Berita Semarang

Gelar Upaca Bendera di Atas Perahu, Ini Harapan Nelayan Tambakrejo Semarang di Hari Nelayan Nasional

Hari Nelayan diperingati nelayan di Tambakrejo Tanjung Mas Semarang lewat upacara bendera di muara SUngai Banjir Kanal Timur.

Penulis: iwan Arifianto | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS/Iwan Arifianto
Para nelayan di Kampung Tambakrejo, Tanjung Mas, Semarang Utara, Kota Semarang, menggelar upacara bendera untuk memperingati Hari Nelayan Nasional di muara Sungai Banjir Kanal Timur (BKT), Kota Semarang, Selasa (6/4/2021). 

TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Sejumlah nelayan di Kampung Tambakrejo, Tanjung Mas, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang, menggelar upacara bendera untuk memperingati Hari Nelayan Nasional, Selasa (6/4/2021).

Uniknya, upacara digelar di tengah muara sungai Banjir Kanal Timur (BKT) Kota Semarang.

Belasan perahu ukuran di bawah 1 gross tonnage (GT) bergerak memutar, mengitari perahu nelayan milik Marzuki.

Marzuki yang berada di kapal itu kemudian menancapkan bendera merah putih bertiang bambu ke dasar sungai.

Baca juga: Dua Kampung Nelayan Masuk Program Kotaku di Kendal, Dico: Jadi Kawasan Bebas Kumuh Tahun Ini

Baca juga: Berkah Nelayan Saat Musim Baratan, Tangkapan Udang Rebon Melimpah di Tegal

Baca juga: DPRD Minta Pemkot Semarang Lakukan Operasi Pasar Jelang Ramadan untuk Jaga Harga Tak Melonjak

Baca juga: Polisi Menggerebek Rumah di Sampangan Kota Semarang, Diduga Densus 88 Tangkap Terduga Teroris

Perahu lain yang berhias bentangan kain berwarna putih berhenti berderet mengitari bendera.

Para nelayan yang sebagian mengajak anak dan istri, kemudian menyanyikan lagu Indonesia Raya sambil melakukan hormat bendera.

Bukan musik, koor sederhana mereka diiringi desiran angin yang sesekali bertiup kencang.

"Kami berharap, di Hari Nelayan Nasional ini mampu merdeka di laut," ujar Ketua Nelayan KUB Armada Laut 2 Dani Rujito (42), seusai acara, Selasa (6/4/2021).

Harapan tersebut, kata dia, lumrah diinginkan para nelayan Tambakrejo.

Pasalnya, selama ini, mereka mengalami berbagai kejadian tak mengenakan.

Di antaranya, menjadi korban penggusuran dan tinggal di rumah bedeng selama 2 tahun.

Sekarang, mereka sudah tinggal di rumah deret yang lebih nyaman.

"Kami juga ingin sejahtera di laut. Jadi, kami harap dukungan dari pemerintah maupaun lembaga terkait lain," paparnya.

Dia mengungkapkan, saat ini, ada 80 nelayan di Tambakrejo. Namun, dari jumlah tersebut, hanya 47 nelayan yang memiliki perahu. Sisanya, nelayan tanpa perahu.

Mereka terbagi di tiga Kelompok Usaha Bersama (KUB).

"Para nelayan jauh dari kata sejahtera. Kami berupaya memikirkan anggota, bagaimana caranya mampu meningkatkan ekonomi," jelasnya.

Baca juga: Dragan Janjikan Laga PSIS Kontra PSM Makassar di 8 Besar Piala Menpora Menarik, Ini Alasannya

Baca juga: KABAR DUKA, Sastrawan Umbu Landu Paranggi Tutup Usia

Baca juga: Bupati Purbalingga Berharap, Golaga Jazz Festival Bisa Masuk Calender Event Kemenpar

Baca juga: Terjerat Kasus Narkoba, Pemuda Asal Bobotsari Akhirnya Ucap Ijab Kabul di Musala Polres Purbalingga

Sejauh ini, kata dia, KUB mencoba memfasilitasi nelayan lewat cara meningkatkan kemampuan, semisal beternak lobster atau kerang.

Usaha tersebut diharapkan mampu menjadi penolong bagi nelayan saat cuaca ekstrem melanda.

"Kalau lobster masih merintis, sedangkan kerang hijau sudah berkembang," katanya.

Sementara, Jupriadi (40), nelayan Tambakrejo, mengaku sempat mengalami kesulitan memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, saat cuaca ekstrem melanda.

Beruntung, dia mampu menyiasati lewat sistem menabung.

Kala tangkapan ikan melimpah, uang lebih ditabung. Saat cuaca ekstrem, tabungan itu jadi sumber kebutuhan sehari-hari.

Kendati demikian, masih banyak nelayan yang tetap nekat melaut di tengah cuaca ekstrem lantaran tak ada pilihan lain akibat desakan kebutuhan ekonomi.

"Akan tetapi, melautnya tak sampai ke tengah, hanya di pinggiran," jelasnya.

Nelayan Ahmad Aksis menambahkan, Hari Nelayan tahun ini memang spesial bagi kampung nelayan Tambakrejo. Pasalnya, mereka baru saja menempati rumah deret.

Tak heran, para nelayan menyemarakan Hari Nelayan Nasional lewat serangkaian kegiatan.

Di antaranya, kegiatan bersama para seniman teater, pasar kuliner bahari, bersih pantai, juga tanam magrove.

"Kami juga sedang menata wisata air dan nantinya ada wisata mangrove. Hal itu bagian dari upaya kami untuk sejahtera," terangnya. (*)

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved