Berita Kriminal
Cerita Kesaksian Wagiyo Temukan Jasad RY di Hutan Wanaraja Banjarnegara, Ditimbun Daun Pakis
Seusai WH dibawa ke kantor polisi, polisi memberikan petunjuk agar warga memfokuskan pencarian di lokasi tertentu di hutan.
Penulis: khoirul muzaki | Editor: deni setiawan
TRIBUNBANYUMAS.COM, BANJARNEGARA - Meninggalnya RY (9), warga Dusun Pecantelan, Desa Wanaraja, Kecamatan Banjarnegara di tebing hutan Lemah Putih menjadi duka mendalam bagi keluarga.
Senin (10/1/2022) siang, lingkungan rumah RY dipadati orang.
Warga silih berganti memasuki rumah itu untuk bertakziah.
Baca juga: Polisi Periksa Pemuda 18 Tahun Terkait Kematian Bocah 9 Tahun di Hutan Desa Wanaraja Banjarnegara
Baca juga: Bocah 9 Tahun Ditemukan Tewas di Tebing Hutan di Banjarnegara, Dilaporkan Hilang setelah Bermain
Baca juga: Relawan Banjarnegara Kembali ke Lumajang, Bikin 16 MCK dan Sanitasi Warga Terdampak Erupsi Semeru
Baca juga: Viral, Penjaja Makanan Ditemukan Tidur di Jalanan di Banjarnegara. Begini Faktanya
Di luar, sejumlah aparat polisi bersama pemerintah setempat berkumpul.
Keranda besi sudah tertata di luar.
Meskipun, jenazah bocah malang itu belum dibawa pulang.
Orangtua RY, Rokib dan Soimah masih terpukul atas kejadian itu.
Suasana rumah duka tampak hening.
Tidak ada lagi suara bocah yang bermain di rumah itu.
Wagiyo, paman korban pun masih tampak syok atas kejadian itu.
Dia masih terngiang akan sosok keponakannya.
Lelaki gagah itu rupanya tak cukup tegar saat melihat langsung jasad RY.
Ia yang pertama menemukan jasad RY di hutan.
"Saya yang pertama menemukan," katanya kepada Tribunbanyumas.com, Senin (10/1/2022).
Minggu (9/1/2022) sore, Wagiyo terpaksa meninggalkan pekerjaannya sebagai pedagang sayuran di Karangkobar.
Dia mendapat kabar, keponakan tercinta hilang.
Wagiyo bergegas ke Pecantelan untuk membantu pencarian.
Di sana, ia sudah melihat kampung ramai karena hilangnya RY misterius.
Mereka ramai-ramai mencari anak itu namun tak ada jejak tertinggal.
WH (18), sepupu korban, adalah satu-satunya orang yang bisa ditanyai ke mana anak itu pergi.
Ada warga melihat, RY terakhir pergi bersama pemuda itu.
Tapi WH selalu berkelit.
Jawabannya berubah-ubah.
Ia yang terus didesak, akhirnya mau menunjukkan di mana RY berada.
Dia tak bisa mengelak saat ketahuan menyimpan handphone korban di rumahnya.
"Katanya ditinggal di hutan," katanya.
Meski begitu ia tak menunjukkan lokasi detail RY berada.
Kecuali hanya ancer-ancer yang tak jelas.
Wagiyo bersama warga dan tim gabungan mencari sampai larut malam di hutan.
Namun tidak ada jejak yang ditemukan.
Hingga ada titik terang kemudian.
Seusai WH dibawa ke kantor polisi, polisi memberikan petunjuk agar warga memfokuskan pencarian di lokasi tertentu di hutan.
Tim diminta mencari jejak korban di tempat yang ada tumpukan daun atau timbunan.
Warga akhirnya memusatkan pencarian di satu tempat.
Di bawah jurang, sekira kedalaman 6 meter, Wagiyo menemukan tumpukan daun pakis serta tanah yang masih baru.
Dia mencoba menggali timbunan itu menggunakan ranting.
Alangkah ia terkejut, Wagiyo melihat penampakan kaus keponakannya yang mulai tersingkap.
Ia langsung yakin itu adalah keponakan kesayangannya.
Melihat kondisinya yang tak bergerak, ia sudah muncul firasat buruk.
Keponakannya sudah tak bernyawa.
Wagiyo tak melanjutkannya.
Di hadapannya semua berubah gelap.
Tubuhnya roboh.
Ia seketika tak sadarkan diri.
Ia tak kuat melihat kenyataan pahit itu.
"Saya tidak tahu lagi."
"Saya sadar sudah berada di rumah," katanya.
Polisi kini sudah menahan WH, yang masih family dengan korban.
WH diduga aktor di balik kematian korban.
Sementara polisi masih mendalami motif pelaku. (*)
Baca juga: Petani Durian di Doro Pekalongan Panen Raya: Daging Buah Tebal dan Manis, Harga Mulai Rp 15 Ribu
Baca juga: Pemuda Warga Dusun Tempel Kendal Ini Dibekuk Polisi, Terbukti Jual Ratusan Pil Koplo
Baca juga: Semarang Sudah Terapkan PTM 100 Persen, Siswa Belum Divaksin Boleh Ikut Belajar di Sekolah
Baca juga: Tahun Ini Bakal Tambah 60 Tapping Box, BPPKAD Kudus: Tingkatkan Realisasi Pendapatan Pajak Daerah