Konflik Rusia dan Ukraina
Konflik Rusia-Ukraina, Guru Besar Unsoed: Peran Aktif Indonesia Dibutuhkan
Pakar hukum lulusan University of Groningen, Belanda ini berpandangan bahwa permasalahan kedua negara sangat kompleks.
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: mamdukh adi priyanto
TRIBUNBANYUMAS.COM, BANYUMAS - Bukan sekadar gertak sambal, Rusia akhirnya benar-benar melakukan invasi ke Ukraina.
Presiden Rusia, Vladimir Putin mengumumkan operasi militer di Ukraina secara resmi sejak Kamis (24/2/2022).
Serangan Rusia kemudian dimulai dengan ledakan di sejumlah kota di Ukraina, termasuk Kyiv, Odessa, Kharkiv dan Mariupol.
Hingga saat ini ketegangan masih berlangsung.
Baca juga: Progres Terbaru Menara Pandang Teratai di Kawasan Kota Baru Purwokerto, Tinggal Rampungkan Mahkota
Baca juga: Pemekaran Banyumas Apa Kabar? Kajian Sudah Terpenuhi, Tapi
Baca juga: Polda Jateng Gelar Operasi Keselamatan Candi Maret 2022, Ini 7 Pelanggaran Yang Ditarget
Guru Besar Hukum Internasional Universitas Jendral Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Prof Ade Maman Suherman mengatakan, apa yang terjadi antara Rusia dan Ukraina adalah bentuk krisis perdamaian dan keamanan global yang serius dan multidimensional.
Pakar hukum lulusan University of Groningen, Belanda ini berpandangan bahwa permasalahan kedua negara sangat kompleks.
"Putin menganggap Ukraina dikendalikan Eropa dan sempat tahun 2014, presiden pro-Rusia digulingkan karena tidak mau bergabung dengan Uni Eropa.
Sebagian penduduk Ukraina adalah etnis Rusia," katanya kepada Tribunbanyumas.com, Jumat (25/2/2022).
Serangan Rusia ke Ukraina merupakan akumulasi persoalan sejak Uni Soviet bubar.
Hal itu adalah wujud perang ideologi kapitalis vs sosialis yang berdampak pada wilayah Eropa timur semakin liberal.
Baca juga: Gandeng Unsoed Purwokerto, Pemkab Purbalingga Lakukan Mitigasi Longsor di Desa Sirau. Ini Hasilnya
Baca juga: 4 Bakal Calon Rektor Unsoed Purwokerto Sampaikan Visi-Misi, Bakal Dipilih 3 untuk Ditetapkan Calon
Baca juga: Unsoed Purwokerto Jadi Green Campus. Tahap Awal, Area GOR Steril Kendaraan Bermotor
Dalam situasi seperti sekarang ini, Indonesia dituntut pula untuk dapat berperan dalam menciptakan perdamaian dunia.
"Langkah Indonesia membantu secara aktif perdamaian dunia baik secara individu maupun melalui peran regional Asean.
Kemungkinan terburuk perang terbuka antara NATO versus Rusia serta AS akan terlibat dan dampak terburuk lainnya adalah korban jiwa dan pengungsi yang masif kemana-mana," katanya.
Prof Ade mengatakan, solusi dalam situasi perang seperti ini adalah kedua belah pihak saling menahan diri dan menepati komitment masing-masing pihak serta tidak memaksakan diri secara sistemik.(*)