Berita Semarang
Abaikan Cibiran, Rois Rawat 80 Anak Hasil Hubungan Luar Nikah di Panti Asuhan di Kota Semarang
Suara tangis dan tawa anak-anak menyeruak di sekitar pemukiman di kawasan Pudakpayung, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang, Kamis (9/6/2022).
Penulis: budi susanto | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Suara tangis dan tawa anak-anak menyeruak di sekitar pemukiman di kawasan Pudakpayung, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang, Kamis (9/6/2022).
Suara anak-anak tersebut berasal dari anak-anak di Panti Asuhan Manarul Mabrur.
Panti asuhan itu berada di Jalan Shirothol Mistaqim, Kelurahan Pudakpayung.
Di tengah kegiatan anak-anak, seorang lelaki paruh baya nampak termenung.
Ia duduk di bawah pohon yang terletak di tengah panti, sembari mengawasi anak-anak tersebut bermain.
Lelaki itu adalah Rois (56), pendiri Panti Asuhan Manarul Mabrur.
Di panti tersebut, Rois merawat 31 bayi, 49 anak-anak, dan 47 wanita hamil, yang menunggu kelahiran.
Bayi dan anak-anak di panti tersebut mayoritas sengaja ditinggal ayah dan ibunya.
Baca juga: Viral Pajero Ugal-ugalan Alami Kecelakaan di Ambarawa Semarang, Ini Fakta Sebenarnya!
Baca juga: Berpisah dengan PSIS Semarang, Jandia Merapat ke PSS Sleman? Sampai Jumpa di Piala Presiden!
Baca juga: Seorang Mahasiswa Meregang Nyawa saat Berduaan dengan Pacar di Kamar Indekos Tembalang Semarang
Baca juga: Pencuri Mobil Pikap Antar-kota Ditangkap Polrestabes Semarang, Beraksi di Boyolali, Brebes, Kendal!
Beberapa waktu lalu, Rois masih dibantu sang istri, Umi Triana Zulaikha, dalam mengurus anak-anak tersebut.
Kini, ia sendiri lantaran sang istri lebih dulu dipanggil Sang Pencipta, dua pekan lalu.
Meski demikian, Rois tetap tegar. Bahkan, pesan almarhumah istri, tetap ia jalankan.
Berbuat baik kepada siapapun, serta memberi kesempatan anak-anak tanpa orang tua agar tetap mendapatkan hak hidup, menjadi pesan terakhir Umi Triana.
"Ya, memang seperti itu. ibarat kata, panti asuhan ini miniaturnya Nusantara. Yang menurut guru SD saya dulu, Nusantara itu orangnya baik, saling menyayangi, membantu, dan menghormati, meski saling tak mengenali, beda ayah dan ibu," paparnya, Kamis.
Panti Asuhan Manarul Mabrur didirikan Rois pada 2012 silam dan menampung anak-anak di luar pernikahan dari berbagai daerah di Indonesia.
Rois mengaku, tak pernah bisa menolak jika ada yang datang dan menitipkan anaknya.
Tak jarang, wanita hamil di luar nikah juga datang. Mereka minta bantuan supaya ditampung untuk sementara waktu.
Hal tersebut lantaran beberapa yang datang ke Rois, takut jika keluarga mengetahui anaknya hamil di luar nikah.
"Yang ke sini minta bantuan untuk bersalin di rumah sakit, ya tetap kami bantu. Meski setelah itu mereka pergi dan meninggalkan anaknya di sini," terang lelaki ramah itu.
Rois mengaku, untuk urusan dokumen, anak-anak tersebut dimasukkan ke Kartu Keluarga (KK)-nya.
"Sampai sekarang, ada hampir 80 anak yang masuk KK saya. Ya mereka saya rawat," jelasnya.
Walaupun tindakan Rois mulia namun tak jarang ia dicibir.
Bahkan, Rois dianggap mendukung tindak maksiat.
"Biarkan saja, semua orang pernah mengalami kesalahan. Tapi, anak-anak ini tidak pernah minta dilahirkan dari rahim wanita tanpa suami. Mereka tidak bersalah jadi seharusnya mereka mendapat haknya hidup," terang Rois.
Baca juga: Ingin Hasil Maksimal, DPRD Purbalingga Usul Pengelolaan Parkir Tepi Jalan Dikelola Pihak Ketiga
Baca juga: Khilafatul Muslimin Ditemukan di Solo, Kantornya Ada di Belakang Kantor DPRD
Baca juga: Tujuh Janin Bayi Ditemukan di Kamar Kos di Makassar, Berawal dari Bu Kos Cium Bau seperti Terasi
Baca juga: Ribuan Ulat Serbu Rumah Warga di Cabean Salatiga, Siti: Tadi Pagi Disapu Dapat Tiga Ember
Menyoal biaya, Rois mengaku terus mengusahakan lewat berbagai cara untuk merawat puluhan anak-anak tersebut.
"Tapi, saya tidak pernah mengemis dan membuat proposal. Alhamdulillah, ada saja yang membantu."
"Bahkan, anak-anak yang saya rawat dan sudah dewasa, kini ikut membuntu di sini," imbuhnya.
Rois pun bahagia kala melihat anak-anak yang dia rawat bisa mandiri.
"Beberapa sudah bekerja, bahkan ada yang kuliah. Kalau ditanya, banyak yang ingin mengadopsi atau tidak, saya jawab banyak."
"Namun, beberapa anak memang tidak boleh diadaposi oleh yang melahirkan, mereka bilang mau mengambil anak tersebut. Jadi, saya rawat semampu saya, entah sampai kapan ibu mereka datang kembali," tambahnya. (*)