Berita Ekonomi Bisnis
Harga Bawang Merah Anjlok di Kendal, Cuma Laku Maksimal Rp 9.000 per Kg, Normalnya Capai Rp 20.000
Budiyono tak mengetahui penyebab pasti anjlognya harga bawang merah di Kabupaten Kendal, karena tidak terpengaruh musim penghujan.
Penulis: Saiful Masum | Editor: deni setiawan
TRIBUNBANYUMAS.COM, KENDAL - Di penghujung 2021, petani bawang merah di Kabupaten Kendal kelimpungan karena harga bawang merah anjlog di bawah Rp 10.000 per kilogram.
Kini, bawang merah basah di tingkat petani hanya dihargai Rp 8.000 hingga Rp 9.000 per kilogram.
Meskipun dengan kualitas bagus dan besar.
Baca juga: Anak Pedagang Pasar Weleri Berdemo, Berikut Delapan Tuntutan Mereka Kepada Pemkab Kendal
Baca juga: Perusahaan di Kendal Ini Beri Peluang Pelaku Usaha Titip Produk, Rintis Warung Koperasi UMKM
Baca juga: Betonisasi Sidomakmur Kendal Nyaris Rampung, Dico Nantikan Komitmen Pemdes Kembangkan Ekonomi Warga
Baca juga: Dilaporkan Langgar Jam Operasional, Pengelola Karaoke di GBL Kendal Ternyata Pekerjakan PK Anak
Seorang petani bawang merah, Muhti mengatakan, hasil panen bawang merah di Kabupaten Kendal kali ini cukup bagus.
Rata-rata bisa panen bawang merah kualitas super jika dipanen cukup umur.
Akan tetapi, harga bawang merah saat ini tidak mendukung perekonomian petani.
Sebagian memilih pasrah dengan tetap menjual hasil panen, sebagian lagi menggunakan hasil panen untuk bibit tanaman di masa yang akan datang.
"Hasil bawangnya bagus, namun ya itu harganya anjlog."
"Hanya di angka Rp 8.000 - Rp 9.000 per kilogram," terangnya kepada Tribunbanyumas.com, Jumat (10/12/2021).
Dia berharap, pemerintah bisa memberikan solusi atas siklus anjlognya harga barang merah setiap panen raya.
Minimal menambah stok pupuk subsidi untuk meringankan biaya produksi.
Petani lain, Supriyadi menambahkan, separo dari hasil penennya dibuat bibit bawang merah untuk musim tanam pada Februari 2022.
Sisanya tetap dia jual untuk ongkos musim tanam lanjutan.
Supriyadi tidak mau menjual semua hasil panen bawang merahnya dengan harga jauh dari harapan.
Katanya, harga jual di bawah Rp 10.000 tetap akan membuat petani merugi.
Belum lagi, petani harus membeli bibit bawang merah untuk tanam di musim setelahnya.
"Yang jelas, biaya produksi tanam bawang merah sangat tinggi, semua mahal."
"Kalau hitungannya, minimal harga jual Rp 15.000 per kilogram biar tidak rugi."
"Kalau mau untung sedikit, harga jual harusnya Rp 20.000 per kilogram," katanya kepada Tribunbanyumas.com, Jumat (10/12/2021).
Dia berharap, siklus tahunan yang terjadi setiap panen raya ini bisa dicarikan solusi oleh pemerintah.
Sehingga beban petani bawang merah jadi lebih ringan.
Kepala Desa Kedunggading, Kecamatan Ringinarum, Kabupaten Kendal, Budiyono mengatakan, anjlognya harga bawang merah tidak terpengaruh musim penghujan.
Hanya saja, karena daerah-daerah lain juga sedang panen, sehingga stok bawang merah melimpah.
"Mayoritas warga kami adalah petani, utamanya petani bawang merah."
"Kalau pas musim seperti ini, jadi kasihan," ujar dia kepada Tribunbanyumas.com, Jumat (10/12/2021).
Budiyono berucap, tidak mengetahui pasti penyebab turunnya harga jual bawang merah di bawah Rp 10.000 per kilogram.
Kata dia, biasanya harga tertahan di angka Rp 10.000 hingga Rp 11.000 per kilogram.
Itu dengan jaminan kualitas bawang merah tetao bagus dan besar.
Budiyono mendorong pemerintah daerah, provinsi, hingga pusat agar memperhatikan betul kesejahteraan para petani, termasuk petani bawang merah yang tersebar di beberapa daerah.
"Menanam bawang merah ini biayanya mahal."
"Biasanya BPKB kendaraan disekolahkan (digadai) sebagai jaminan."
"Kalau hasil panen turun drastis, bisa-bisa hilang barang berharganya."
"Karena semua penunjang tanaman bawang merah serba mahal dan ini perlu solusi," tegasnya. (*)
Baca juga: Kendarai Motor Listrik Gesits Kelilingi Pendopo, Tanggapan Wabup Pati: Halus Mesinnya
Baca juga: Laga Pamungkas PSIS Semarang Hadapi Persipura Jayapura, Imran: Kami Harus Siap 200 Persen
Baca juga: Siapakah Dia? Bupati Kebumen Sebut Masih Ada Pejabat Eselon III Suka Memainkan Anggaran
Baca juga: Segera Dibangun Pabrik Sarung Tangan Kualitas Ekspor di Kebumen, Rekrut 5.000 Pekerja Lokal