Berita Semarang Hari Ini

Yuks Intip Sejenak ke Maganol, Toko Layang-layang Legendaris di Kota Semarang

Toko Maganol Semarang sudah berusia setengah abad lebih dan dagangan yang dijajakan masih sama, yaitu layang-layang serta pernak perniknya.

Penulis: budi susanto | Editor: deni setiawan
TRIBUN BANYUMAS/BUDI SUSANTO
Anak-anak di Toko Maganol Jalan MT Haryono Nomor 530 Kota Semarang, membeli layang-layang, Jumat (25/6/2021). 

TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Hilir mudik pembeli menjadi pemandangan di sebuah toko yang terletak di Jalan MT Haryono Nomor 530 Kota Semarang.

Beberapa pembeli membawa layang-layang serta benang seusai keluar dari toko yang berukuran tak terlalu besar itu.

Toko itu merupakan toko penjual layang-layang legendaris di Kota Semarang, yang dikenal dengan nama Maganol.

Baca juga: Tarif Tol Semarang-Solo Naik Rp 10 Ribu, Penyesuaian Berlaku Mulai Minggu 27 Juni 2021

Baca juga: Tempat Tidur Pasien Covid di Kota Semarang Tinggal 10%, Dinkes Imbau OTG Isolasi Mandiri di Rumah

Baca juga: Tarif Tol Semarang-Solo Naik 27 Juni, DPRD Jateng: Batalkan, Sampai Kondisi Lebih Baik!

Baca juga: RSUD Tugurejo Semarang Terpaksa Mulai Dirikan Tenda Darurat, Ganjar: Jadi Gambaran Kondisi Saat Ini

Meski tak terlalu besar, toko tersebut bisa dikatakan satu-satunya tempat yang menjual pernik layang-layang terlengkap di Kota Semarang.

Toko Maganol sudah berusia setengah abad lebih dan dagangan yang dijajakan masih sama, yaitu layang-layang serta pernak perniknya.

Tak hanya anak-anak sekitar yang datang ke Toko Maganol untuk membeli layang-layang, beberapa pembeli juga berasal dari luar Kota Semarang.

Seperti Aji Muhammad (23), warga Kabupaten Demak yang datang untuk membeli layang-layang serta benang dengan jumlah lumayan banyak.

“Saya sudah empat tahun jadi langganan di sini, pernik layang-layang di sini lengkap."

"Jadi saya beli cukup banyak untuk dijual lagi,” tuturnya kepada Tribunbanyumas.com, Jumat (25/6/2021).

Menurut Aji, toko tersebut memang terkenal, bahkan tak hanya ia yang datang, sang ayah juga acapkali membeli layang-layang di Toko Maganol.

“Ayah saya juga beli di sini untuk dijual kembali."

"Harganya sangat miring dan sangat lengkap,” paparnya.

Sementara itu Fanny Setyawati (63) yang mengelola Toko Maganol, menjelaskan, toko tersebut berdiri pada 1970.

“Awalnya menjual benang layang-layang yang diproduksi sendiri."

"Lalu berlanjut menjual layang-layang dan pernak perniknya sampai sekarang,” ucapnya kepada Tribunbanyumas.com, Jumat (25/6/2021).

Halaman
12
Sumber: Tribun Banyumas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved