Berita Semarang

Tak Puas Hasil Pengundian Kios dan Lapak, Pedagang Pasar Johar Temui Wali Kota Semarang

Pedagang Pasar Johar Semarang tak puas dengan hasil pembagian kios dan lapak yang dilakukan pemerintah kota, pekan lalu.

Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS/HERMAWAN HANDAKA
Perwakilan pedagang Pasar Johar melakukan audiensi dengan Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi di lobi kantor wali kota, Kamis (30/9/2021). 

TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Pedagang Pasar Johar Semarang tak puas dengan hasil pembagian kios dan lapak yang dilakukan pemerintah kota, pekan lalu.

Terkait hal ini, perwakilan pedagang menemui Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, untuk menyampaikan sejumlah keberatan.

Audiensi kedua pihak itu berlangsung Kamis (30/9/2021) di lobi kantor wali kota.

Dalam audiensi, perwakilan pedagang menyampaikan unek-unek dan aspirasinya, di antaranya mengenai persoalan zonasi yang tidak cocok, pemerintah tidak akomodatif, permintaan para pedagang untuk tetap bertahan di MAJT sebelum dibangunkan pasar grosir, hingga keluhan pedagang mengenai lapak.

Ditemui seusai audiensi, Ketua PPJP Pasar Johar Surahman mengatakan, 80 persen aspirasi pedagang akan diakomodir oleh Pemerintah Kota Semarang.

Baca juga: Pedagang Pasar Johar Semarang Bisa Mulai Pindahan, Dilarang Menambah dan Memaku Kios Baru

Baca juga: Acara Pindahan Pedagang Pasar Johar Terpaksa Diundur, Ini Pertimbangan Pemkot Semarang

Baca juga: Sempat Dikira Boneka, Batita di Tembalang Semarang Ditemukan Tewas setelah Hanyut di Selokan

Baca juga: Hujan 1 Jam, Kampung Cebolok Kota Semarang Sudah Terendam Banjir. Warga Minta Ada Perbaikan Drainase

Permintaan tersebut di antaranya, pedagang tetap menempati MAJT sebelum dibangunkan pasar grosir, penyelesiaian persoalan zonasi, hingga penyelesaian persoalan lapak.

Dalam audiensi, pedagang mengeluhkan mengenai hasil sistem undian yang tidak sesuai dengan kondisi.

Pedagang yang seharusnya mendapatkan kios justru mendapatkan lapak atau sebiknya.

"Tadi, masalah zonasi, lapak, permintaan teman-teman agar tetap di MAJT sebelum dibuatkan pasar grosir, itu dipenuhi. Saya katakan, 80 persen diakomodir," sebut Surahman.

Dia melanjutkan, ada aspirasi pedagang yang tidak dapat diakomodir yakni mengenai penataan pedagang di Johar Tengah dan Utara.

Dua blok tersebut merupakan bangunan cagar budaya sehingga dilakukan penataan khusus karena tidak memungkinkan seluruh pedagang masuk.

"Ada yang tidak bisa dipenuhi, untuk cagar budaya itu harus khusus. Jadi, penataannya juga khusus. Lainnya, bisa dikoordinasikan. Sebetulnya, khusus untuk cagar budaya satu tapi lainnya kemungkinan bisa dirembung," jelasnya.

Lebih lanjut, Surahman juga mengaku sedikit tenang setelah audiensi ini karena Pemerintah Kota Semarang memastikan tidak memasukan pedagang baru dan memprioritaskan pedagang lama.

Dalam audiensi, pedagang dan Pemerintah Kota Semarang juga bersepakat membentuk posko bersama di Johar Tengah lantai 2. Posko ini intuk menyelesaikan persoalan pedagang yang tidak puas dengan hasil undian.

"Ini fungsinya untuk memberi penjelasan jika ada permasalahan, misal DT (dasaran terbuka) kok dapat los atau kios. Bisa juga salah upload data saat mendaftar di E-Pandawa," terangnya.

Saat ditanya kapan akan mulai pindah ke pasar yang baru, Surahman belum memberikan kepastian.

Pihaknya akan menyosialisasikan terlebihdahulu hasil audiensi tersebut kepada seluruh pedagang dan menyelesaikan persoalan-persoalan yang dikeluhkan pedagang melalui posko yang ada.

"Justru ada posko itu nanti yang tidak puas kami tanggapi," tambahnya.

Sementara itu, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menerima keluhan-keluhan yang dirasakan pedagang.

"Hasil audiensi pedagang menyampaikan berbagai keluhan, klasternya tidak cocok, dinas kami tidak akomodatif, ketiga mereka lapaknya gede dapat kecil. Maka, kunci dari semua adalah komunikasi," jelas Hendi, sapaannya.

Baca juga: Petugas Lapas Semarang Temukan Bungkusan di Area Branggang, Saat Dibuka Berisi 195 Butir Pil Koplo

Baca juga: Cegah Klaster Sekolah, RSUD Margono Soekarjo Purwokerto Banyumas Siapkan 10 Ribu Vaksin bagi Pelajar

Baca juga: Cerita Siswa SMP Negeri 4 Mrebet Purbalingga Jalani Karantina 10 Hari, Belajar Bareng saat Bosan

Baca juga: PTM di SMA Negeri di Margasari Tegal Dihentikan, Ada 2 Siswa Terkonfirmasi Positif Covid

Dia menyampaikan, situasi saat ini memang berbeda. Johar Cagar Budaya yang merupakan bekas kebakaran tidak bisa menampung seluruhnya.

"Maka, perlu kelegowan dan menempati dengan tata cara yang sesuai undang-undang," ujarnya.

Pedagang yang belum bisa masuk Cagar Budaya, pihaknya akan menyiapkan Shopping Center Johar.

Sembari menunggu Pasar Induk Rejomulyo, dia membolehkan pedagang menempati relokasi MAJT.

Jika masih banyak pedagang yang masih menempati MAJT, kontrak sewa pun akan diperpanjang.

"Prinsipnya, kami akomodir mereka untuk hal-hal yang membuat mereka merasa tenang dan nyaman saat berjualan," ucapnya. (*)

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved