Berita Banyumas
Singgah di Purwokerto, 3 Korban Erupsi Semeru Jalan Kaki ke Jakarta Memprotes Penambangan Pasir
Tiga warga lumajang singgah di Purwokerto dalam perjalanan mereka berjalan kaki ke Istana Presiden. Aksi dilakukan untuk memprotes penambangan pasir.
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: rika irawati
Ia mengatakan, sejak dulu, warga Sumber Wuluh khawatir, apabila sewaktu-waktu Kali Regoyo banjir membawa lahar dingin, akan meluap ke perkampungan.
Benar saja, pada awal 2021, terjadi luapan pasir ke arah perkampungan.
Namun, perusahaan penambang tidak mengindahkan ancaman bahaya itu.
Selanjutnya, saat erupsi Gunung Semeru pada 4 Desember 2021, Desa Sumber Wuluh tertimbun guguran pasir Gunung Semeru.
Kekhawatiran warga ini terjadi pada 4 Desember 2021 lalu saat Gunung Semeru Erupsi.
Desa Sumber Wuluh tertimbun oleh guguran pasir Gunung Semeru.
"Kalau protes kami dulu didengarkan, mungkin desa kami tidak tertimbun pasir. Sekalipun terdampak, kami menduga tidak akan separah sekarang dan menimbulkan
banyak korban jiwa."
"Inilah yang kami protes, kami menuntut keadilan. Tolong, lindungilah warga dari ancaman bencana, Pak Presiden," seru Pangat.
Baca juga: Relawan Banjarnegara Kembali ke Lumajang, Bikin 16 MCK dan Sanitasi Warga Terdampak Erupsi Semeru
Baca juga: Polisi Berhasil Identifikasi 28 Jenazah Korban Erupsi Gunung Semeru, Sudah Diserahkan ke Keluarga
Aksi jalan kaki ke Istana Presiden dilakukan karena kewenangan mengeluarkan perizinan perusahaan penggalian pasir (Galian C) ada di pemerintah pusat.
Mereka berharap, aksi ini mendapat respon dari pemerintah pusat dengan cara menindak pelaku penambangan yang mengancam warga itu.
"Kami tidak menentang penambangan pasir, silakan saja. Tapi tolong, perhatikan keselamatan ladang dan keselamatan masyarakat sekitar," imbuh Holik.
Aksi yang dilakukan ketiga warga Lumajang tersebut tergolong nekat dan berani.
Mereka berjalan kaki menyusuri jalan utama, termasuk Jalur Pantura, demi menyampaikan aspirasi.
Tak hanya mewaspadai kejahatan jalanan, mereka juga harus menjaga keselamatan dari arus lalu lintas.
"Sebenarnya, ada rasa takut ketika berjalan di pinggir jalan, karena ditakutkan ada yang ingin berbuat jahat."