Berita Banyumas

Masjid Istiqomah Tertua di Kalibagor Banyumas, Jujugan Musafir dan Jemaah yang Ingin Nostalgia

Masjid Istiqomah ini berdiri tahun 1967, dibangun atas usulan para pekerja Pabrik Gula Kalibagor Banyumas yang membutuhkan tempat untuk beribadah.

Penulis: Imah Masitoh | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS/IMAH MASITOH
Pengendara melintas di depan Masjid Istiqomah di Jalan Raya Kalibagor-Sokaraja, Banyumas. Masjid di kompleks pabrik gula ini merupakan masjid tertua di kawasan Kalibagor. 

TRIBUNJATENG.COM, BANYUMAS – Setiap mendengar nama Pabrik Gula Kalibagor, orang akan menghubungkan dengan hal mistis dari bangunan-bangunan kuno yang terbengkalai, di sepanjang Jalan Kalibagor menuju Sokaraja, Banyumas.

Namun, tak semua bangunan di Pabrik Gula Kalibagor, mangkrak.

Ada Masjid Istiqomah yang tetap memiliki aktivitas meski bangunan pabrik sempat terbengkalai puluhan tahun.

Saat ini, bangunan utama Pabrik Gula Kalibagor telah beralih fungsi sebagai pabrik garmen.

Masjid ini berada sekitar 100 meter ke arah selatan dari bangunan Pabrik Gula Kalibagor.

Lokasinya, di samping Polsek Kalibagor, tepatnya di kiri jalan bila dari arah selatan.

Bangunan masjid berwarna putih dan biru ini menjadi bagian sejarah dari eksistensi Pabrik Gula Kalibagor.

Masjid Istiqomah ini berdiri tahun 1967, dibangun atas usulan para pekerja Pabrik Gula Kalibagor yang membutuhkan tempat untuk beribadah.

"Ada inisiator warga sini yang juga bekerja di pabrik gula, mengusulkan untuk dibuatkan tempat salat karena saat itu, tidak ada tempat salat khusus bagi pekerja."

"Terlebih, untuk melaksanakan salat Jumat, pada saat itu. Akhirnya, dibangunlah masjid ini," jelas Sekretaris Masjid Istiqomah, Lukman, Rabu (6/4/2022).

Baca juga: Masjid Agung Nur Sulaiman, Bukti Sejarah Pusat Pemerintahan Banyumas Sebelum Pindah ke Purwokerto

Baca juga: Viral! Telanjur Dirobohkan, Masjid di Sumberlawang Sragen Tak Kunjung Dibangun Donatur

Baca juga: Pengelola Waduk Mrica Minta Maaf sebabkan Sungai Serayu Banyumas Berlumpur, Siap Ganti Rugi

Baca juga: Hasil Tes Sampel Air Sungai Serayu Keluar, Dinkanak Banyumas: Kandungan Amoniak Sangat Tinggi

Menurut Lukman, saat dibangun, tak ada masjid lain di permukiman sekitar pabrik gula.

Itu sebabnya, masjid ini memiliki banyak jemaah. Tak hanya karyawan, masjid ini juga digunakan warga sekitar sebagai tempat kegiatan belajar ilmu agama.

"Pada saat itu, masjid di mana-mana memang belum ada. Ini termasuk masjid yang paling tua di Kalibagor," imbuhnya.

Namun, sejak tahun 1990-an, jemaah Masjid Istiqomah mulai berkurang karena masjid mulai dibangun di permukiman.

Warga hanya mendatangi masjid tua ini saat Jumatan dan salat Tarawih.

"Sekarang, jemaahnya nggak banyak. Kalau zaman dahulu, emaahnya sampai di luar. Sekarang, setiap RT ada musala jadi tidak banyak yang salat di masjid ini. Hanya musafir yang datang untuk salat," jelas Lukman.

Saat masih masa kejayaan Pabrik Gula Kalibagor, pembiayaan perawatan masjid sepenuhnya ditanggung pihak pabrik.

Namun, sejak pabrik bangkrut, pembiayaan perawatan masjid mengandalkan donatur.

Ini pula yang mendorong pengelola masjid mengganti nama masjid yang semula bernama Masjid Pabrik Gula Kalibagor menjadi Masjid Istiqomah.

Pergantian nama masjid ini terjadi tahun 2000.

"Akhirnya, masjid ini dinamakan Masjid Istiqomah yang berarti teguh pendirian. Sesuai namanya karena nggak ada lagi orang yang mengurusi, pada saat itu," kata Lukman.

Meski begitu, Lukman menjelaskan, masjid ini masih berdiri di atas lahan milik Pabrik Gula Kalibagor.

Hal ini membuat proses renovasi masjid terkendala. Itu sebabnya, sejak dibangun, hingga saat ini, bangunan utama masjid belum pernah direnovasi total.

Pengelola hanya memperbaiki bagian depan, itupun tahun 2005.

Baca juga: Harga Emas Antam di Pegadaian Pagi Ini, Jumat 8 April 2022: Rp 1.023.000 Per Gram

Baca juga: Kantongi Hak Paten! Peneliti Unika Soegijapranata Semarang Sulap Rumput Laut Jadi Penyedap Rasa

Baca juga: Pulang Kampung ke Pati, Ini Pilihan Waktu Kiper Senior PSIS Semarang Berlatif Fisik saat Puasa

Baca juga: Buka Setiap Sore di Jalan Sunan Kudus, Warung Sedekah Kudus Bagikan 150 Bungkus Makanan Gratis

Sebenarnya, kata Lukman, banyak donatur yang berniat memberikan dana untuk renovasi masjid.

Namun, lantaran status masjid belum jelas, pengelola masjid tak berani menerima.

"Kalau ini belum ada hitam di atas putih berupa surat keterangan hibah atau sertifikat bukti kepemilikan, belum ada."

"Nggak ada yang berani membangun, takutnya dibongkar (pemilik lahan). Sudah ada upaya negosiasi tapi hanya disuruh pakai saja," jelasnya.

Bangunan Masjid Istiqomah pun terlihat sederhana dengan kubah berwarna silver yang sudah cukup usang.

Masjid ini memiliki ukuran 8x20 meter, menghadap ke arah timur atau jalan raya.

Di sebelah selatan, terdapat sumur dan kamar mandi.

Sementara, di samping lain masjid, ada sebuah ruang yang tidak besar, yang digunakan untuk berwudhu.

Serta, satu ruangan yang dijadikan sebagai gudang masjid.

Untuk bagian dalam, masjid ini terbagi oleh sekat untuk jemaah wanita dan pria.

Serta, terdapat tempat bagi imam dan tempat untuk mengumandangkan adzan.

Lukman mengatakan, saat ini, masjid dikelola 10 pengurus.

"Meski jemaah berkurang tapi jika Lebaran atau mudik tiba, orang dari perantauan sering ke sini karena ada kenangan di masjid ini," tutur Lukman. (*)

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved