Berita Semarang Hari Ini
Penataan Pedagang Pasar Johar Semarang Mulai Juli 2021
Pedagang akan segera menempati pasar johar secara bertahap mengingat kapasitas pasar yang sudah dibangun belum mencukupi seluruh pedagang.
Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: deni setiawan
TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Pemkot Semarang berencana mulai menata pedagang Pasar Johar pada Juli 2021.
Pedagang akan segera menempati pasar secara bertahap mengingat kapasitas pasar yang sudah dibangun belum mencukupi seluruh pedagang.
"Target kami, perintah Wali Kota Semarang agar segera dioperasionalkan pasar yang sudah jadi yakni Johar utara dan tengah."
"Pemerintah Pusat juga meminta harus ditempati," papar Kepala Disdag Kota Semarang, Fravarta Sadman kepada Tribunbanyumas.com, Senin (14/6/2021).
Baca juga: Berstatus Zona Merah Covid-19, Pemkab Semarang Hendak Sewa Hotel, Antisipasi Kurangnya Ruang Isolasi
Baca juga: Lewat Aplikasi Apik Kerjaku, Warga Kota Semarang Kini Lebih Mudah Cari Kerja
Baca juga: Tawuran Geng Pemuda asal Kendal dan Semarang di Flyover Pelabuhan Tanjung Emas, 6 Orang Terluka
Baca juga: Pedagang di Pasar Karangayu Semarang Resah, Pajak Sembako Menurunkan Daya Beli Warga
Pasar cagar budaya yang dibangun oleh Pemerintah Pusat tersebut, lanjut dia, memiliki kapasitas sekira 1.300 pedagang.
Nantinya, Disdag akan berkoordinasi dengan sejumlah kelompok pedagang untuk menentukan jenis dagangan apa saja yang dapat menempati Pasar Johar Cagar Budaya.
Mengingat, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi.
Dinas Perdagangan akan menerapkan sistem zonasi.
"Kami nanti diskusi dengan kelompok, kalau bangunan cagar budaya cocoknya untuk jualan apa."
"Di sana kapasitas sekira 1.300 pedagang," ujarnya.
Disdag sudah mulai melakukan pemberkasan.
Para pedagang diminta mengisi data secara mandiri melalui sistem online.
Pengisian dilakukan maksimal 14 Juni 2021.
Namun, pengisian dihentikan lantaran sejumlah petugas Disdag Kota Semarang terpapar Covid-19.
Nantinya, pihaknya akan mengevaluasi terlebih dahulu kapan pengisian berkas dapat dilanjutkan.
Hingga saat ini, sudah ada 4.500 pedagang yang melakukan pengisian berkas dari total 7.900 pedagang.
"Banyak yang minta surat keterangan."
"Sementara teman-teman kami satu bidang terpapar Covid-19."
"Daripada menimbulkan klaster baru, sementara kami off terlebih dahulu."
"Nanti kami evaluasi terlebih dahulu," paparnya kepada Tribunbanyumas.com, Senin (14/6/2021).
Beberapa kendala dalam pemberkasan dijumpai di lapangan.
Dia menyebut, sejumlah pedagang tidak memiliki dokumen yang disyaratkan karena sudah terbakar beberapa tahun silam atau sudah tidak menyimpan dokumen perayaratan seperti izin dasaran dan register.
Disamping itu, belum selesainya pemberkasan juga karena sejumlah pedagang berasal dari luar kota.
Sejak Pasar Johar terbakar, banyak pedagang dari luar kota tidak mengikuti berjualan di relokasi.
Ketua kelompok pun tidak mengetahui keberadaannya.
Di sisi lain, ada pula pedagang yang sudah meninggal dunia dan tidak diketahui keluarganya.
"Johar dahulunya banyak dari luar Semarang karena itu menjadi pusatnya pasar Jawa Tengah."
"Jadi, kondisinya seperti itu."
"Pedagang dari luar kota tidak update, tidak pernah kumpul dengan yang direlokasi."
"Maka, kalau luar kota tidak minat kami close karena kami tidak tahu mereka bisa jadi buka di kota lain," katanya. (Eka Yulianti Fajlin)
Baca juga: 100 Hari Kerja, Bupati Kebumen Klaim Seluruh Programnya Terlaksana
Baca juga: Teken Kontrak, Pelaksana Proyek Siap Bangun dan Perbaiki 17 Jalan serta Jembatan di Kebumen
Baca juga: Air Sumur Warga Cigintung Cilacap Menghitam, Diduga Dampak Kebakaran Kilang Minyak Milik Pertamina
Baca juga: Kobaran Api Kembali Muncul di Tanki Benzene Kilang Pertamina RU IV Cilacap, Ini Penjelasan GM