Penanganan Corona
Bikin Penasaran Ganjar, Kakek Soenardi Pernah Gagal Divaksin dan Hampir Meninggal, Begini Kisahnya
Kisah Stephanus Soenardi, salah seorang penerima vaksin bagi peserta Prolanis Program JKN-KIS.
Penulis: Abduh Imanulhaq | Editor: deni setiawan
TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Kisah Stephanus Soenardi, seorang penerima vaksin bagi peserta Prolanis Program JKN-KIS atau vaksin untuk khusus lansia dan komorbid di Kecamatan Mijen, Kota Semarang menarik perhatian Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Pria yang datang bersama istrinya itu mengaku pernah gagal divaksin kemudian hampir meninggal.
Saat ditemui Ganjar di tempat vaksin Kecamatan Mijen pada Jumat (13/8/2021), Soenardi mengaku sudah berusia 81 tahun.
Ia bersyukur sehat sementara teman-teman seusianya banyak yang meninggal.
Baca juga: Densus 88 Juga Sambangi Kota Semarang dan Sukoharjo, Bawa 3 Terduga Teroris Anggota JI
Baca juga: Warga Isoman Kota Semarang Terus Menurun Jumlahnya, Data Terkini Cuma 71 Orang
Baca juga: Orang Baik Datang Kembali, Ganjar Terima Bantuan Masker Hingga Nutrisi Buat Jawa Tengah
Baca juga: Fenomena Maraknya Baliho Bergambar Tokoh Petinggi Partai Politik, Apa Kata Gubernur Ganjar?
"Saya lahir 1940, tapi di KTP tertulis 1947."
"Saya lebih suka lahir 1940, tidak apa-apa, bangga masih sehat karena teman-teman seusia saya sudah banyak yang meninggal," ujarnya.
Meski demikian, Soenardi mengaku kesehatannya sempat menurun beberapa waktu lalu.
Bahkan menurut Soenardi, ia seakan sudah hampir meninggal.
"Kala wingi kula meh ditimbali Gusti, Pak."
"Tanggal kaleh."
"(Kemarin saya hampir dipanggil sama Tuhan, Pak. Tanggal dua)," tutur Soenardi.
Ganjar yang terkejut langsung menanggapi, "Ditimbali pripun? (Dipanggil bagaimana?).
"Awalipun radi meriang, ajeng mendhet balsem malah dhawah."
"Lajeng mboten saget tangi."
"Ngglethak wonten bangku terus kados ceguken ngoten, terus mboten eling napa-napa."
"(Awalnya agak meriang, mau ambil balsem justru jatuh)."
"(Kemudian tidak bisa bangun)."
"(Saat terkapar di bangku merasa seperti cegukan dan tidak ingat apa-apa)," kata Soenardi menceritakan saat kondisinya menurun.
Soenardi yang merasa sudah sehat akhirnya mengikuti program vaksinasi.
Ia berharap vaksinasi itu dapat melindunginya dari Covid-19.
Adapun terkait pelayanan vaksin khusus lansia dan komorbid yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan itu, Ganjar Pranowo menjelaskan bahwa itu konsep lama yang disiapkan.
Konsep itu sudah ia minta lakukan sejak jauh-jauh hari.
Kemudian baru disampaikan saat bertemu perwakilan BPJS beberapa waktu lalu.
"Sebenarnya konsep ini sudah lama saya minta."
"Apakah kita tidak punya data masyarakat anggota BPJS yang punya komorbid."
"Ternyata ada."
"Maka saya terima kasih begitu dieksekusi kita sekarang punya petanya di seluruh Jawa Tengah, kira-kira ada 1,2 juta (warga dengan komorbid) yang belum (divaksin)."
"Totalnya itu ada 1,5 juta masyarakat yang komorbid," jelas Ganjar.
Ia menambahkan apabila sekarang sekira 20 persen masyarakat dengan komorbid itu bisa dideteksi maka pola vaksinasi bisa lebih diarahkan.
Sistem itu juga akan langsung bisa diaplikasikan ke banyak tempat.
"Misal di Kota Semarang hari ini ada tiga titik."
"Harapannya nanti kita petakan dengan JKN-KIS yang ada di seluruh Jawa Tengah."
"Nanti kita minta Puskesmas terdekat mencari mereka."
"Begitu kita tahu, kalau bisa kita jemput bola, mereka disuntik lebih dahulu, dengan cara itu harapan kita bisa melindungi mereka yang punya komorbid lebih dulu, kita prioritaskan," ungkapnya.
Hal itu dilakukan lantaran berdasarkan data kematian akibat Covid-19 di Jawa Tengah, rata-rata korbannya adalah masyarakat yang memiliki komorbid diabetes dan hipertensi, sudah tua, dan belum divaksin.
"Kalau kita lihat rata-rata sudah sepuh-sepuh."
"Tapi yang muda juga ada."
"Maka kalau mereka dibentengi, seandainya suatu ketika mereka terkena minimal lebih kuat."
"Kalau ini ketemu, insya Allah menjadi ikhtiar kita untuk mencegah (risiko kematian)," pungkasnya. (*)
Disclaimer Tribun Banyumas
Bersama kita lawan virus corona.
Tribunbanyumas.com mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan.
Ingat pesan ibu, 5M (Memakai masker, rajin Mencuci tangan, selalu Menjaga jarak, Menghindari kerumunan, mengurangi Mobilitas).
Baca juga: Patungan, PNS di Kabupaten Tegal Beri Bantuan 10 Ton Beras bagi 2000 Keluarga Terdampak Wabah Covid
Baca juga: Hendak Transaksi, Pengedar Sabu di Pekalongan Diciduk Polisi
Baca juga: Dilaksanakan Mulai Besok Sabtu di Kendal, Vaksinasi Nakes Dosis Ketiga
Baca juga: Terasa Berat, Waktu Mepet Jelang Kick Off Liga 1, Ini Tugas Khusus Imran Siapkan Tim PSIS Semarang