Berita Jateng

Forum Anak Jateng soal Klitih: Guru Konseling Seharusnya Jadi Tempat Curhat, Bukan Jadi Cepu

Oleh karenanya, dalam Musrenbang tahun ini, Forum Anak berharap adanya pendidikan karakter.

tribun/hermawan endra
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo usai kegiatan Musrenbang Provinsi Jateng di Gedung Gradhika Bhakti Praja Semarang, Kamis (14/4/2022). 

TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Aksi kejahatan jalanan atau klitih sudah terjadi di Jawa Tengah.

Mirisnya, pelaku merupakan anak baru gede atau ABG yang hanya ikut-ikutan mengikuti tren.

Dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Jawa Tengah 2022, Forum Anak Jawa Tengah menyuarakan agar pemerintah provinsi bisa mencegah tindak kekerasan terutama aksi klitih.

Sebab hal itu membahayakan bagi perkembangan anak.

Baca juga: Hingga Akhir Pendaftaran Ada 7 Bakal Calon Rektor Unnes, Ini Datanya!

Ketua Forum Anak Jawa Tengah, Alexander Jason Lee mengatakan, kasus kekerasan anak seperti aksi klitih, telah terjadi di Jateng.

Dengan pelaku maupun korbannya adalah kalangan anak-anak. 

"Kalau yang viral-viral sekarang kan adanya di Jogja.

Ternyata sekarang sudah masuk di Jawa Tengah.

Kemarin saya lihat itu di Boyolali.

Anaknya pakai samurai, umurnya 16 hingga 17 tahun.

Masih usia anak, masih pelajar, sudah melakukan klitih ke anak-anak," kata Jason usai kegiatan Musrenbang Provinsi Jateng di Gedung Gradhika Bhakti Praja Semarang, Kamis (14/4/2022).

Baca juga: Suntik Vaksin saat Puasa? Ini Tipsnya Agar Tak Batal dan Stamina Tubuh Terjaga

Menurutnya, saat ini hal itu mendesak untuk segera dicegah karena telah menjamur.

Sebab lagi-lagi, anak lah yang menjadi pelaku dan juga korban.

Oleh karenanya, dalam Musrenbang tahun ini, Forum Anak berharap adanya pendidikan karakter.

Mengingat tidak sedikit kasus kekerasan anak terjadi karena belum terbentuknya karakter anak.

"Belum ada pembangunan karakter untuk anak-anak.

Kita kan ada bimbingan konseling.

Realitanya bimbingan konseling, teman-teman saya takut.

Karena malah gurunya jadi cepu (tukang mengadu), gurunya ember.

Padahal harusnya guru-guru ini bisa menjadi orang yang mendidik.

Jadi benar-benar mendidik, mengarahkan anak-anak biar tidak terjadi kekerasan," ujarnya.

Baca juga: Minyak Goreng Merek Premium Ini Tampak Keruh, Ternyata Isinya Curah, Warga Banjarnegara Ditangkap!

Jason menilai pendidikan karakter amat penting bagi pertumbuhan anak-anak.

Sehingga anak-anak tidak hanya mendapatkan pelajaran umum di sekolah seperti halnya pelajaran matematika, Bahasa Inggris, dan lainnya, tapi juga mendapatkan pendidikan karakter.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan pada Musrenbang tahun ini pihaknya memang konsisten mengajak atau melibatkan mereka yang harus mendapatkan perhatian seperti para disabilitas, anak-anak, dan kelompok perempuan serta kelompok rentan lain.

"Penyandang disabilitas, anak-anak, kelompok perempuan.

Ternyata itu cukup dominan.

Sebagian besar pertanyaaan (di sesi diskusi Musrenbang) juga itu," kata Ganjar usai Musrenbang.

Baca juga: Uang Tunai Diler Mobil Semarang Digasak Maling, Malam Hari Tak Ada Security dan Minim Kamera CCTV

Dalam Musrenbang, Ganjar menyampaikan pendidikan karakter adalah masukan yang bagus.

Sebab hal itu akan membentuk karakter yang baik pada diri anak.

"Saya sangat setuju sekali dengan pendidikan karakter.

Ini masukan yang sangat keren," ucapnya.

Ganjar juga menggarisbawahi di Musrenbang tahun ini, ada dua hal pokok atau isu yang akan dibawa untuk ditangani.

Yaitu mengembalikan kekuatan ekonomi agar bisa bangkit dan menurunkan kemiskinan di Jawa Tengah.(*)

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved