Berita Kriminal Hari Ini
Kronologi Ruwatan Berujung Kematian di Bejen Temanggung, Dukun Sebut Anak Marsidi Titisan Genderuwo
Yang menyuruh atau inisiatif pelaku H atau dukun untuk meruwat beberapa kali karena dianggap nakal dan dikhawatirkan bisa meresahkan masyarakat.
Penulis: Saiful Masum | Editor: deni setiawan
"Jawabannya saling lempar."
"Akhirnya kakek korban dari Desa Congkrang mendatangi rumah (korban) di Bejen," tuturnya.
Setelah itu, ayah korban menunjukkan letak Aisyah yang sudah terbaring meninggal di tempat tidur.
Atas kejadian itu, sang kakek melaporkan temuan tersebut kepada Kades Congkrang dan Kades Bejen, diteruskan kepada Polsek Bejen.
"Lalu anggota Unit Reskrim Polres Temanggung melakukan olah TKP dan menangkap orangtua korban."
"Selanjutnya dibantu Kades dan masyarakat mencari keberadaan Haryono dan Budiono di rumah masing untuk ditangkap di Polres Temanggung," terangnya.
Dari hasil penyidikan keterangan 4 tersangka, Haryono menyebut bahwa anak itu nakal dan keturunan dari gendoruwo.
Disarankan agar bisa sembuh harus dibersihkan dengan cara meruwat.
Setelah diruwat dua kali, korban tak sadarkan diri dan diletakkan di tempat tidur.

Kata AKP Setyo, sang dukun berjanji kalau dia bisa mengembalikan korban hidup kembali dan sembuh dari pengaruh makhluk gaib.
Namun, sang dukun tidak bisa berjanji berapa lama waktu yang harus ditempuh.
"Dukun ini tidak bisa janji kapan waktu korban bisa hidup kembali."
"Ditemukan bukti tisu yang digunakan orangtua korban untuk merawat jazad anaknya bergantian," ujarnya.
Polisi juga menyita barang bukti parfum atau pengharum ruangan yang diletakkan di kamar tempat korban dibaringkan.
"Jadi selama ini masyarakat tidak tahu dan tidak mencium bau mayat."