Berita Banyumas
Harmonisasi Kera dan Manusia Bawa Desa Cikakak Banyumas Masuk 50 Desa Wisata Terbaik di Indonesia
Ratusan kera di pegunungan Cikakak, Kecamatan Wangon, Kabupaten Banyumas, menyambut para pengunjung yang datang membawa makanan, Rabu (13/10/2021).
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: rika irawati
"Semua masyarakat terlibat sehingga nilainya adalah bagaimana pemberdayaan masyarakat sekitar," jelasnya dalam acara menerima kunjungan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno di Desa Cikakak, Rabu.
Ia mengatakan, sebelum pendemi, angka kunjungan wisata di Desa Cikakak mencapai 4000-5000 pengunjung dalam sebulan.
Baca juga: Tak Aman! Persis Solo Baru Raih 5 Poin setelah Ditahan Imbang PSIM Yogyakarta dalam Derbi Mataram
Baca juga: Ada Libur Maulid Nabi, ASN Dilarang Ambil Cuti dan Bepergian Keluar Daerah Pekan Depan
Baca juga: Lengkapi Berkas Perkara Dugaan Korupsi Bupati Nonaktif Banjarnegara, KPK Kembali Sita Dokumen
Baca juga: Pegawai Kantor Gubernur DIY Berhamburan, Rasakan Guncangan Akibat Gempa
Namun, selama pandemi Covid-19, kunjungan wisata menurut drastis menjadi 300-500 orang per bulan.
selain keharmonisan kera-manusia, Desa Cikakak menawarkan wisata religi lewat Masjid Saka Tunggal, masjid tertua di Banyumas bahkan di Indonesia.
Kemudian, ada pula tradisi budaya Jaro Rojab dan Rwanda Bojana.
Di tempat ini juga ada komunitas aboge.
Akademisi siap terlibat mengembangkan
Akademi Unsoed Purwokerto yang juga Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Fakultas Budaya, Ida Hamidah menambahkan, Desa Wisata Cikakak sangat potensial dikembangkan.
"Saya berharap agar potensi ini digiatkan dan warga memiliki peran penting dalam mengembangkan promosi agar lebih dikenal."
"Kebetulan, kami ada Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) itu nanti bisa membantu dan menurunkan mahasiswa mengajar di Desa."
"Ada pula KKN tematik maka mahasiswa bisa mendampingi," terangnya.

Menurutnya keberadaan masjid tertua, yaitu Masjid Saka Tunggal, berpadu dengan kegiatan budaya para komunitas kejawen, potensi wisata alam, dan keberadaan kera, menjadi modal besar wisata.
"Tetapi, kalau masuk ke industri wisata, tidak cukup itu saja. Tetapi, bagaimana mengemas potensi itu menjadi simpel, praktis, dan mudah diterima kalangan generasi muda serta mudah dikenal warga luar bahkan internasional," tambahnya.
Sementara, Menparekraf Sandiaga Uno mengaku bangga dan senang saat berkunjung ke Desa Cikakak.
Menurutnya, antusiasme warga sangatlah tinggi, mengingat sudah hampir satu tahun lebih, sektor wisata begitu terpukul karena pandemi Covid-19.