Berita Semarang

Peternak di Banyudono Kabupaten Semarang Dilanda Pagebluk akibat PMK: Setiap Hari Ada Sapi Mati

Pagebluk tengah melanda peternak di Kabupaten Semarang. Lebih dari 500 eko sapi perah di wilayah tersebut mati dalam tiga pekan terakhir akibat PMK.

Penulis: Reza Gustav Pradana | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS/REZA GUSTAV
ILUSTRASI. Deretan sapi di Pasar Hewan Ambarawa, Kabupaten Semarang. Sapi-sapi di Kabupaten Semarang akan diperiksa terkait wabah penyakit mulut dan kuku setelah ratusan sapi mati. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, UNGARAN - Pagebluk tengah melanda Kabupaten Semarang. Lebih dari 500 eko sapi perah di wilayah tersebut mati dalam tiga pekan terakhir akibat penyakit mulut dan kuku (PMK).

Satu di antara daerah terparah yakni di Dusun Banyudono, Desa Gedong, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang.

Kepala Dusun Banyudono Syafi’i mengatakan, hampir semua sapi perah di wilayahnya mati akibat PMK.

"Karena di wilayah saya mayoritas peternak sapi perah, hampir semuanya terkena PMK."

"Setiap hari dipastikan ada sapi yang mati," katanya, Minggu (3/7/2022).

Baca juga: Terungkap! Puluhan Bangkai Kambing di Sungai Serang Susukan Kabupaten Semarang Berasal dari Sumatera

Baca juga: Tiga Pemandu Karaoke di Bandungan Semarang Terlibat Pertikaian, Satu Orang Babak Belur

Tak hanya sapi, Syafi’i mengatakan, PMK juga menyerang kambing.

Dalam kurun waktu yang sama, sekitar 300 ekor kambing warga mati akibat PMK.

Hal itu membuat warga Banyudono cemas. Apalagi, sepekan lagi Hari Raya Iduladha 2022.

"Satu hari kemarin, 14 (ekor sapi) mati, 1 pedet (anakan)."

"Yang terkena PMK, sapi-sapi, terpaksa juga harus dipotong sebelum mati, kondisinya sudah tidak kuat lagi berdiri."

"Warga tidak tidur semalaman karena menjaga hewan ternak di kandang agar tidak terlanjur mati," imbuhnya.

Terkait kondisi ini, Dinas Pertanian Perikanan dan Pangan (Dispertanikap) Kabupaten Semarang pun turun tangan.

Mereka mengerahkan petugas kesehatan hewan untuk mencari cara mengobati ternak yang terjangkit PMK.

Kepala Dispertanikap Kabupaten Semarang Wigati Sunu mengatakan, ketersediaan obat-obatan untuk wabah PMK ini masih sangat terbatas.

Baca juga: Gambar Raksasa Soekarno di Hamparan Padi di Bergas Lor Semarang, Upacara Wiwitan Dihadiri Ganjar

Baca juga: Menikmati Rawa Pening Bisa di Bukit Cinta Banyubiru Kabupaten Semarang, Tersedia Fasilitas Gazebo

"Kondisi saat ini, hampir semua peternak itu gelisah, harap-harap cemas, terutama menjelang Iduladha."

"Kita mendoakan, ternak bisa segera sehat kembali. Kalau memang sudah siap dijual, bisa dijual sekarang."

"Menjelang Iduladha ini ada ketentuan ternak yang dijual harus memiliki surat keterangan kesehatan hewan (SKKH)," ujarnya.

Wigati Sunu menambahkan, pihaknya telah menerima bantuan Corporate Social Responsibility (CSR) berupa obat penanganan PMK dari CV Makmur Abadi dan PT Kunci Kencana.

Selain obat-obatan, diserahkan juga alat-alat pendukung vaksinasi PMK. (*)

Baca juga: Diiringi Salawat Suporter saat Adu Pinalti, PSIS Semarang Melaju ke Semifinal Piala Presiden 2022

Baca juga: Menteri Kesehatan Budi Gunadi Izinkan Ganja untuk Penelitian Medis: Sama seperti Tumbuhan lain

Baca juga: Melaju ke Semifinal, PSIS Semarang Menang 9-8 dari Bhayangkara FC Lewat Babak Adu Pinalti

Baca juga: Ribet Urus SKKH, Penjual Hewan Kurban di Kota Semarang Berharap Petugas Jemput Bola Datangi Lapak

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved