Berita Jateng
Penyakit Mulut dan Kuku Menjangkiti Hewan Ternak di Jateng, Ganjar Instruksikan Ini
15 ekor hewan ternak sapi milik seorang peternak di Mojosongo Boyolali dinyatakan positif terjangkit penyakit mulut dan kuku.
Penulis: hermawan Endra | Editor: mamdukh adi priyanto
TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - 15 ekor hewan ternak sapi milik seorang peternak di Mojosongo Boyolali dinyatakan positif terjangkit penyakit mulut dan kuku.
Hasil itu setelah pemeriksaan laboratorium dari sampel beberapa sapi.
Penyakit Mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak telah mencuat beberapa waktu terakhir.
Tidak hanya di Jateng, tetapi juga di sejumlah daerah, semisal Jawa Timur.
Baca juga: PPKM dan PTM Jalan Terus di Jateng, Ganjar: Sudah Seperti Endemi!
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menginstruksikan kepada jajarannya untuk siaga di wilayah perbatasan.
"Sekarang kita siaga hepatitis anak dan kesehatan hewan, khususnya penyakit mulut kuku ya.
Ini sudah ada di Jawa Timur dan kita border perbatasan," kata Ganjar usai evaluasi arus mudik-balik bersama Kapolda Jateng dan Pangdam IV/Diponegoro di Kantor Gubernur Jawa Tengah, Rabu (11/5/2022).
Baca juga: Kapal Terbakar di Dermaga Batere dan Wijayapura Cilacap Tak Punya Asuransi, Ini Saran Ganjar
Ganjar menjelaskan siaga di perbatasan itu dilakukan untuk antisipasi dengan mengisolasi hewan ternak dari Jawa Timur.
Komunikasi dengan Kementerian Pertanian (Mentan) juga terus dilakukan, termasuk menggerakkan surveilans untuk kesehatan hewan di Jawa Tengah.
Sejauh ini Kementan telah mengambil langkah awal untuk menangani kasus penyakit mulut dan kuku pada hewan.
Baca juga: Investasi Online Rp 3 Miliar Pakai Dana Polres Blora, Polisi Pasangan Suami Istri Ditahan
Ganjar menyampaikan bahwa Kementan akan segera memusnahkan penyakit tersebut dengan teknis yang dikuasai oleh para ahli dan dokter hewan.
"Kemarin ngobrol dengan pak Menteri Pertanian di Makassar.
Beliau sampaikan segera dimusnahkan itu ada teknisnya.
Dukungan diberikan oleh Kementerian," ujar Ganjar.
Baca juga: Emak-emak Nekat Terobos Palang Pintu Kereta Api di Brebes, Tewas Tertabrak KA Dharmawangsa
Antisipasi penyakit mulut dan kuku juga dilakukan oleh Polda Jawa Tengah.
Kapolda Jateng, Irjen Pol Ahmad Luthfi mengatakan sejauh ini belum membuat satgas khusus untuk menangani hal itu.
Terkait pangan sudah ada satuan khusus yang bergerak di bawah komando Direktorat Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Jateng.
"Satgas khusus tidak ada, tapi itu kan masalah ekonomi.
Jadi satgas pangan kita tidak hanya hewan, tidak hanya pangan.
Itu sudah terbentuk, sudah ada.
Jadi di bawah Direktorat Kriminal Khusus kita itu akan menangani secara komprehensif soal ini," katanya.
Baca juga: Sengketa Aset Asrama Mahasiswa di Kota Semarang, Anggota Dewan Sulsel Temui Ganjar
Melalui Ditreskrimsus, kepolisian akan ikut mengawal dan memantau persebaran penyakit mulut dan kuku.
Hal ini dilakukan dengan kerja sama lintas sektoral seperti pemerintah daerah dan dokter hewan.
Tindakan intensif akan diambil apabila ada indikasi kasus yang meningkat.
"Polri akan selalu mengawal kegiatan ini sehingga tidak merembet ke daerah lain.
Terutama para Bhabinkamtibmas dan Babinsa dari TNI yang akan memberikan penerangan kepada masyarakat manakala terjadi fluktuatif di wilayah Jawa Tengah.
Itu kesiapan kita," jelas Kapolda.(*)