Penanganan Virus Corona
Antisipasi Lonjakan Kasus Covid Usai Lebaran, Ganjar Minta Bupati/Wali Kota Aktifkan Lagi Isolasi RS
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta bupati dan wali kota menyiagakan tempat tidur tambahan untuk isolasi dan ICU rumah sakit untuk Covid-19.
Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta bupati dan wali kota menyiagakan tempat tidur tambahan untuk isolasi dan ICU rumah sakit sebagai antisipasi lonjakan kasus Covid-19 pasca-libur Lebaran.
Saat ini, ada tiga kasus covid yang menjadi perhatian Pemprov Jateng, yakni kenaikan kasus di Kudus, klaster kapal dan covid varian baru di Cilacap, serta klaster lembaga pemasyarakatan di Kendal.
Ganjar mengatakan, ada tren peningkatan kasus harian hingga pekan ke-20.
"Ini akibat liburan mudik atau yang nekat mudik. Proporsi klaster terbesar itu keluarga 62,4 persen, ini kami hati-hati betul. Lapas 18,7 persen, dan klaster agama 11,5 persen," kata Ganjar, Senin (24/5/2021).
Baca juga: Tiga Kabupaten Ini Jadi Fokus Penanganan Covid-19 di Jateng, Berikut Langkah Strategisnya
Baca juga: Varian Baru Covid-19 Disebut Tidak Main-main, Gubernur Jateng Contohkan Kasus di Cilacap
Baca juga: Tak Ingin Virus Covid-19 Varian India Masuk, Pemkab Banyumas Minta ASN Berdomisili di Cilacap WFH
Baca juga: Kontak Erat 32 Nakes Positif Covid di RSUD Cilacap Ditracing, Satgas Covid: Vaksinasi Nakes Efektif
Sementara, perkembangan kasus harian yang ada di Jateng, hingga Senin, ada penambahan 719 kasus aktiaf. Sebelumnya, pada Minggu (23/5/2021), hanya ada 318 kasus.
Padahal, saat ini, belum terhitung 14 hari setelah libur Lebaran 2021 atau masa inkubasi virus.
Ganjar masih menunggu masa 14 hari, artinya sepekan lagi, untuk menghitung dampak dari adanya pemudik yang nekat pulang ke kampung halaman.
Apalagi, jika dilihat dari klasternya, penularan virus corona jenis baru ini terjadi pada lingkungan keluarga.
Dugaannya, klaster keluarga tersebut berasal dari anggota keluarga yang mudik ke kampung halaman.
"Setelah libur panjang, naiknya berapa, stabilnya kan belum 14 hari," katanya.
Oleh karena itu, ia meminta bupati dan wali kota menyiapkan tempat tidur isolasi untuk mengantisipasi lonjakan kasus.
Ganjar menuturkan, Pemerintah Kabupaten Kudus sudah melaporkan adanya peningkatan kasus dan terjadi peningkatan okupansi atau pemakaian tempat tidur di isolasi dan ICU di rumah sakit.
"Kudus lapor, 'Pak Gubernur, rumah sakit sudah penuh'. Saya sampaikan, semua (isolasi) rumah sakit 'on' lagi. Tempat tidur untuk isolasi maupun ICU dan terpusat, harus disiapkan, tidak bisa ditawar. Yang dulu 'off' sekarang 'on' lagi," jelasnya.
"Kami minta, seluruh Jawa Tengah, tempat tidur (rumah sakit) ditingkatkan," imbuhnya.
Sementara, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jateng Yulianto Prabowo menuturkan, keterisian tempat tidur rumah sakit masih lega.
"Di Jateng, tempat tidur isolasi ada 7.096. Hingga pekan ke-20, keterisian 38,80 persen. Sementara, untuk tempat tidur ICU, eksisting ada 1.064 dan okupansinya 40,51 persen," terangnya.
Baca juga: Saya Merasakan Dua Keanehan Kontekstual, Tatkala Gubernur Ganjar Lantik Bupati Sragen dan Demak
Baca juga: Korban Alami Luka Sayatan di Sekujur Tubuhnya, Ditemukan Warga di Hutan Lindung Singorojo Kendal
Baca juga: Pembersihan Eceng Gondok Masih Berlanjut di Telaga Merdada Dieng Banjarnegara, Berikut Kendalanya
Baca juga: Kebumen Rawan Potensi Tsunami, Stasiun Geofisika Semarang Serahkan Peta Ini
Ada peningkatan bed occupancy rate (BOR) atau pemakaian tempat tidur, baik isolasi ataupun ICU pada pekan ke-20 atau hingga 22 Mei 2021.
Peningkatan tempat tidur ICU 1,69 persen dan tempat tidur isolasi 0,87 persen.
Terkait lonjakan pasien covid di Kudus, Yulianto menyebut, telah menerapkan langkah antisipatif lewat cara menyiagakan rumah sakit di sekitar Kudus.
"Lonjakan kasus di kudus cukup tajam sehingga BOR tinggi, sekitar 75-80 persen. Maka, kami siapkan rumah sakit di Semarang, seperti Wongsonegoro, itu kan BOR-nya rendah, padahal tempat tidurnya banyak. Itu siap untuk dirujuk di Wongsonegoro, jadi kabupaten sekitarnya siap dukung," jelasnya.
Yulianto mengatakan, kasus persebaran Covid-19 yang cukup tajam di Kudus disebabkan pelanggaran protokol kesehatan. (*)