Berita Pendidikan

179 Siswa SMP di Karanganyar Putus Sekolah, Disdikbud: Penyebabnya Bukan Persoalan Biaya

Berdasarkan data Disdikbud Kabupaten Karanganyar, tercatat ada 179 anak yang putus sekolah dari 80 SMP negeri maupun swasta pada 2020.

Penulis: Agus Iswadi | Editor: deni setiawan
TRIBUNBANYUMAS/AGUS ISWADI
Bupati Karanganyar Juliyatmono. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, KARANGANYAR - Sebanyak 179 siswa tingkat SMP di Kabupaten Karanganyar putus sekolah atau drop out.

Berdasarkan data Disdikbud Kabupaten Karanganyar, tercatat ada 179 anak yang putus sekolah dari 80 SMP negeri maupun swasta pada 2020.

Kepala Disdikbud Kabupaten Karanganyar, Tarsa menyampaikan, jumlah siswa tingkat SMP di Kabupaten Karanganyar total ada sekira 30 ribu siswa.

Baca juga: BST Kemensos Rp 300 Ribu Mulai Disalurkan, Ada 20.827 Penerima Manfaat di Karanganyar

Baca juga: Dua Pengemudi Jalani Rapid Swab Antigen, Lintasi Pos Penyekatan Cemoro Kandang Karanganyar

Baca juga: Polisi Sita Sembilan Meriam Spirtus di Colomadu Karanganyar, Iptu Imam: Ganggu Kenyamanan Warga

Baca juga: DBD Masih Mengintai, DKK Karanganyar Minta Warga Tidak Lengah, Kasus Terbanyak di Gondangrejo

Dia menjelaskan, siswa putus sekolah juga terjadi pada tahun sebelumnya.

Akan tetapi Tarsa tidak mengetahui persis jumah detailnya.

Jika dibandingkan tahun sebelumnya, ada peningkatan jumlah siswa putus sekolah.

"Kami punya data, ada 179 anak (drop out), itu SMP," katanya kepada Tribunbanyumas,com, Rabu (21/4/2021). 

Menurutnya, ada beberapa penyebab anak putus sekolah.

Seperti malas atau motivasi anak yang rendah, dan tingkat kenakalan remaja.

Lanjut Tarsa, kecil kemungkinannya anak putus sekolah karena faktor biaya.

Kendati demikian, dinas akan tetap mendorong anak yang putus sekolah supaya mendapatkan akses pendidikan melalui jalur paket B.

"Kami larinya ke pendidikan luar sekolah, diarahkan ke kejar paket," ucapnya. 

Sementara itu Bupati Karanganyar, Juliyatmono mengatakan, akan melakukan pendataan dan menelusuri beberapa anak yang putus sekolah baik itu SD, SMP, hingga SMA/SMK. 

"Kami telusuri penyebab mereka tidak sekolah."

"Kalau SD, SMP drop out serius itu persoalannya."

"Karena itu program wajib belajar."

"Tidak ada alasan apapun untuk tidak menyekolahkan anak," pungkasnya. (Agus Iswadi)

Baca juga: Baznas Salurkan Paket Sembako, Bentuk Apresiasi Terhadap Guru Agama di Kota Tegal

Baca juga: Sudah Berjalan Tiga Hari, Tes GeNose C19 di Terminal Kota Tegal, Sehari 10 Penumpang Secara Acak

Baca juga: Peneror Putri Bupati Brebes Ternyata Pecatan Polisi, Pelaku Sempat Tabrak Portal Gerbang Mapolres

Baca juga: Ribuan Pil Psikotropika di Plastik Hitam Ditemukan di Area Lapas Brebes, Diduga Dilempar dari Luar

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved