Erupsi Kawah Sileri

Letusan Kawah Sileri Dieng Masih Berpotensi Terjadi Lagi, Ini Hasil Analisis PVMBG

Kawah Sileri mengalami erupsi freatik yang menghasilkan lontaran material batu sejauh sekira 200 meter dan lumpur sejauh 400 meter ke arah selatan. 

Penulis: khoirul muzaki | Editor: deni setiawan
KOMPAS.COM
Kawasan Kawah Sileri Dieng, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara 

TRIBUNBANYUMAS.COM, BANJARNEGARA - Peristiwa letusan Kawah Sileri Dieng, Kabupaten Banjarnegara, pada Kamis (29/4/2021) petang, cukup mengagetkan.

Padahal, sejak 2 Oktober 2017, aktivitas gunung api Dieng berstatus level 1 alias normal.

Kejadian letusan berdampak terakhir terjadi pada Juli 2017 yang melukai belasan wisatawan.

Kawah Sileri merupakan kawah teraktif di gunung api Dieng, selain Kawah Timbang.

Baca juga: Kabar Erupsi Kawah Sileri Dieng: Warga Batur Banjarnegara Perlihatkan Batu Besar yang Berasap

Baca juga: Perantau Asal Banjarnegara Ini Keluarkan Rp 1,1 Juta Buat Biaya Rapid Antigen dan Tiket Kapal

Baca juga: Banjarnegara Punya Wisata River Tubing dan Kolam Renang Tengah Sawah, Yuk Kunjungi Desa Dawuhan

Baca juga: Cerita Security Gagalkan Aksi Pencurian di Banjarnegara, Dedy Masih Ingat Nopol Kendaraan Pelaku

Menurut Petugas Pos Pengamatan Api Dieng, Aziz Yuliawan berdasarkan rilis Kementerian ESDM Badan Geologi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, hasil pemantauan visual selama periode 1 Januari hingga 29 April 2021, gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut.

Kawah Sileri teramati berasap putih tipis, sedang, hingga tebal dengan tinggi sekira 1-70 meter dari ataa kawah. 

Pada Kamis (29/4/2021) pukul 18.25, kawah itu mengalami erupsi freatik yang menghasilkan lontaran material batu sejauh sekira 200 meter dan lumpur sejauh 400 meter ke arah selatan. 

Material juga terlempar ke arah timur dan barat sejauh sekira 300 meter. 

Pada petang itu atau saat kejadian, terekam sekali gempa letusan dengan amplitudo maksimum 42,7 mm selama 108,15 detik. 

PVMBG menganalisis, erupsi Kawah Sileri bersifat freatik, tidak didahului kenaikan gempa-gempa vulkanik yang signifikan.

Ini menandakan tidak adanya suplai magma ke permukaan.

Erupsi kali ini lebih disebabkan over pressure (tekanan berlebih) dan aktivitas permukaan. 

"Potensi erupsi freatik jelas masih bisa terjadi tanpa harus didahului peningkatan aktivitas visual maupun kegempaan," kata Aziz kepada Tribunbanyumas.com, Jumat (30/4/2021).

Sehingga ada potensi ancaman bahaya berupa semburan batu dan lumpur di sekitar kawah. 

Meski begitu, tingkat aktivitas gunung api Dieng saat ini masih di level normal.

Aktivitas Kawah Sileri pasca erupsi tidak mengalami gejala perubahan sifat atau peningkatan potensi ancaman bahaya.

"Sebaran material saat erupsi terjadi masih di radius kawasan rawan bencana yang direkomendasikan," terangnya. 

Untuk saat ini, masyarakat diimbau tidak memasuki kawasan Kawah Sileri dengan radius 500 meter dari bibir kawah.

Ini untuk menghindari ancaman gas vulkanik konsentrasi tinggi yang dapat membahayakan jiwa. (Khoirul Muzakki)

Baca juga: Pelaku Masukkan Ikan Mas Koki Hasil Curian ke Bagasi Motor, Beraksi di Tasikmadu Karanganyar

Baca juga: Pemuda Asal Magetan Ini Dijerat Pasal UU ITE, Ancam Sebar Foto Vulgar Remaja Putri Karanganyar

Baca juga: Eks Kades Ayamputih Kebumen Ini Kembali Berurusan dengan Hukum, Mantan Istri Dipukul Gunakan Gelas

Baca juga: Kernet Truk di Kebumen Ditangkap Polisi, Jual Pil Hexymer Tanpa Resep Dokter

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved