasan Terekam di Museum Wayang Banyumas: Koleksi dari Bali hingga China
Tak hanya pertunjukan wayang yang masih lestari, di Banyumas juga berdiri museum khusus wayang. Lokasinya ada di Kota Lama Banyumas.
Penulis: Imah Masitoh | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS.COM, BANYUMAS - Jauh sebelum diakui UNESCO sebagai warisan budaya Indonesia, keberadaan wayang kulit telah mendapat tempat istimewa di hati warga Banyumas.
Apalagi, satu di antara tokoh pewayangan dari Punokawan, menjadi maskot Banyumas. Tokoh tersebut adalah Bagong atau dikenal warga Banyumas sebagai Bawor.
Seni pertunjukkan wayang ini merupakan seni mendongeng kuno yang dimainkan lewat cara memperagakan tokoh wayang pada layar putih (kelir) oleh seorang dalang.
Banyumas memang menjadi satu di antara sekian banyak wilayah di Pulau Jawa yang mengembangkan wayang.
Tak hanya pertunjukan wayang yang masih lestari, di Kota Satria ini, juga berdiri museum khusus wayang. Lokasinya ada di Kota Lama Banyumas di Kecamatan Banyumas.
Baca juga: Mengenal Bawor, Tokoh Wayang yang Jadi Maskot Kabupaten Banyumas
Baca juga: Tak Putus Asa! Nardi, Difabel Banyumas, Kreatif Bikin Wayang Karton. Terjual hingga Luar Jawa
Museum Wayang Sendang Mas Banyumas berada di komplek eks kawedanan Banyumas, atau tepatnya di sebelah timur Pendapa Duplikat Si panji, menghadap ke arah barat.
Untuk masuk museum ini, pengunjung hanya ditarik tiket masuk seharga Rp 1.000.
Saat masuk arena museum, pengunjung akan langsung disambut ikon Kabupaten Banyumas, yakni patung Bawor. Pada bagian depan juga terdapat dua patung singa.
Pemandu museum, Triyono Indra menjelaskan, dalam sejarahnya, Museum Wayang Sendang Mas Banyumas dirintis pada tahun 1982 dengan nama Yayasan Padepokan Sendang Mas (Seni Pedalagan Banyumas).
Dulu, di tempat itu, banyak sekali dalang dari Banyumas dan sekitarnya yang menempati satu bangunan bernama Pendopo Paseban.
Sehingga, banyak benda-benda terkait wayang dan pertunjukan wayang yang ada, bahkan tidak dipakai lagi.
"Akhirnya, benda-benda itu dihibahkan atau jadi kekayaan Yayasan Sendang Mas," ucap Indra menjelaskan, Senin (11/7/2022).
Tahun 1982, Soepardjo Rustampardjo yang pada saat itu menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah, memiliki gagasan mengumpulkan benda-benda terkait wayang itu dalam sebuah tempat.
Hingga pada 31 Desember 1983, dengan mendatangkan ketua Sekretariat Nasional Pewayangan Indonesia (Senawangi) pada saat itu, Museum Wayang Sendang Mas Banyumas resmi dibuka.
Baca juga: Polresta Banyumas Tangkap 14 Pencuri. Saat Beraksi, Ada Pelaku yang Melakukan Penyekapan
Baca juga: Cerita Sukses Petani Buah Naga di Banyumas: Sempat Dicibir, Kini Rujukan Petani yang Ingin Belajar
Salah satu benda yang dihibahkan untuk museum yakni gamelan.
Indra mengatakan, gamelan di museum tersebut merupakan pemberian Bupati ke-26 Banyumas Poedjadi Jaringbandayuda.
Gamelan terbuat dari perunggu dengan laras slendro.
Pada tahun 1989, Yayasan Sendang Mas menyerahkan pengelolaan museum wayang ini kepada Dinporabudpar Kabupaten Banyumas, hingga saat ini.
Di dalam museum wayang ini, terdapat berbagai macam wayang, baik wayang kulit Banyumasan maupun wayang kulit daerah Bali yang memiliki ciri khas wayang Hindu-Budha, wayang Cirebon beraliran dakwah Islam, wayang Surakarta (Solo), juga wayang dari negeri China.
Indra mengatakan, jumlah wayang kulit yang dimiliki museum ini cukup banyak sehingga tidak dapat semuanya di pamerkan.
Sebagian disimpan pada kota berukuran besar. Secara bergantian, wayang-wayang itu dipamerkan di etalase.
"Untuk wayang-wayang ini, memang tidak boleh disentuh sehingga pengunjung cukup melihat dari kaca lemari saja," imbuh Indra.
Satu di antara koleksi paling berharga di museum tersebut adalah wayang kulit asli berumur lebih dari 100 tahun.
Menurut Indra, semua koleksi museum ini merupakan bagian dari pendukung dan media edukasi.

Selain, melihat koleksi museum, pengunjung juga dapat mencoba menabuh gamelan yang ada di musem.
"Kebanyakan, yang sering berkunjung ke sini adalah para pelajar yang ingin belajar langsung," ungkap Indra.
Selain wayang, bersebelahan dengan ruangan koleksi perwayangan, ada juga benda-benda kuno yang dipajang.
Benda-benda ini di antaranya bebatuan, kayu, besi, atuapun logam kuno berusia ratusan tahun, yang didapat dari wilayah Banyumas.
"Benda-beda ini didapatkan dari wilayah Banyumas, ada juga benda purbakala yang didapatkan dari Desa Papringan," imbuh Indra.
Agar informasi terkait koleksi benda-benda ini tersampaikan, pengunjung akan didampingi pemandu saat berkeliling museum. (*)
Baca juga: Harga Elpiji Nonsubsidi Naik, Ini yang Dilakukan Pertamina Cegah Migrasi Pengguna ke Elpiji 3 Kg
Baca juga: Harga Emas Antam di Pegadaian Hari Ini, Rabu 13 Juli 2022: Rp 1.001.000 Per Gram
Baca juga: Ganjar Bicara Blak-blakan Dampak Lingkungan kepada Pelaku Usaha Galian C di Jateng