Berita Purbalingga

Generasi 90-an Pasti Tahu Permen Ini, Davos yang Melegenda dari Purbalingga, Masih Eksis Saat Ini!

Sekitar 90-an, permen ini pasti tidak pernah absen, tersedia di dalam stoples warung-warung hingga toko.

IG
Permen Davos, permen legenda yang ada dari dulu hingga saat ini. 

Mereka biasa menggelar piknik bersama dua tahun sekali.

Sembako di akhir tahun

Nasionalisme juga tetap dijaga.

Mereka acap kali menggelar syukuran, upacara bendera, atau minimal menyanyikan lagu kebangsaan setiap 17 Agustus.

"Jika perusahaan untung lebih, kami memberikan sembako pada akhir tahun," ujarnya.

Prinsip lain dalam pengelolaan perusahaan yang dijaga betul oleh Iing dan Budi adalah berbagi.

Jika ingin berbisnis, tidak boleh hanya menguntungkan diri sendiri, tetapi juga mesti berbagi dengan karyawan.

Dengan model pengelolaan seperti itu, suasana kerja jadi nyaman dan dinamis.

Baca juga: Presiden Jokowi Resmikan Jalingkut Brebes-Tegal, Berharap Arus Mudik Lebaran 2022 Makin Lancar

Hari itu, ratusan karyawan yang mengenakan celemek, masker, dan penutup kepala duduk berbaris mengemas ribuan butir permen Davos.

Sirkulasi udara yang lancar serta aroma papermint yang segar menyeruak di sekeliling ruangan.

Berkat kekompakan pemilik perusahaan dan karyawan, sampai sekarang permen Davos masih bertahan.

Perusahaan juga memperoleh sejumlah piala dan penghargaan dari berbagai instansi yang dipajang berjejer di ruang tamu pabrik.

Tanpa pemanis buatan

Iing mengisahkan, awalnya Siem Kie Djian adalah pedagang gula pasir di wilayah Purbalingga.

Kemudian, usahanya berkembang dan mulai memproduksi permen di salah satu ruangan kecil.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved