Berita Ekonomi Bisnis
Peternak Ayam Petelur Lagi Lesu, Harga Anjlok di Banjarnegara, Martono Beberkan Penyebabnya
Wajah Martono, peternak ayam petelur dari Desa Winong, Kecamatan Bawang, Kabupaten Banjarnegara tampak lesu saat melayani pelanggan.
Penulis: khoirul muzaki | Editor: deni setiawan
Biasanya, ia membeli jagung seharga di bawah Rp 5 ribu perkilogram.
Tetapi saat ini, harga komoditas itu naik mencapai Rp 5.700 perkilogram.
Padahal, jagung menjadi kebutuhan pokok untuk campuran pakan ternak, di luar konsentrat.
Setiap hari, ia membutuhkan sekira 80 kilogram jagung untuk mencukupi kebutuhan pakan ribuan ayam petelur.
Sementara harga konsentrat saat ini masih stabil setelah sempat juga mengalami kenaikan beberapa waktu lalu.
"Harga konsentrat tidak naik, karena sudah tinggi," katanya.
Anjloknya harga telur ini membuat peternak kesulitan menutup kebutuhan operasional usaha mereka.
Dia mengungkapkan, karena kondisi itu, ada peternak yang terpaksa menutup usaha dengan menjual ribuan ayamnya.
Padahal ayam yang dijual belum waktunya diafkir, atau masih produktif menghasilkan telur tiap hari.
Sementara kandang yang terlanjur dibangun dengan modal tinggi dibiarkan kosong dan telantar.
Seperti peternak lain, usaha keluarga Martono pun ikut terpuruk.
Tetapi ia memutuskan untuk mempertahankan usahanya meski cukup berat.
Dia pun berharap pemerintah turun tangan untuk membantu meringankan beban peternak.
Ia berharap ada kebijakan agar harga pakan, khususnya jagung tidak melambung. (*)
Baca juga: Ini Membuatku Sedih: Bruno Silva Pasca Berseteru dengan Komarodin di PSIS Semarang
Baca juga: Heru Nerly Berpulang, Sang Legenda Persipura Jayapura - Striker PSIS Semarang: Dia Panutan Kami
Baca juga: Sudah Ada Tiga Nama Calon Sekda Kabupaten Pati, Mereka Bakal Paparan ke Gubernur Jateng
Baca juga: Bantu Atasi Kekeringan di Jateng, PKS Kirim 76 Tangki Air Bersih ke Wonogiri