Berita Semarang

Cerita Relawan Pemulasaraan Jenazah Perempuan Covid di Semarang, Berawal Lihat Jenazah Terlantar

Sejumlah perempuan di Kota Semarang bergabung menjadi relawan pemulasara jenazah Covid-19.

Penulis: iwan Arifianto | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS/Dok Laskar Ronggolawe
Tim relawan pemulasara jenazah Covid-19 khusus perempuan dari Laskar Ronggolawe Semarang Barat, Kota Semarang, bersiap mengurus jenazah Covid-19. 

Ia bertekad mengabdikan diri melayani masyarakat yang membutuhkan pemulasaraan jenazah Covid-19 perempuan.

"Layanan pemulasaraan ini gratis karena dari relawan. Bahkan, kami juga sediakan peti jenazah gratis yang diback up Pemkot Semarang," terangnya.

setelanjutnya, Fita dan teman-teman mendapat pelatihan dari dokter di RSUP Dr Kariadi Semarang.

"Habis itu, saya dilatih hingga mahir melakukan pemulasaraan. Kami juga dibuatkan tim khusus pemulasaraan Covid-19 perempuan, beranggotakan empat orang," terangnya.

Menurut Fita, tiga orang lain di tim tersebut masing-masing Suminah, Dede, dan Nanik.

Dua orang, yakni Suminah dan Nanik, memang sudah menjadi tim pemandi jenazah sebelum ada Covid-19.

Mereka tentu hanya perlu penyesuaian sedikit lantaran sudah ahli di bidang tersebut.

"Saya dan Bu Dede yang baru terjun di bidang tersebut, kami kompak saling mengisi satu sama lain. Untuk jenazah Covid-19 perempuan muslim maupun nonmuslim, juga sudah kami bagi sesuai agama kami masing-masing agar mengurusnya lebih gampang," terangnya.

Ia menuturkan, selepas mendapatkan pelatihan pemulasaraan Covid-19 perempuan, setiap hari, Fita selalu mendapatkan panggilan pemulasaraan jenazah.

Awalnya, ia melakukan tugas tersebut khusus di wilayah Semarang Barat namun angka kematian Covid-19 yang melonjak di Mei dan Juli, memaksanya harus memenuhi panggilan pemulasaraan di kecamatan lain.

Baca juga: Rais Aam PBNU KH Miftahul Akhyar Kecelakaan di Tol Salatiga, Dirawat di RSUD Salatiga

Baca juga: Harga Emas Antam di Pegadaian Pagi Ini, Kamis 12 Agustus 2021: Rp 962.000 Per Gram

Ia menyebut, kala itu, setiap hari, pasti menangani jenazah Covid-19 dari satu sampai tujuh jenazah.

Bahkan, kadangkala, membantu tugas di ruang jenazah sebuah rumah sakit di Semarang yang ketika itu mengalami overload.

"Sudah 100an lebih jenazah Covid-19 perempuan yang kami tangani saat lonjakan kasus kemarin. Saat ini, sangat turun drastis, bulan ini saja hanya satu yang kami tangani," ungkapnya.

Meski demikian, ia menyatakan siap andai sewaktu-waktu mendapatkan panggilan tugas pemulasaraan.

Pasalnya, tugas tersebut sudah menjadi panggilan jiwa.

"Saya berharap, situasinya terus seperti ini tak ada lagi kematian akibat Covid-19," harapnya. (*)

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved