Berita Sragen
Cerita Pilu Akibat HIV/AIDS di Sragen: 20 Ibu Hamil Harus Minum ARV, Bocah 8 Tahun Ditolak Keluarga
Sebanyak 20 ibu hamil di Kabupaten Sragen terkonfirmasi positif HIV/AIDS.
"Di Sragen, sampai bulan November 2021, total 1.544 kasus. Setiap tahun masih ditemukan," jelas Haryoto.
Pandemi covid-19 sempat menghambat screening, yang membuat temuan kasus turun.
Saat pengetatan mobilitas masyarakat, setiap bulannya hanya ditemukan 6 hingga 10 kasus.
"Namun, setelah PPKM level atau kita berada di level hijau covid-19, kita lakukan visiting mobile dan menemukan 28 kasus hanya dalam satu bulan, yakni pada November," jelasnya.
HIV menjangkiti hampir merata di seluruh profesi, baik wiraswasta, petani, hingga ibu rumah tangga.
"Paling banyak, wiraswasta, kemudian petani, dan ibu rumah tangga," ungkapnya.
Baca juga: UMK Banyumas Naik Rp 13 Ribu, Berikut Daftar UMK 2022 35 Kabupaten/Kota di Jateng
Baca juga: Sambut Hari Disabilitas, Siswa SLB di Purwokerto Baca Puisi: Inilah yang Aku Terima, Terimalah Aku
Baca juga: Dua Rumah di Banjaran Purbalingga Hangus Terbakar, Api Diduga Muncul dari Korsleting Listrik
Baca juga: Flavio Beck Junior Resmi Gabung PSIS Semarang, Yoyok: Kedatangannya Sangat Penting dan Mendesak
Indonesia sendiri menargetkan pada tahun 2030 bebas dari HIV, dengan Three Zero (Zero penularan baru, zero kematian akibat HIV, dan Zero diskriminasi).
"Dengan waktu sembilan tahun tersisa, target itu bisa diwujudkan, karena saat ini HIV/Aids sudah dapat dikelola, karena sudah ada obatnya," jelasnya.
"Yang terpenting, begitu dirinya tahu HIV, dia harus berani minum obat, karena meskipun sudah undetected virusnya, masih berpotensi menularkan HIV," jelas dia.
Bocah Terjangkit HIV Dikucilkan
Sementara, cerita pilu datang dari bocah 8 tahun pengidap HIV/AIDS di Kabupaten Sragen.
Dia tertular dari orangtua yang juga mengidap virus mematikan itu.
Namun, di usianya yang masih belia, ia harus hidup sebatang kara karena kehilangan orangtua.
Ketua Yayasan Sehat Panghuripan Sukowati Ririn Hanjar mengatakan, bocah itu kini tinggal di yayasan miliknya karena tidak ada saudara yang mau merawat.
"Orangtuanya sudah meninggal dunia karena HIV, kini ia tidak ada yang merawat," ungkap dia kepada TribunSolo.com, Rabu (1/12/2021).