Berita Banyumas

Masakan Keong Sawah Bu Lani Purwokerto Diburu Warga, Camilan Wajib warga Banyumas saat Berbuka Puasa

Sudah menjadi tradisi warga Purwokerto, Kabupaten Banyumas,  menyajikan menu masakan berbahan keong sawah sebagai pelengkap berbuka puasa.

Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS/PERMATA PUTRA SEJATI
Keong sawah buatan Bu Chamlani (62), pemilik warung makanan di Jalan Kauman Laman, Purwokerto, Kamis (7/4/2022). Sudah menjadi tradisi warga Purwokerto untuk menyajikan masakan keong sawah sebagai camilan berbuka puasa saat Ramadan. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, PURWOKERTO - Sudah menjadi tradisi warga Purwokerto, Kabupaten Banyumas,  menyajikan menu masakan berbahan keong sawah sebagai pelengkap berbuka puasa.

Memang, bagi sebagian kalangan, keong sawah adalah hama bagi tanaman di sawah.

Namun, bagi Chamlani (61), warga Kauman Lama, Kecamatan Purwokerto Timur, Kabupaten Banyumas, hama ini disulap menjadi masakan nikmat.

Lani, sapaannya, mulai menjual masakan keong pada 1995 hingga semakin dikenal pecinta kuliner karena kenikmatannya.

Pamor keong sawah Lani ini bahkan tidak hanya tersiar di Purwokerto tetapi merambah hingga ibukota, usai berbagai media televisi memberitakan.

"Memang, kalau masuk Ramadan, seperti ini, banyak yang dari luar kota, seperti Jakarta. Mereka, biasanya nitip ke saudara yang di sini untuk dibawa ke sana."

"Insyaallah, rasanya masih terjaga selama satu sampai dua hari, nanti dihangatkan lagi," kata Lani saat ditemui di warungnya, Kamis (7/4/2/2022).

Baca juga: Berburu Takjil di Depan Taman Makan Pahlawan Purwokerto: Pengunjung Cari Kracak, Kuliner Khas Puasa

Baca juga: Bingung Cari Takjil di Bobotsari Purbalingga? Datang Saja ke Pasar Berkah di Rest Area Loskar Mulia

Baca juga: Mahasiswa Banyumas Gelar Demonstrasi, Bupati dan DPRD Sepakati Tuntutan Aksi

Baca juga: Produksi Air dari Sungai Serayu Terganggu, PDAM Banyumas Pasok Air Pelanggan Gunakan 10 Truk Tangki

Sebenarnya, menu keong sawah ini tak hanya disediakan Lani saat Ramadan. Namun, saat bulan puasa, penjualannya meningkat.

Masakan keong memang identik sebagai camilan saat berbuka sehingga pantas dihidangkan dengan menu utama.

Di hari biasa, Lani biasa memasak 25 kg keong sawah. namun, saat Ramadan, dia bisa memasak 100 kg per hari.

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Lani mendatangkan dari luar Banyumas, bahkan dari Pekalongan dan Kudus.

Tak Tepat bisa Beracun

Lani memasak keong sawah ini menggunakan banyak bumbu rempah, di antaranya, Kunyit, Kemiri, bawang merah, bawang putih, jahe, lengkuas, serta daun salam.

Tak lupa, dia memberikan cabai untuk memberikan sensasi pedas.

Menurut Lani, memasak keong sawah harus memiliki keahlian tersendiri.

Alih-alih menjadi makanan lezat, kalau perlakuannya tidak tepat, masakan keong sawah justru mengandung racun.

"Ya, memang harus pintar mengolah. Kalau benar cara masaknya, masakan keong sangat bermanfaat untuk ibu hamil."

"Terus, bisa juga menyembuhkan sariawan, sama untuk pengobatan liver."

"Tapi, kalau liver, harus dibikin sup karena kan tidak boleh pakai minyak goreng," imbuhnya.

Dimasak hingga Lima Jam

Lani mempersiapkan bahan masakan sejak malam hari hari. Sebelum dimasak, dia membuat lubang di setiap ujung cangkang keong.

Tujuannya, sebagai jalan keluar kotoran di dalam cangkang. Lubang ini nantinya juga menjadi jalur bumbu meresap ke daging di dalam cangkang keong.

Kemudian, pada pagi hari, keong dicuci berkali- kali hingga benar-benar bersih.

Sambil menunggu keong yang ditiriskan, Lani mulai menumis bumbu yang telah dihaluskan di dalam kuali.

Setelah bumbu berbau harum, keong yang sudah dicuci bersih dimasukkan ke dalamnya.

Dia juga menambahkan air dan membiarkan masakan itu hingga lima jam agar bumbu meresap. Sesekali, dia juga mengaduknya.

Baca juga: Berniat Mudik Gunakan Kendaraan Pribadi? Berikut Tarif Tol Trans Jawa yang Berlaku April 2022

Baca juga: Minta Setoran Parkir Rp 35 Juta Per Bulan, Anggota DPRD Demak Dilaporkan ke Ombudsman Jateng

Baca juga: Keliling 11 Rumah Sakit dan Klinik di Wonogiri, Dua Pria Ini Gasak 21 HP Penunggu Pasien

Baca juga: Sisihkan Gaji, Anggota Polsek Gombong Kebumen Ini Rutin Beri Paket Sembako ke Warga Kurang Mampu

Setelah matang, keong ini memiliki tekstur kenyal dan lembut.

Biasanya, Lani menjual dalam jumlah kiloan, setengah kilo, atau juga seperempat.

Untuk satu kilo, Lani menjual seharga Rp 40 ribu. Kemudian, setengah kilogram Rp 20 ribu, dan seperempat kilo Rp 10 ribu.

Idealisa (31), seorang warga dari Bekasi, membeli keong sebanyak 1,5 kilogram.

Ia mengaku penasaran dengan rasa keong sawah masakan Lani yang sudah banyak dibicarakan sebagai masakan enak.

"Bumbunya itu beda dari penjual lain. meresap sampai ke dalam."

"Harganya, menurut saya, juga pas lah dibandingkan dengan rasanya. Saya tahu dari saudara saya di Purwokerto," ungkapnya.

Ia berencana membawakan keong ini ke luar kota untuk dijadikan oleh-oleh kepada saudara di perantauan. (Tribunbanyumas/jti)

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved