Olimpiade Tokyo 2021

Korea Utara Absen di Olimpiade Tokyo 2021, Beralasan Ingin Lindungi Atlet dari Krisis Kesehatan

Korea Utara tak akan berpartisipasi dalam Olimpiade Tokyo tahun ini. Keputusan ini diambil untuk mencegah penularan COvid-19.

Editor: rika irawati
KONTAN
Ilustrasi Olimpiade 2021 di Tokyo. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, PYONGYANG - Korea Utara tak akan berpartisipasi dalam Olimpiade Tokyo tahun ini. Keputusan ini diambil untuk mencegah penularan COvid-19.

Hal ini disampaikan Kementerian Olahraga Korea Utara, Selasa (6/4/2021) waktu setempat.

"Keputusan itu dibuat pada pertemuan komite Olimpiade Korea Utara, bersama dengan Menteri Olahraganya Kim Il guk, pada 25 Maret," kata kementerian itu di situsnya, yang disebut Joson Sports.

Baca juga: Uang Tiket Bakal Dikembalikan, Penyelenggara Olimpiade Tokyo Resmi Larang Penonton dari Luar Negeri

Baca juga: Olimpiade 2020 Resmi Ditunda Buntut Pandemi Global Virus Corona, Begini Reaksi Para Atlet

Baca juga: 50 Ribu Warga Korea Utara Dikabarkan Tewas di Tempat Karantina Covid-19

Baca juga: Membelot, Yeonmi Park Ceritakan Kondisi Memilukan Rakyat di Korea Utara

Menurut Guardian, komite beralasan, keputusan untuk tidak mengikuti Olimpiade ke-32 tahun ini adalah untuk melindungi atlet dari krisis kesehatan global akibat virus corona.

Kementerian mengatakan, pertemuan itu juga membahas cara-cara mengembangkan teknologi olahraga profesional, memperoleh medali di kompetisi internasional, dan mempromosikan kegiatan olahraga publik selama lima tahun ke depan.

Dengan hanya 109 hari tersisa hingga Olimpiade Tokyo, otoritas kesehatan Jepang khawatir bahwa varian mutasi virus corona mendorong gelombang keempat yang muncul baru-baru ini.

Mutasi Covid-19 di Jepang tampaknya lebih menular.

Varian baru virus corona ini juga mungkin resisten terhadap vaksin, yang masih belum tersedia secara luas di Jepang.

Situasinya paling buruk di Osaka, di mana infeksi mencapai rekor baru pekan lalu.

Kondisi ini mendorong pemerintah daerah memulai lockdown yang ditargetkan berlangsung selama satu bulan mulai Senin (5/4/2021).

Varian mutasi Covid-19 yang pertama kali ditemukan di Inggris telah terjadi di wilayah Osaka.

Virus menyebar lebih cepat dan membuat jumlah pasien meningkat, memenuhi tempat tidur rumah sakit dengan kasus yang lebih serius daripada virus aslinya, menurut Koji Wada, penasihat pemerintah tentang pandemi.

Baca juga: Pemkab Banyumas Siapkan 23 Ribu Tes Cepat Antigen bagi Pemudik Lebaran, Biaya Ditanggung Pemudik

Baca juga: Tak Perlu ke PN Purwokerto, Warga Banyumas Bisa Urus Keterangan Bebas Pidana di Desa Lewat Eraterang

Baca juga: Pandemi Covid-19 Tak Halangi Warga Berdonasi: Bulan Dana PMI 2020 Purbalingga Capai Rp 688 Juta

Baca juga: Pasokan Tersendat, Stok Vaksin Covid di Kudus Tinggal 40 Vial. Hanya Cukup untuk 400 Orang

Gelombang keempat akan menjadi lebih besar, kata Wada, seorang profesor di Universitas Internasional Kesehatan dan Kesejahteraan Tokyo.

"Kami perlu mulai membahas bagaimana kami dapat memanfaatkan langkah-langkah yang ditargetkan ini untuk wilayah Tokyo," katanya.

Kota Osaka membatalkan acara estafet Obor Olimpiade di sana.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved