Tips Kesehatan
Gorengan Sangat Disukai, Begini Tips Dokter RSI Banjarnegara agar Kesehatan Jantung Tetap Terjaga
Mengonsumsi gorengan cukup sering dan bahkan dalam jumlah berlebih, dapat mengganggu kesehatan. Ini Saran dokter RSI Banjarnegara.
Penulis: khoirul muzaki | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS.COM, BANJARNEGARA - Makanan yang digoreng atau biasa disebut gorengan, menjadi kudapan favorit banyak warga.
Apalagi, saat disantap dalam kondisi panas atau hangat.
Tetapi, meski rasanya sangat enak, mengonsumsi gorengan cukup sering dan bahkan dalam jumlah berlebih, dapat mengganggu kesehatan.
"Karena, goreng-gorengan berlebihan sebenarnya bisa memicu berbagai penyakit, di antaranya jantung, stroke, dan hiperkolesterol," kata dokter Rumah Sakit Islam (RSI) Banjarnegara dr Masrurotut Daroen, Selasa (21/12/2021).
Baca juga: Fatal Akibatnya Jika Kamu Lakukan Aborsi Ilegal, Dokter RSI Banjarnegara: Tubuh Bisa Membusuk
Baca juga: Kisah Inspiratif Puji Lestari, Lumpuh Karena Tabrak Lari, Jadi Karyawati Teladan RSI Banjarnegara
Baca juga: Belum Punya Dokumen Pendudukan, Warga Binaan Lapas Hingga ODGJ di Banjarnegara Tetap Bisa Divaksin
Baca juga: Harga Minyak Goreng Sawit Naik, Warga di Pucungbedug Banjarnegara Gunakan Alternatif Minyak Kelapa
Dokter yang akrab disapa Rury ini mengakui, tak mudah melepas kebiasaan mengonsumsi gorengan.
Namun, hal tersebut harus dilakukan meski secara pelan.
Bahkan, meroketnya harga minyak goreng seperti sekarang ini, bisa menjadi titik balik mengurangi konsumsi gorengan guna memperbaikii kesehatan jantung.
Dalam penjelasannya, Rury mengatakan, mengonsumsi gorengan secara berlebihan bisa memicu penyakit kardiovaskuler semisal stroke dan jantung karena mengandung lemak jenuh dan lemak trans.
Dua jenis lemak ini memicu meningkatkan kolesterol dalam darah.
Selain kardiovaskuler, gorengan juga bisa memicu diabetes tipe 2, bahkan kanker.
"Gorengan dilapisi tepung, lebih tinggi kalori dan karbohidrat sederhana dan lemak tidak sehat. Ini memicu terjadinya kegemukan dan diabetes tipe 2."
"Bahaya makan gorengan juga bisa terkena kanker. Bahaya ini muncul akibat zat akrilamida terbentuk selama proses menggoreng," jelasnya.
Rury mengatakan, selain mengurangi gorengan, sebenarnya, menjaga tubuh sehat bisa dilakukan lewat mengubah cara memasak masakan.
Alih-alih digoreng, dia menyarankan, bahan makanan dimasak lewat cara dipanggang.
Baca juga: Pemkab Purbalingga Bagikan Bantuan bagi Guru Madin dan Anak Yatim dalam Rangka HUT Kabupaten
Baca juga: Buruan Daftar! PMI Tegal Buka Layanan Vaksinasi Covid Pukul 15.00-20.00 WIB, Ini Syaratnya
Baca juga: Dikunjungi Dubes Jepang, Gubernur Ganjar Sampaikan Niat Kerja Sama Soal Penanggulangan Bencana
Baca juga: Lewat Rel, Warga Kroya Cilacap Tewas Tertabrak KA Argowilis. Sempat Terlempar Jatuh ke Sungai Tipar
Bahkan, menurutnya, beberapa bahan makanan lebih enak dipanggang daripada digoreng.
Apalagi, sekarang, banyak teknologi seperti menggoreng tanpa minyak atau menggunakan metode airfryer.
Memasak daging dengan alat tersebut akan menghasilkan minyak alami dari daging tersebut.
"Sebenarnya, gorengan bukan sama sekali dilarang, hanya saja perlu diperhatikan cara menggoreng dan batasi jumlah konsumsinya."
"Imbangi dengan makanan bergizi dan tinggi serat lain, serta perbanyak minum air putih," saran Rury. (*)