Berita Banyumas

Warga Gerduren Banyumas Bangkit dari Dampak Pandemi Lewat Budi Daya Ikan Lele Bantuan Pemprov Jateng

Sejak Minggu (26/6/2022), warga Gerduren Banyumas memanen ikan lele yang dibudidayakan di 10 kolam terpal berdiameter 2,5 meter.

Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS/PERMATA PUTRA SEJATI
Anggota Kelompok Tani Cakra Wijaya Gerduren, Kecamatan Purwojati, Kabupaten Banyumas, menimbang ikan lele hasil panen, Minggu (26/6/2022). 

TRIBUNBANYUMAS.COM, BANYUMAS - Sejumlah warga RT 03 RW 07, Desa Gerduren, Kecamatan Purwojati, Kabupaten Banyumas, terlihat sibuk mengangkut kantong-kantong berisi ikan lele yang baru dipanen, Kamis (30/6/2022).

Mereka terlihat sumringah karena budi daya lele yang dimulai di masa pandemi Covid-19, membuahkan hasil.

Sejak Minggu (26/6/2022), mereka memanen ikan lele yang dibudidayakan di 10 kolam terpal berdiameter 2,5 meter.

Ini merupakan panen kedua mereka atas usaha bersama budi daya ikan lele yang dilakoni.

Budi daya ikan lele ini dilakukan warga yang tergabung dalam Kelompok Tani Cakra Wijaya Gerduren.

Kasi Kesejahteraan Masyarakat Desa Gerduren yang juga Penasihat Kelompok Tani Cakra Wijaya, Kirno (55), mengatakan, ikan lele yang dikembangkan berawal dari bantuan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Tengah.

Pada 2021, mereka menerima bantuan 25 ribu benih ikan lele beserta pakan senilai Rp 40 juta.

Dan, pada Desember 2021, mereka melakukan panen perdana. Saat itu, mereka berhasil memanen 13 kuintal ikan lele dengan laba mencapai Rp 16 juta.

Ikan lele tersebut dijual Rp 16.500 per kilogram kepada warga tetangga desa, juga sampai wilayah Banjarnegara.

"Saat panen pertama, warga di RT 03 RW 07 Desa Geduren, sekitar 50 KK (kepala keluarga), masing-masing mendapat satu kilogram ikan lele secara cuma-cuma."

"Begitu juga pengurus, pasti dapat juga," ujar Kirno (55) saat ditemui Tribunbanyumas.com di lokasi panen.

Baca juga: Ajak Masyarakat Gemar Makan Ikan, Pokdakan Makna Jaya Senon Purbalingga Bagikan 500 Kg Lele. Gratis!

Baca juga: Belum Dapat Sosialiasi, Pedagang Pasar Banyumas Masih Jual Minyak Goreng Curah Tanpa Pedulilindungi

Sayang, hasil panen kedua ini tak semanis panen pertama.

Dari modal Rp 7 juta yang digunakan untuk membeli bibit lele dan pakan, hanya menghasilkan lele siap jual seharga Rp 5 juta.

"Modal Rp 7 juta untuk pakan dan benih tapi panen Rp 5 juta," imbuhnya.

Tingginya harga pakan, dikatakan Kirno menjadi satu di antara faktor kerugian yang dialami.

Meski begitu, Kirno memastikan, warga tak putus asa. Apalagi, usaha bersama ini menjadi penyemangat warga untuk bangkit dari keterpurukan ekonomi akibat pandemi Covid-19.

Apalagi, saat pandemi Covid-19, banyak warga Desa Gerduren yang terdampak. Khususnya, anak-anak muda yang merantau.

Mereka terpaksa pulang kampung karena usaha yang mereka jalani gulung tikar atau malah menjadi korban pemutusan hubungan kerja (PHK).

Mereka kemudian diberdayakan dan dibimbing untuk merawat dan mengembangkan ikan lele. Saat ini, ada 30 orang yang tergabung dalam Kelompok Tani Cakra Wijaya.

"Untuk budidaya masa ketiga ini, baru akan kami rapatkan dan rencanakan lagi. Tapi, tetap di bidang perikanan, entah itu ikan mujair atau gurame," terangnya.

Ajukan Permintaan Bantuan pada 2015

Sebenarnya, menurut Kirno, upaya meminta bantuan Pemprov Jateng untuk usaha mewujudkan kemandirian pangan desa, telah dilakukan pada 2015.

Namun, proposal mereka baru direspon 2019. Itu pun, harus mengalami ketertundaan.

Bantuan yang dijadwalkan turun tahun 2020, baru terealisasi 2021 akibat refocusing anggaran untuk penanganan Covid-19.

Akhirnya, April 2021, penantian panjang mereka berakhir. Warga kemudian membuat usaha bersama budi daya ikan lele.

Bergerak sejak 2008

Upaya memajukan dan memberdayakan warga untuk kemajuan ekonomi, sebenarnya telah dilakukan Kelompok Tani Cakra Wijaya, sejak didirikan pada 2008.

Saat itu, mereka membangun sistem usaha ekonomi mandiri lewat budi daya ikan sidat.

Namun, dalam perjalanannya, usaha perikanan sidat gagal dan hasilnya kurang memuaskan.

"Tujuannya, sebenarnya adalah pemberdayaan masyarakat sekitar yang tidak punya kerjaan. Sekaligus, mewujudkan ketahanan pangan mandiri."

"Namun, kami juga ingin agar usaha ini lebih berkembang untuk prospek perdagangan skala lebih besar," imbuh Kirno.

Baca juga: Dapat 1000 Dosis Vaksin PMK, Dinkanak Banyumas Prioritaskan Vaksinasi Sapi Perah. Ini Alasannya

Baca juga: Jembatan Gantung Ambruk di Lumbir Banyumas, Tiga Orang Jatuh ke Sungai

Ke depan, kelompok tani ini ingin memperkaya varian ikan yang dibudidayakan, di antaranya mengembangkan gurame dan mujair.

"Harapannya, masing-masing anggota keluarga dan teman, ke depan, punya kolam ikan sendiri," jelasnya.

Sementara, Kepala Bidang Usaha dan Pengembangan Komoditas Pangan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Tengah, Iman Kadarausman mengatakan, ada 68 kelompok tani di Jawa Tengah yang mendapat bantuan program pengembangan perikanan budi daya, tahun 2021.

"Tujuannya, menggerakkan kembali teman-teman kelompok budidaya, khususnya di daerah yang sudah ada agar kembali bangkit."

"Sehingga, perekonomian kembali bangkit usai pandemi, terlebih lagi kebanyakan dari mereka adalah pengusaha yang pernah merintis usaha perikanan," ungkapnya.

Terkait permasalahan harga pakan lele yang mahal, ia menyarankan agar kelompok pembudidaya selalu berinovasi dan tidak hanya mengandalkan pakan dari pabrik.

"Jangan hanya mengandalkan pakan pabrikan karena memang akan sangat besar biayanya. Saran saya, ada selingan pakan lain."

"Kami, dari Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Tengah, juga sedang mengembangkan pakan mandiri dengan harga yang cukup murah. Namun, saat ini, sedang dalam uji coba," terangnya. (*)

Baca juga: Suhu Capai -1 Derajat Celcius, Kawasan Candi Arjuna Dieng Banjarnegara Kembali Berselimut Embun Es

Baca juga: DLH Cilacap Pastikan, Perairan Dekat Nusakambangan Sudah Bersih dari Tumpahan Minyak Pertamina

Baca juga: Peternak di Kaliwungu Kudus Gembira Sapi Perah Mereka Dapat Vaksin: Semoga Jadi Kebal PMK

Baca juga: Luas TPA Jatibarang Semarang Terus Menyusut, Diperkirakan 2 Bulan Lagi Tak Bisa Terima Sampah Baru

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved