Berita Banyumas

Jual Rongsok dan Jlantah, Cara Warga RW 5 Karangklesem Banyumas Saling Bantu di Tengah Pandemi Covid

Sikap gotong-royong menghadapi pandemi Covid-19 ditunjukkan warga RW 05 Kelurahan Karangklesem, Kecamatan Purwokerto Selatan, Kabupaten Banyumas.

Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS/PERMATA PUTRA SEJATI
Sigit Fatoni (35), Ketua RW 5, Kelurahan Karangklesem, Kecamatan Purwokerto Selatan, menunjukkan jeriken berisi minyak jelantah dan tumpukan kardus yang dikumpulkan dari warga di rumah Sedekah Rongsok dan Jelantah, Minggu (12/9/2021). 

"Kalau jelantah, bisa dijual sebulan sekali sementara rongsok, sekitar dua bulan sekali, bisa sampai Rp 1 juta lebih. Biasanya, total sebulan, kami bisa dapat Rp 2 juta," ungkapnya.

Sigit memastikan, jelantah yang dikumpulkan warga tak dijual ke pembeli sembarang.

Baca juga: Sama-sama Dihantam Badai Cedera, Berikut Prediksi Susunan Pemain PSIS Semarang dan Persija Jakarta

Baca juga: Sungai Bengawan Solo Tercemar Limbah Ciu, Pencari Ikan di Ngloram Blora Ngaplo

Baca juga: Pembebasan Lahan Tol Solo-Yogyakarta Capai 26,2 Persen, Pemerintah Gelontor Dana Rp 1,7 Triliun

Baca juga: Vaksinasi Covid di Karimunjawa Telah Capai Target, Sasar Warga dan Pelajar 12 Tahun ke Atas

Mereka hanya menyetor jelantah ke perusahaan ataupun pihak yang memiliki izin resmi untuk mengelola jelantah.

Hal ini untuk memastikan, jelantah yang mereka setor tidak didaur ulang untuk memasak lagi.

"Jadi, waktu itu, kami tanya dulu izinnya. Ternyata untuk biosolar, akhirnya kami kirim ke (perusahaan di) Surabaya," tambahnya.

Menurut Sigit, mengumpulkan jelantah tak hanya bertujuan mencari uang tetapi juga upaya menyelamatkan lingkungan.

Pembuangan jelantah secara sembarangan dapat menyebabkan pencemaran lingkungan.

"Dari informasi yang saya dapat, dibuang ke tanah itu tanahnya jadi tidak subur. Apalagi ke selokan dan sungai, karena memang susah terurai."

"Di sini, selain mengedukasi masyarakat juga menyelamatkan lingkungan," tuturnya.

Sementara, bantuan rongsoh dan jelantah dari warga pun terus bertambah setiap hari.

Hingga akhirnya, tempat yang digunakan untuk mengumpulkan rongsok tak muat.

Sigit kemudian meminjam lahan tak terpakai milik warga untuk dibangun bank sampah.

"Setelah kami komunikasikan, akhirnya dipersilakan. Saya yakin, lima tahun di sini tidak akan ada masalah," tambahnya.

Sejak adanya bank sampah dan jelantah itu, banyak warga yang terbantu, terutama mereka yang positif Covid-19.

Hasil dari penjualan rongsok dan jelantah itu digunakan untuk membantu memenuhi kebutuhan mereka selama menjalani isolasi mandiri.

Halaman
123
Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved