Berita Tegal Hari Ini
Setelah Viral Warga Tegal Gotong Royong Terobos Pembatas Beton, Kini Jadi Lokasi Transaksi COD
Masyarakat secara kompak saling membantu mengangkat sepeda motor untuk melintas pagar pembatas beton.
Penulis: Fajar Bahruddin Achmad | Editor: deni setiawan
TRIBUNBANYUMAS.COM, TEGAL - Dua jalan strategis penghubung Desa Majasem Kabupaten Tegal dan Kota Tegal, ditutup rapat menggunakan pembatas beton atau beton movable concrete barrier (MCB).
Tidak tanggung-tanggung, beton yang dipasang bahkan berlapis.
Lokasi tersebut berada di Jalan Werkudoro dan Jalan Hanoman Kota Tegal.
Akibatnya, masyarakat harus rela memutar ke Jalan Pantai Utara (Pantura).
Meski begitu, rupanya banyak masyarakat yang tetap nekat.
Baca juga: Realisasikan Seribu Gerai Vaksinasi, Pemkot Tegal Gandeng Perguruan Tinggi, Rekrut Tenaga Vaksinator
Baca juga: Warga Tegal Ini Sebut Kebijakan Pemerintah Susahkan Warga, Dampak Penutupan Jalur Perbatasan
Baca juga: Jalan Ditutup, Warga Tegal Pilih Gotong Royong Angkat Motor dan Gerobak Lewati Pembatas Beton
Baca juga: Tiga Gedung RSUD Kardinah Tegal Dijadikan RS Khusus Pasien Covid-19, Total Tersedia 258 Bed
Masyarakat secara kompak saling membantu mengangkat sepeda motor untuk melintas pagar pembatas beton.
Mereka juga membantu gerobak pedagang cilok dan siomay agar bisa melintasi pembatas beton.
Lalu pada jam pulang kerja, pembatas beton pun sempat digeser oleh masyarakat agar bisa dilintasi motor.
Momen gotong royong masyarakat tersebut viral di media sosial Facebook dan WhatsApp Grup, pada Selasa (13/7/2021).
Setelah kejadian itu viral, petugas menambah jumlah pembatas beton di lokasi.
Warga setempat Sofar (51), membenarkan momen masyarakat saling membantu mengangkat motor untuk melintas beton.
Dia mengatakan, kejadian terjadi saat pagi dan sore hari.
Karena banyak masyarakat di Majasem yang bekerja di wilayah Kota Tegal.
"Ada beberapa motor diangkat di atas beton."
"Yang bantu ada 10 orang."
"Kasihan kalau tidak dibantu," kata Sofar kepada Tribunbanyumas.com, Rabu (14/7/2021).
Sofar menilai, semestinya jalan tidak ditutup total menggunakan pembatas beton.
Namun diberi penjagaan dan dilakukan sistem buka tutup.
Dia mengatakan, karena ada sebagian warga di Kelurahan Slerok, Kota Tegal, yang wilayah tempat tinggalnya di sebelah timur jembatan.
Mereka warga RT 01 RW 05 Kelurahan Slerok.

"Yang jadi masalah sebenarnya ada warga Slerok yang rumahnya di sebelah timur sungai."
"Dan itu harus dilayani."
"Masa harus memutar lewat Jalan Pantura," ungkapnya.
Saat Tribunbanyumas.com datang ke lokasi di Jalan Hanoman, banyak masyarakat yang sedang melakukan transaksi jual beli COD.
Mereka lebih memilih melakukan COD, ketimbang harus memutar melintas ke Jalan Pantura.
Hal itu seperti yang dilakukan Vena (45), warga Jalan Perintis Kemerdekaan Kota Tegal.
"Ini habis COD karena kan susah harus memutar jauh."
"Tokonya ada di Mejasem," ungkapnya kepada Tribunbanyumas.com, Rabu (14/7/2021).
Vena mengatakan, penutupan jalan sebenarnya positif untuk mencegah masyarakat agar tidak keluar rumah.
Tapi risikonya memang banyak masyarakat yang nekat untuk melompat.
Dia menilai, seharusnya ada penjagaan dari petugas.
Jadi masyarakat tetap terpantau dan tidak ada yang nekat.
"Saran saya sih ada penjagaan."
"Jadi tidak ada yang lompat," katanya. (*)
Disclaimer Tribun Banyumas
Bersama kita lawan virus corona.
Tribunbanyumas.com mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan.
Ingat pesan ibu, 5M (Memakai masker, rajin Mencuci tangan, selalu Menjaga jarak, Menghindari kerumunan, mengurangi Mobilitas).
Baca juga: Cerita Petugas Pemakaman Jenazah Pasien Covid-19 di Banjarnegara: Gunadi Menahan Perihnya Kaki
Baca juga: Begini Cerita Pasutri Tinggal di Hutan Desa Sigaluh Banjarnegara, Alasannya Kurangi Pikiran Negatif
Baca juga: Ganjar Jenguk Warga Desa Kecis Wonosobo, Minta Bidan Bikin Grup WhatsApp
Baca juga: Pemkab Brebes Berduka, Sartono Kepala Dinas Kesehatan Meninggal, Malam Ini di RSUD Brebes